5. Jadian

14.7K 601 17
                                    

"Na Naaa tungguin gue dong" teriak Keily yang kini sedang berlari mengejar Viona.

Bukan nya berhenti, Viona malah semakin cepat melangkahkan kaki nya.

"VIONAAAAAA TUNGGUIN GUEEE, AELAH..." teriak Keily semakin kuat menggema di koridor sekolah.

Refleks Viona menghentikan langkah nya dan menutup telinga nya, dasar suara cempreng, kesal nya.

Hosh...hosh...

Viona berkacak pinggang sambil menatap tajam Keily.

"Eheheee.. Maaf ya Na, suara emas gue tiba-tiba aja keluar dengan sendiri nya" Keily mengeluarkan cengiran nya.

"Untung lo teman gue, kalo gak uda gue sumpel tuh mulut lo pake sepatu gue. Eh dimana Viola?" tanya Viona saat menyadari Viola tak ada bersama Keily.

"Masih di kantin noh, kata nya ada yang mau di omongin ke kak Alvin" jawab Keily.

"Mau ngomong apaan?" tanya Viona bingung. Apa ya kira-kira?

"Ye mana gue tau. Dia gak bilang apa-apa, cuma nyuruh gue buat nyusulin elo" Keily menggaruk-garuk kepala nya yang tak gatal.

"Oh" itulah jawaban yang keluar dari mulut Viona.

Keily menganga tak percaya, kenapa dia bisa punya sahabat sedatar itu ya?

Terlalu asik dengan lamunan nya, Keily tak sadar kalo sekarang Viona sudah berjalan lagi dan meninggalkan nya kembali.

"Aelah Na, kenapa gue di tinggal lagi sih, kasian banget Princess Keily" ucap Keily saat sadar ia telah di tinggal Viona.

Keily kembali berlari mengejar Viona.

Sementara di sisi lain, Viola mencari keberadaan kakak nya dan Keily.

Ia menyusuri koridor sekolah, dari jauh ia melihat Keily yang berlari-lari mengejar kakak nya. Saat ia ingin mempercepat langkah nya, namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan nya dan membawa nya ke sebuah ruangan.

Orang itu menutup pintu lalu mengunci nya. Viola terkejut dengan apa yang ia lihat, kenapa Fero membawa nya kesini?

"Kenapa?" tanya Viola to the point.

"Ada yang mau gue omongin ke lo" balas Fero yang kini raut wajah nya mulai serius.

"Bilang aja" kini Viola mencoba tersenyum.

"Gue...

"Gue kenapa?

"Gue suka sama lo, dan lo mau gak jadi pacar gue?" Akhir nya terucap juga kata-kata itu dari mulut Fero.

Viola menganga tak percaya. Bukan nya Fero menyukai kakak nya? Kenapa malah diri nya yang di tembak? Viola merasa ada yang aneh dengan Fero.

Viola mulai menatap mata Fero dalam-dalam.

Sementara Fero mulai takut kalo diri nya di tolak.

Ayo dong La terima gue, biar rencana gue bisa berjalan lancar, batin Fero.

Sekarang ia tau kenapa Fero tiba-tiba jadi aneh. Viola membaca pikiran Fero, ia tersenyum miring saat mengetahui maksud dari ini semua.

Viola memejam kan mata nya sekilas lalu kembali terbuka dan menatap Fero, ia mulai memantapkan hatinya.

"Iya gue mau" ucap Viola sambil memaksakan senyuman.

"Tapi gue minta lo rahasiain ya hubungan kita ini, apalagi kalo di sekolah, jangan sampe ada yang tau termasuk kembaran lo" kata Fero.

"Kenapa?"

Karna gue cuma mau manfaatin lo doang, karna yang gue inginkan cuma kakak lo" ucap Fero dalam hati.

"Karna gue gak suka terlalu mengumbar-umbar status" ucap Fero berbohong dan Viola tau itu. Ia melihat kebohongan Fero dan ia juga bisa mendengar ucapan Fero yang ia katakan di dalam hati nya.

Viola merasa diri nya bodoh sekarang. Jelas-jelas ia tau kalo Fero hanya memanfaatkan nya, tapi ia tetap menerima pernyataan suka Fero yang jelas-jelas rasa suka Fero kepada nya tak pernah ada. Tapi ia tak tega harus menolak Fero saat hati nya sedikit senang karna Fero mau menjadikan dirinya sebagai pacar nya, namun ia terlalu polos. Ia tak memikirkan bagaimana nantinya, dirinya akan tersakiti perlahan-lahan. Namun ia tak menyesal karna telah menerima Fero, ia berpikir sebelum melepas Fero selamanya ia ingin sebentar saja memiliki Fero walau hanya raga nya, karna ia tau, ia tak akan bisa memiliki hati Fero.

"Tenang aja aku gak bakal kasih tau siapa-siapa" ucap Viola tulus.

"Aku?" Fero mengeryitkan dahi nya.

"Eh itu, kita kan uda jadian, sekarang boleh ya manggil nya aku-kamu" pinta Viola dengan polos nya.

"Iya, tapi saat kita hanya berdua aja, kalo kamu pas lagi sama teman-teman kamu, jangan pake aku-kamu, intinya pas kita lagi berdua aja kaya gini" ucap Fero datar.

Viola kembali tersenyum miring, miris sekali diri nya.

"Iya gapapa" seru Viola sambil tersenyum tulus.

Fero mengusap-ngusap puncak kepala Viola, sedangkan Viola menegang seketika.

"Kalo gitu aku keluar duluan ya" Fero keluar dari ruangan itu meninggalkan Viola sendirian.

Viola tak mengerti dengan perasaan nya, di satu sisi ia senang dengan status nya sekarang, tapi di sisi lain ia juga sedih karna status nya itu yang akan membuat nya terluka.

Selepas kepergian Fero, tanpa sadar Viola menitikkan air mata.

"Apa keputusan ku ini sudah benar?" ucap nya lirih.

Ia keluar dari ruangan itu dan kembali berjalan menuju kelas nya.

***

Alvin merasa bosan dan menghilangkan kepenatan jiwa nya dengan mencari udara segar di taman.

Tak jauh dari penglihatan nya, ia melihat Viona duduk sendirian di taman, dengan tergesa-gesa ia menghampiri Viona yang sedang asik dengan es krim nya.

"Hai" sapa nya saat sudah berada di dekat Viona.

"Ya" jawab Viona datar, masih asik dengan es krim nya.

"Sendirian? Mana kembaran lo?" tanya Alvin heran, biasa nya Viona dan Viola selalu bersama.

"Iya Viola dirumah, dia gak mau ikut gue jalan-jalan, eh tumben lo gak alay, biasa nya juga lebay" ujar Viona.

"Gue cape lebay-lebay mulu, bukan gaya gue yang sebenarnya, lagian mau kaya gimana pun gue, lo juga gak bakal suka sama gue kan?" Alvin tersenyum miris.

"Ngomong apaan sih lo, uda sini duduk bareng gue, mumpung gue baik nih, jarang-jarang gue mau nawarin orang" ucap Viona mengalihkan pembicaraan

Alvin menaikkan sebelah alis nya? Nih cewek beneran Viona? Pikirnya.

Alvin kini duduk di sebelah Viona.

"Gue lebih suka sifat lo yang kaya gini dari pada lo yang lebay bin alay itu, jijik gue liat lo pas sifat aneh lo itu muncul" tambah Viona tanpa ragu.

"Hahahaa... Lagian gue sengaja biar bisa nyuri perhatian lo, habis nya lo cuek banget, lagian gue sendiri juga jijik sama sifat gue yang itu, gue bakal jadi diri gue sendiri lagi, yang dingin dan juga datar" balas Alvin yang kini benar-benar memasang ekspresi datar nya.

Viona mulai memperhatikan Alvin, benar kata Viola, mungkin gak semua cowok itu brengsek. Selama ini Viona selalu hidup dalam bayang-bayang masa lalu.

****

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang