12. Topeng Setengah Wajah

56 6 1
                                    

Ethan tak merasa bahwa pertunjukkan ini membuatnya terhibur.
Semua ini membosankan.
Padahal, awalnya ia merasa bahwa menghabiskan waktu disini akan menyenangkan. Di Supernova !

Namun, Ethan berhenti mengayunkan tubuhnya diatas ayunan saat sesosok bocah berlari-lari dari satu tenda ke tenda lainnya. Bocah itu tidak terlalu muda untuk disebut bocah. Ia mungkin diatas 10 tahun. Tapi, lihat tingkahnya itu.

Mungkin anak itu sadar bahwa ia sedang diperhatikan, spontan saja ia menoleh ke arah Ethan.

Untungnya, Ethan menutupi wajahnya dengan topeng dengan cepat menggunakan sihirnya.
Ia hanya perlu melakukan gerakan scan wajah dengan tangannya.

Mereka beradu pandang, namun Ethan yakin bahwa seharusnya anak itu tak lagi terfokuskan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka beradu pandang, namun Ethan yakin bahwa seharusnya anak itu tak lagi terfokuskan padanya. Seharusnya.

Agak ragu, anak itu melangkah pergi. Masih mencuri-curi pandang ke arah Ethan yang kini terduduk diam dan tegak. Ia berusaha sebisa mungkin terlihat seperti patung.

Walau sia-sia.

Si kembar tiba-tiba saja muncul dari belakang Ethan dan mulai mengganggu pemuda itu. Mereka menarik kedua tangan Ethan, memaksanya beranjak dari duduk dan berdiri mengikuti mereka.

Bagaimana si buta bisa melihat ?!?!

Ethan mengumpat saat si kembar meneriakkan namanya dan mulai merengek, mengundang lirikan ibu mereka, Lily Robert yang berdiri tak jauh dari sana, sedang beratraksi dengan tanaman-tanaman miliknya.

"Oke, oke," Ethan mengangkat kedua tangannya, menolak ditarik lebih kuat. "Apa mau kalian ?"

"Gendong !" Pekik si Buta.

Ethan menjadi kikuk. Ia menimbang apakah menggendong si kembar bersamaan adalah pilihan yang bagus ?

Atau itu tidak dapat dikategorikan sebagai pilihan sama sekali ?

"Kalian saling mengenal !"

Ethan mengangkat wajahnya, anak itu.
Si bocah pirang bermata abu-abu. Atau hijau pudar.
Anak itu, ia kini dekat dengannya.

"Tentu kami saling mengenal," Ujar Ethan sambil meraba wajahnya, memastikan topengnya berada disana. "Kenapa tidak ?"

"Karena yang kulihat, banyak anggota sirkus tak saling menyapa bila tak satu tenda."

"Pengelihatanmu menipumu."

Anak itu mengangkat bahu. Ia mendekati salah satu dari si kembar, lalu menepuk kepala mereka lembut.

"Kalian cantik, menggemaskan sekali."

"Apa kau sudah mengunjungi mereka di tenda sebelumnya ?" Tanya Ethan, menunjuk si kembar.

"Belum. Pertunjukkan seperti apa yang mereka suguhkan ?"

"Kami melihat keberuntungan dan kesialan." Jawab si buta.

GLASS MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang