Setan ini suka muncul di pojokan kamar ketika ada sepasang manusia sedang bersetubuh. Ia sesungguhnya sedang mencari sebuah metode ampuh demi menjerat manusia ke dalam genggamannya. Banyak eksplorasi telah ia lakukan dan didapatinya terlalu ribet. Pada akhirnya ia kembali ke jalan awal yang paling mudah. Merenggut sukma melalui senggama.
Kawannya yang kuat-kuat, sebab mereka sudah menjaring banyak jiwa sesat di genggaman, sudah terlampau sering mengejeknya. Kau setan payah. Kata mereka. Setan gemar arisan, dan di acara seperti itu si setan suka dicemooh. Ketika ia sudah habis kesabaran, ia menggebrak meja dan berkata lantang. “Aku akan menjaring jiwa-jiwa sesat lebih banyak dari kalian, teman-teman bedebah.”
Tawa ledak mencemooh si tuan Iblis melukai hatinya. Maka sudah, si setan ini mengemban misi demi pembuktian diri. Ia akan menjerat manusia-manusia celaka untuk dijadikannya budak, yang secara otomatis akan memperkuat dirinya. Jiwa-jiwa sesat adalah teman sejati para setan.
Tak hanya akan menjaring jiwa-jiwa, si setan berniat untuk menggantikan jiwa-jiwa itu pada raga masing-masing. Ia akan mencabut sukma dan merasuk. Kemudian ia akan mencari celah lagi di pergumulan keringat dan syahwat. Sasaran paling empuk adalah muda mudi, ia tahu betul itu. Si setan akan girang dan siap merasuki mereka melalui pembuluh darah. Membuat mereka lupa dan memberingas melewati batas fitrah. Pesta pora setan yang gemar mengadu syahwat manusia.
Diawali dengan ketakberdayaan seorang gadis tertimpa sial diperkosa bujang lapuk buruk rupa di pematang sawah. Si setan menawarkan jalan balas dendam. Si gadis tak kuasa menghindari perbuatan hina dina itu, dirinya dimasuki tanpa izin. Di ambang kesadaran, ia mendengar suara.
Izinkan aku membalaskan dendammu.
Siapa kau?
Tentang siapa aku tidaklah penting, izinkan aku masuk menggantikanmu dan akan kutikam pemuda bajingan yang sedang menyodokmu.
Bagaimana caranya?
Buai ia sampai muncrat, dan pastikan juga kau ikut muncrat.
Apa artinya itu?
Orgasme, bodoh!
Akhirnya si gadis menyetujui, ia melakukan perintah si setan. Ia membuaikan diri dalam perbuatan hina itu. Melihat gelagat yang tetiba berubah begitu, si pemerkosa jadi girang bukan main. Ia nikmati pergumulan yang tersembunyi dari mata petani, di pematang sawah ada pohon besar dan rumput tinggi-tinggi. Tak pernah ia menyangka bakalan dapat korban yang justru menikmati. Bisa dibilang satu banding seribu, padahal ia baru berpetualang bersama empat korban yang kesemuanya ia bunuh dan kesemuanya bocah lelaki. Untuk satu ini mungkin akan ia simpan, sekap di gudang dan akan ia datangi sewaktu-waktu kalau butuh. Oh, kepada setan ia bersyukur, mungkin ia akan memperistri korban satu ini.
Si setan memanfaatkan itu. Korban dan pelaku saling memagut bibir dalam irama percintaan yang ganjil itu. Ia menanti celah detik menuju puncak. Ketika sukma keduanya saling memanjat cakrawala gelinjang, pintu perenggutan sukma hanya sekejap lewat. Ia harus awas. Tandanya adalah sebuah getaran. Harus seirama dan sinkron antara keduanya. Karena celah itu hanya bisa diraih dengan keduanya saling bergetar dan melenguh. Nah itu dia!
Si setan mencabut sukma si gadis dan masuk mengklaim raga. Ia melesatkan sukma gadis itu ke langit. Si setan menepati janjinya. Dengan himpunan kekuatan dan atas izin pemilik raga, ia menghempas si pemerkosa hingga terlempar dan sebuah ranting mencuat kuat dari pohon menembus perutnya. Kemaluannya terkulai lemas dan berlendir. Sukma si gadis tersenyum berterima kasih.
Si setan dalam tubuh gadis pulang ke rumah, tentunya si setan dapat mengakses ingatan si gadis. Ia bercermin dan melihat mata setan di dalam tenggorokan. Ya, aku berhasil. Katanya puas. Ia tak sabar akan berburu para penafsu lagi esok hari.
Si gadis bukanlah gadis bermuka tak sedap. Malahan ia termasuk barisan gadis yang diidam-idam lelaki kampung. Si setan menjelajahi identitas dan ingatan si gadis. Ada tiga lelaki yang tengah mengincar demi mendapatkan hatinya. Barang-barang di kamar kebanyakan adalah pemberian dari para lelaki itu. Si setan menyunggingkan bibir si gadis. Misinya akan berjalan mudah. Bagaimana tidak, ia tak perlu repot berburu. Datangi saja salah satu yang paling rupawan, dan tanggalkan baju, niscaya berahi mengambil alih. Berahi adalah kendaraan pamungkas si setan.
Malam minggu si gadis menemui lelaki itu. Si tampan. Ia merupakan lelaki gagah yang juga terang-terangan digilai gadis-gadis kampung. Si tampan dinilai cukup alim. Si setan culas, ia tahu bagaimana memutarbalikkan sifat luhur seorang anak manusia. Ia tahu betul tiga godaan paling besar. Si setan yakin, si tampan akan mudah ditaklukkan.
“Ada apa menemuiku di sini?” tanya si tampan, setelah dirinya dibawa oleh si gadis yang mengenakan kerudung sembarangan, ke menara masjid kampung dua jam selepas Isya. Tempat yang sepi dan diam-diam suka dipakai oleh santri berpacaran.
“Kawini aku.” Bisik si gadis dengan suara menggoda yang tak mampu ditolak si tampan.
“Maksudnya menikahimu? Artinya, kau memilihku?”
Si gadis langsung saja mencium bibir si tampan. Awalnya si tampan malu-malu menerima ciuman itu lantaran lokasi mereka berdiri, dosa makin dosa kalau dilakukan di lingkungan masjid. Tapi inilah yang diinginkannya semenjak lama. Pengejaran cinta yang telah ia lakukan bertahun-tahun, ia naksir si gadis. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Si gadis memilihnya. “Nikahi aku nanti saja, sekarang kawini aku. Aku menginginkanmu.” Bisik lirih si gadis yang mendidihkan darah dan menegangkan batang perkasa si tampan.
Mungkin itulah pertama kalinya menara masjid tempat megafon adzan terpasang menjadi saksi peleburan dua kemaluan, setelah bosan menyaksikan santri-santri berciuman di balik gelapnya malam. Si setan mencabut sukma si tampan ketika ia mencapai puncak. Kini dirinya menjadi si tampan. Ia menjadi penguasa mutlak tubuh gagah tampan itu. Sukma si tampan ia telan dan menyatu dengan dirinya. Jiwa sesat teman sejati si setan.
Lalu bagaimana dengan raga si gadis?
Perbuatan kedua itu menjadi ilham bagi setan untuk mengoleksi tubuh-tubuh dan wajah-wajah rupawan demi menggiring manusia ke kejatuhan. Ia mampu mencabut dan menelan sukma, kemudian mengisi raga. Ia dapati raga-raga tanpa jiwa itu masih berfungsi baik. Maka ia gunakan gudang tempat si pemerkosa pertama melakukan tindak cabulnya kepada bocah lelaki sebagai galeri pribadinya. Ia mulai mengoleksi tubuh dan wajah rupawan selang-seling berganti kelamin. Ia memilih yang paling prima dan paling diincar lawan jenis. Dengan begitu ia bisa dengan mudah menggiring siapa pun yang ia inginkan.
Gudang itu tak akan mengundang curiga orang-orang, sebab si setan memiliki kesaktian untuk mengaburkan realita. Gudang itu telah ia sulap bagai museum, tiap tubuh yang berhasil ia jerat, ia letakkan di boks kaca, dibiarkannya raga itu berdiri telanjang dan menatap kosong suatu titik. Setiap hari bertambah satu pajangan. Si setan paling gemar memanfaatkan tubuh si tampan. Terbukti, laku lembut dan tampang soleh dapat menjerat lebih banyak. Si setan kan pintar berucap manis.
Setiap jiwa sesat yang ia telan, menambah kekuatan dan pengaruhnya, si setan sudah mulai percaya diri berkumpul di arisan setan dengan tuan iblis sebagai bandar. Tampangnya mulai memberi kesan intimidasi bagi teman-teman searisannya. Tak ada lagi cemoohan seperti dulu. Si setan sengaja tidak berkoar-koar banyak, biar mereka lihat sendiri. Setan yang telah menjerat banyak jiwa sesat, dapat kentara dibedakan. Si setan senang tuan iblis mulai memperhitungkannya.
Telah banyak ia koleksi manusia-manusia dari banyak latar belakang. Si setan tahu ia akan bosan bila mengincar yang itu-itu saja. Bahkan setan menyenangi perbedaan. Baginya keragaman wujud itu menyenangkan. Ia menjerat dari yang memang sudah sejak lahir sesat, yang agak-agak alim, yang mengaku alim, dan benar-benar alim. Kepada yang benar-benar alim itu ia memanfaatkan tubuh wanita yang kelihatannya solehah, yang ia dapat melalui jeratan tubuh si tampan. Kala itu si setan dalam tubuh si tampan menjumpai rumah elit yang mendambakan suara merdu ayat suci, ia menawarkan cara baca kitab kepada nyonya kesepian yang khawatir atas anaknya yang terjerumus ke pergaulan bebas. Nyonya itu menyuruh anak perempuan cantiknya belajar mengaji di bawah bimbingan si tampan. Sasaran empuk, pikir si setan dalam tubuh si tampan. Sekali kayuh dua pulau terlampaui. Si nyonya dan anaknya yang cantik menjadi tambahan koleksi, setelah si tampan menggoda perlahan si anak nyonya, mereka bersetubuh di kamar dan kemudian ketahuan oleh si nyonya setelah tiga kali sesi mengaji. Dengan rayu mautnya, si setan dalam tubuh si tampan, dapat mengundang si nyonya ikut dalam pergumulan tiga syahwat di satu ranjang. Si setan pesta pora! Ia cabut dengan begitu mudahnya sukma dua perempuan itu sekalian ia memuncratkan benih setannya ke seprai putih.
Si setan mendandani si nyonya dengan pakaian lebar tertutup layaknya perempuan solehah. Si setan hendak melakukan eksperimen baru, sudah banyak raga ia jerat dan semuanya begitu mudah dilakukan, ia ingin menjalani jeratan yang agak lama. Seorang soleh ia incar dengan ikut pengajian bersama. Lirikan malu-malu si nyonya perlahan-lahan mengundang penasaran seorang soleh.
Seorang soleh itu dalam kesempatan yang sengaja ia luangkan, menghampiri si nyonya dan menyapa ramah dengan pandangan tertunduk. Si nyonya yang dikendarai si setan tersipu malu dan menunduk dan mencuri lirikan.
Hubungan mereka meningkat cepat. Seorang soleh itu jadi makin giat mendatangi pengajian hanya demi melihat wajah cantik si nyonya. Seorang soleh itu yakin ia telah menemukan tulang rusuknya yang hilang. Ia berniat melamar si nyonya. Si nyonya pun menyambut baik lamaran itu, ia pun mengaku jatuh cinta kepada seorang soleh itu. Si setan dalam tubuh si nyonya mengikik culas. “Aku jatuh cinta padamu dan ingin hidup bersamamu.”
“Namun, engkau masih bersuami.” Kata seorang soleh itu muram. Perlahan-lahan ia lupa terhadap semua-semua yang ia pelajari di pengajian. Ia sengaja melupakan hubungan yang ia lakukan dengan si nyonya adalah yang tergolong terlarang. Namun cinta sudah berkata, ia tak bisa berbuat apa.
“Jangan khawatir, serahkan itu padaku. Demi persatuan kita.”
Si nyonya yang dikendarai si setan, meminta cerai kepada suami sahnya. Ia menyalahkan suaminya yang jarang pulang atas hilangnya putri cantik mereka. Selewat masa idah si nyonya, si setan mengikik girang, ia menikah dengan seorang soleh itu dengan cara bawah tangan.
Seorang soleh itu bahagia di malam pertama, ia mendapat bidadari surga yang hidup di dunia, setidaknya itu yang ia pikirkan. Bidadarinya itu telah berpengalaman dalam percintaan, keduanya saling menuju kahyangan cakrawala gelinjang bersamaan. Esok paginya bukan lagi sukma seorang soleh yang mengisi raga. Adalah si setan yang telah berhasil merebut raga seorang soleh itu. Seorang soleh tak pernah tahu perempuan yang diperistrinya adalah setan. Ia tak bisa mencium kehadiran setan, karena apa yang mereka lakukan dinilainya telah diridhoi.
Permainan berlanjut.
Keberhasilannya menjerat seorang soleh itu adalah tubuh dan wajah yang tak begitu rupawan koleksi pertamanya. Tak mengapa. Permainan masih bisa dilanjutkan dengan memakai tubuh lain. Ini hanya sebagai selingan supaya tak bosan. Setan hidup abadi. Waktu panjang terbentang baginya untuk pesta pora celah sukma.
Sudah ratusan raga ia jerat dan telan sukmanya. Menambah kekuatan ekstra bagi sifat setannya. Di arisan para setan, ia dielu-elukan. Teman-teman setannya banyak menyanjung prestasinya. Namun tentu saja akan ada yang tetap mencibir, yang mencibir itu berkata, “ah dia menggunakan cara paling mudah.”
“Itulah, cara mudah ternyata kan ampuh. Ngapain repot-repot pakai cara ribet?” salah satu penyanjung akan menyanggah seperti itu. “Jenius.”
Tuan iblis tidak berkomentar apa-apa. Dari awal ia telah menyetujui segala cara demi menjerat manusia sebanyak-banyaknya.
Demi menjaga misi tetap mengasyikkan, si setan pernah menjerat sukma seorang waria. Pelepasan hasrat tidak selalu melihat jenis kelamin. Bila berahi sudah memuncak, lubang apa pun bisa dipakai. Si setan melancarkan aksinya dengan mengendarai raga seorang pesenam kebugaran. Ia menjalankan akting seorang penyuka sesama. Mencari waria itu mudah, si setan melihat ada nomor telepon dicoretkan di tembok toilet stasiun dengan iklan tawaran pijat dan hisapan pelir sebagai ekstra layanannya. Si setan mengikik, tanpa ia perlu menyeret, manusia sudah banyak yang melakukan cara setan.
Si setan suka kesulitan untuk merasuk ke tubuh seorang pelacur. Karena mereka jarang sekali mencapai puncak. Pernah suatu kali si setan masuk ke raga seorang polisi yang dijeratnya melalui raga seorang gadis abg, si pelacur memang membukakan lubangnya, lalu menggenjot batang kemaluan si setan beraga polisi, namun celah sukma yang ditunggu-tunggu tak segera menjelang. Si setan putus asa. Akhirnya ia tahu si pelacur bercinta seperti mesin. Tak peduli mengenai kenikmatannya sendiri, yang penting itu menyambung hidup.
Tiba masanya ketika si setan sudah hampir merasa kenyang. Sudah banyak jiwa-jiwa tersesatkan yang ia lahap. Kekuatannya sudah berkali lipat dari semasa ia mulai berpetualangan berburu sukma. Di tempat arisan setan, ia diberi tempat dekat dengan tuan iblis. Di ujung perbincangan basa-basi bersama tuan iblis, si setan diberitahu, “Kau telah membuktikan diri. Sekarang saatnya menaikkan level permainanmu.”
Si setan langsung tahu maksud perkataan tuan iblis. Ia harus menemukan pendamping atau penerus. Si setan mau keduanya dalam satu paket. Maka sebuah gairah baru bersemayam dalam dirinya. Kali ini ia tidak akan melahap sukma incarannya.
Ia akan melakukannya dengan cara berbeda. Ia akan menjerat dengan mengendarai raga seorang pengamen biola.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIRAN SESAT -kumcer
Short Storytentang para manusia yang memiliki pemikiran nyeleneh sesat, yang pada akhirnya malah menjerumuskan ke liang sekarat. Tidak maslahat.