Satu

61 3 2
                                    

Cuaca malam sedang tidak bersahabat niat untuk berteduh sejenak dalam ruang pondok bambu berukuran kecil itu nampaknya sudah semakin bulat, aku langsung membanting kanan setir ke area parkir dan mampir cepat-cepat masuk menempati kursi yang masih tersisa didalam kedai tersebut, beruntung masih ada tempat yang kosong! tanpa rasa malu-malu melewati ditengah kerumunan para tamu undangan suasana penuh keramaian  Barangkali lagi ada acara pesta malam "sepintas berfikir demikian" melihat keadaan sekitar nampak ada salah seorang memakai jaket jeans hitam tepat duduk tak jauh dipondok sudut kananku sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu!!!
Awalnya kepikiran untuk duduk disamping pria itu sekedar teman ngobrol tapi barangkali ia sedang menunggu kekasihnya, pria berambut gimbal itu duduk diam termenung sendiri, wajahnya gelisah dalam keremangan cahaya sedikit kekuningan yang tidak begitu kelihatan jika dipandang dari jarak jauh.

Sesekali bola mataku mencoba menyoroti lebih jelas perawakan pria berambut gimbal itu, namun berpura-pura seakan tak perduli dengan keberadaannya.sambil menyesap sedikit demi sedikit hidangan kopi yang belum lama ku pesan beberapa menit yang lalu berharap juga hujan segera redah karena masih banyak tugas penting yang belum terselesaikan.

Tempat yang ku duduki tak jauh dari pria itu, kebetulan malam hari yang cukup sial bagiku sekujur tubuh basah kuyup habis diguyur hujan sepanjang perjalanan
sepulang dari tempat kerja sebab itulah aku memilih untuk mampir sebentar di kedai milik pengusaha ternama yang biasa di panggil Pak Tono, aku baru ke dua kalinya singgah ditempat ini sembari melepas kepenatan tubuh karena kerjaan yang cukup memeras keringat seharian, pandanganku belum sepenuhnya memperhatikan satu per satu orang-orang sekitar apa terlebih pria itu, karena ia berada pada posisi yang sulit mataku untuk menjangkaunya dan fikiran masih terfokus pada kaos dan celana yang kukenakan karena basah hampir menembus pakaian dalam, suasana kedai pada malam hari cukup ramai pengunjung, menikmati hangatnya kopi hitam dengan gurihnya sebatang rokok yang beruntung masih terselip pada bungkusan yang remuk akibat basah kehujanan masih dapat kunikmati seperti biasa, tiba-tiba seorang wanita berpostur badan tinggi memakai celana pendek dan shale berwarna merah dari arah pintu masuk semakin mendekat dengan gerak langkah cepatnya datang mendekat disamping pria gimbal tersebut "paassssssss2x" tangan kanannya melekat tepat sasaran "Andi kamu keterlaluan banget sih kenapa kamu tinggalin aku sendirian ditempat makan" perempuan beparas manis terlihat seperti melampiaskan kekesalannya dengan tangisan, pria berambut gimbal menjawab mentah-mentah perkataan perempuan yang barusan menampar nya tanpa memperdulikan orang sekitar yang lagi Asik berkencan dengan pasangan mereka masing-masing "aku sudah mulai muak dengan tingkahmu Ririn", sebaiknya hubungan kita cukup sampai disini" tapi Andi kita kan udah lama pacaran kita udah hampir nikah tega banget sih kamu" jawab perempuan cantik dengan nada kecewa sambil berusaha menarik jaket yang dikenakan pria itu, suasana berubah seketika ricuh namun meski demikian banyaknya pengunjung tak ada satupun yang kukenali diantara mereka yang duduk berpasangan. tak lama kemudian Andi bersikeras meninggalkan tempat dengan melepaskan tangan Ririn yang terus berusaha menahan, usaha Ririn tak berhasil andi mengabaikannya dalam keadaan menangis, bergegas pula Andi dengan motor gede barangkali itu motor miliknya "jreeeen jreeeng!!!!!!! aku masih ditempat terdiam melihat Ririn menangis, aku baru pertama kali mengenal  andi dan Ririn dari pertengkaran itu, tak lama kemudian kuberanikan diri dan coba mendekati "rin sudah diam saja mari ku anterin kamu pulang" jam sudah menunjukkan pukul 11 malam nih pintaku ke Ririn, sepintas mengangguk "iya bang tolong Anterin aku pulang yah? "tapi bang!!! Kamu siapa?tanya Ririn ke aku "aku Rian" jawabku singkat, Ririn menatap ragu wajahku dengan suara yang terdengar kaku "tidak merepotkan rian kan? "Ah tidaklah, jawabku" kalau gitu Bantuin antar ririn yah ke rumah" akupun menggenggam tangannya lalu menyuruh ia menaiki motorku "silahkan naik dek Ririn" ririn menaiki sepeda motorku meski sangat kelihatan wajah cemas nya karna mungkin ia baru mengenali aku beberap waktu yang lalu.

malam semakin larut dalam perjalanan menuju rumah Ririn cukup memakan waktu bahkan alamatnya pun belum sempat aku tanyakan kami berdua tidak menceritakan sesuatu apapun sudah hampir sekitar 10 menit dalam perjalanan tiba2 terdengar klakson dari arah belakang teteteeeeeeeeet teeeeetrt!!!! spontan aku kaget "woyy brengsek loe" kenapa kamu boncengin pacar gue" suara Andi terdengar jauh dari arah belakang, jawabku dengan sedikit sinis "kamu yang brengsek Andi" tega banget sih tinggal in pacar kamu sendirian, aku hanya mau anterin dia ke rumah jangan salah sangka dulu " okelah" kalau begitu jawab Andi dengan nada sedikit mengancam "kamu lihat saja nanti bang!! sedikit menoleh pandanganku ke belakang terlihat "Andi memutar laju balik kendaraannya dengan cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pusara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang