Tiga

15.2K 577 14
                                    

Adrian duduk dengan gaya elegannya sambil menikmati soto ayam yang masih tersisa di mangkuknya, sedangkan Risya sudah menikmati cemilan lain yang ia beli.

"Sudah puas?" tanya Ian dengan nada seakan penuh penekanan, dan dijawab dengan sebuah cengiran dari Risya.

"Terimakasih karena sudah menurutiku, oh ia apa perjalanannya masih lama?" ucap Risya

Adrian menatap segan, "Masih sangat lama, kenapa? Takut?" jawab Ian

Raut wajah Risya sedikit berubah mendengarnya, Risya membenci ini.

"Kenapa ? Ada apa?" tanya Ian lagi

Risya menggeleng ,"Tidak. Tidak ada apa apa"

"Lalu kenapa selalu itu yang kamu tanyakan?" cecar Ian

Risya memalingkan pandangannya, raut wajahnya berubah sedih "Aku hanya.." Risya diam sejenak "Hanya tidak suka ada diperjalanan jauh"

Sambil berdiri Ian mengatakan sesuatu, "Alihkan pikiranmu, dan jangan bersikap kekanakan"

Risya menatap Ian yang berdiri dan berjalan keluar dari tempat makan. Risya mengekori dengan perlahan, sebenarnya ia sangat ingin mengobrol dengan Ian tapi sepertinya Risya harus sabar dengan sikap dingin Ian.

"Adrian tunggu !!" panggil Risya sambil sedikit berlari mengejar Ian.

Risya dan Adrian kini sudah menaiki pesawat selanjutnya, kali ini Risya terlihat lebih gugup dari penerbanga yang pertama, karena perjalanan ini akan lebih lama dari yang pertama tadi.

Tanpa sengaja Risya memegang tangan Adrian membuat Adrian menoleh kearahnya,"Maaf" ucap Risya polos.

"Ada apa?"

"Aku gugup"

"Tidur saja"

"Tidak bisa"

"Menulislah"

"Tidak bisa"

"Lalu?"

"Entahlah" jawab Risya kini seakan ingin menangis.

Risya menoleh keluar jendela pesawat yang belum tinggal landas itu, bukan lapangan terbang yang ia lihat tapi sebuah ingatan kecil.

--------------------
Flashback

"Mama, kita sudah sampai?" tanya seorang gadis kecil dengan riangnya seakan tidak sabar untuk sampai pada tujuannya.

"Belum sayang masih jauh nak perjalanannya, Ica bisa tidur dulu sambil menunggu" jawab wanita cantik disampingnya.

"Tidak, Ica mau lihat pemandangan Ma" jawab gadis kecil dengan riang

Gadis kecil itu bernyanyi dengan suara melengkingnya tapi diberikan tepukan oleh Mamanya dengan bahagia. Hari itu Ica kecil akan mendatangi rumah neneknya di malang, Ica dan Mamanya berangkat diantar supir tanpa Papahnya.

"Mama, kenapa Papa ga ikut?"

"Papah lagi kerja sayang, nanti malam Papah nyusul kita naik pesawat" jelas sang Mama

"Oooo begitu" sahutan dari bibir mungil Ica

Suasana begitu ceria karena celotehan Ica yang selalu bertanya ini dan itu setiap ia melihat sesuatu yang baru, dan sang Mama menjelaskan dengan sabar.

Ica kecil tertidur pulas dalam pangkuan sang Mama, namun semua keheningan itu berubah menjadi teriakan saat mobil yang ditumpangi Ica kecil ditabrak dari arah belakang oleh tronton besar, suara tabrakan membuat Ica terbangun dan berteriak keras melihat dirinya ada di dalam tubuh Mamanya yang sudah tidak bernyawa.

My Wedding (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang