Am i a bitch?

206 10 8
                                    

" Aku menginginkan mu Hendra, aku ingin disisi mu. Kumohon !" Yana bersimpuh dihadapan Hendra saat ini. Dia tidak peduli jika Hendra berpikir dia tidak punya harga diri.

" Tetapi aku tidak mengingikanmu Yan. Aku bukan laki-laki yang mau terikat hubungan" Hendra berusaha melepaskan kaki nya dari tangan Yana.

" Aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersama mu. Aku tidak peduli apapun" Yana tetap bersujud dihadapan Hendra seolah laki-laki itu Tuhan.

" Baiklah. Aku terima tapi jangan pernah mengikat ku. Jangan merasa aku milikmu. Aku orang yang bebas,dunia ku bebas. Aku tidak mengenal batasan. Jadi,jangan jadi wanita lemah seperti ini. Menyedihkan" Hendra meludahi wajah cantik Yana.

Selalu saja Yana yang disakiti. Hendra itu tidak tahu diri. Syukur punya istri kayak Yana yang "mengerti aturan" dan "selalu" menjaga arti hubungan.

" Kamu, bisa pergi kemana pun yang kamu mau. Gunakan uang yang kuberikan untuk mu. Namun,kamu harus ingat. Jangan coba-coba bawa pria lain kesini. Aku tidak suka,kamu juga harus buktikan ucapan mu dua tahun yang lalu kan. Kamu mencintai ku,hanya aku. Jadi,hanya aku yang berhak atasmu" Hendra bersikap seolah "Tuhan" didepan Yana. Dia melirik sekilas wanita itu dari cermin kamar mereka ralat bukan mereka tapi Hendra karena Yana harus tidur di balkon kamar.

"Ini jas mu. Ehmm Hendra,hari ini aku akan pergi bersama teman ku. Mungkin akan pulang malam. Jadi mungkin tidak ada makan malam" Ucap Yana sambil menunduk ketakutan

"Ya,terserah mu. Aku juga ada kencan malam ini. Aku muak melihat mu. Wanita lemah,tidak tahu diri. Disuruh cerai tidak mau. Jelas kamu cemas akan kehilangan harta ku" Hendra menatap Yana sinis. Dia benci wanita di depannya ini.

" Terserah mu Hendra. Aku tidak peduli" Yana capek dengan omongan Hendra.

Hendra langsung pergi ke kantor setelah memakan sarapan nya. Dia terlihat sangat gagah dengan jas hitam. Terlihat menawan,lembut dan menggoda. Namun,itu hanya omongkosong karena Hendra sangat kasar.

"Halo Yan,lo bakal datang kan ke party malam ini?. Gue harap lo enggak dihalangi sama si ganteng Hendra" tiba-tiba HP Yana bunyi dan sialnya itu dari Vita fans Hendra Setiawan sekaligus sahabat kecil Yana
" Enggak masalah. Gue udah izin ke dia tapi bilang nya pergi sama teman. Jalan-jalan biasa. Jadi,kalau dia nelpon lo. Lo bilang aja gue pergi sama lo nonton bioskop"

" Wih,gila!. Lo bohongin Hendra?. Kalau dia tahu kita pergi ke club malam kek mana?. Lo tahukan resiko nya Li"

" Gue enggak peduli. Toh,gue enggak pernah batasin dia. Perjanjian nya kami berdua itu bebas. Status kami aja yang suami istri. Gue itu capek Vit,nengok hidup gue. Suami kek Hendra itu emang idaman banget tampang luar,tapi dalam nya busuk. Lo tahu kan gue sering dikasarin. Kalau enggak demi orangtua gue,orangtua dia dah gue tinggalin dia"

" Gue ngerti lo kok Yan. See you baby,gue tunggu di club malam ini. Pakaian mu yang sexy ya. Awas mabuk,bawak pengaman. Mana tahu lo kelepasan kontrol. Haha"

"Apaan sih. Dasar Bi*ch" jawab Yana kasar. Semenjak tinggal bersama Hendra,dia terkontaminasi ucapan pria itu.

"Lo juga Bi*ch. Punya Hendra yang ganteng nya kebangetan hahaha" ledek Vita balik.

"udahan ah,aku mau bersih-bersih dulu. Biar nanti tenang. See you😘"

Yana memang seperti itu. Dia sering bermain-main dibelakang suami nya. 2 tahun yang lalu,dia memang masih polos. Polos banget sampai mau dinikahi sama cowok kek Hendra tapi sekarang, dia malah terikut-ikut sama pola hidup Hendra. Minum,ngerokok,ke club,sakau,ditampar,dipukul,disiksa,bersih-bersih rumah kayak pembantu. Mungkin itu keseharian Yana. Semua sudah berubah.
____
Voment thanks 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang