Keluarga Besar

2.3K 142 0
                                    

"Detaaaa..."

Eh itu suara Ibu.

Saat aku akan membukakan pintu kamarku, ternyata Ibu sudah terlebih dulu membuka pintu dari luar yg langsung disambut oleh cengengesan ku.

"Astagfirullah, dari tadi ngapain aja sayang? Kita kan harus berangkat bentar lagi" omel Ibu yang melihatku belum berganti pakaian sejak tadi.

"Deta bingung bu mau pake gamis yang mana" keluhku.

"yaudah sini Ibu bantu pilih" Ibu pun langsung beralih ke lemariku dan memilihkan gamis untukku.

Dilemariku memang hanya ada gamis panjang beserta khimar nya saja. Kalaupun ada celana, itu adalah celana yang sering aku gunakan untuk tidur.

"nih kamu pake ini aja" kata Ibu sambil menyerahkan gamis berwarna putih bercorak merah muda serta khimar panjang berwarna merah muda. Akupun langsung mengambil alih gamis serta khimar itu.

Pilihan Ibu memang tidak pernah salah.

Aku terlihat anggun sekali mengenakan gamis ini, menurutku.

~

Aku dan keluargaku sudah sampai di istana megah milik kak Ali, ya rumahnya sudah seperti istana yang megah dan ini dibangun sendiri oleh kak Ali.

Kak Ali memang masih kuliah, tapi ia sudah mengurus bisnis keluarganya dibidang properti sejak kelas XII SMA. Maka tak heran jika dia mampu membeli apapun yang dia inginkan.

Kami disambut dengan ramah oleh mamah kak Ali, juga kakak iparnya mba Renata. Kak Renata merupakan istri dari kakaknya kak Ali yang bernama kak Umar Ramadhan. Kak Umar dan istrinya sudah menetap di Dubai sejak menikah dengan mba Renata, kira kira 5 tahun yang lalu. Mereka mempunyai seorang anak perempuan bernama Shania Marena Ramadhan yg berusia 3 tahun.

Sepertinya keluarga besar Ramadhan sedang berkumpul saat ini, hanya sajaa.. Kak Umar? Kemana dia? Aku tidak melihatnya. Keluarga ini memang dikenal dengan keluarga Ramadhan meskipun anak cucunya tidak lahir di bulan Ramadhan, nama belakang mereka pasti Ramadhan. Mengikuti Ayahnya kak Ali yang bernama Muhammad Ramadhan. Pengusaha properti terbesar abad ini.

Saat masuk ke rumah kak Ali fokus ku langsung teralih pada Shania yang sedang duduk di kursi kecilnya dikelilingi oleh mainan.

"dede niaa.. Tante kangen banget" aku langsung memeluk dan menciumi pipi Shania yang tembem.

"ate cakit" Shania mulai mengeluarkan suara, meskipun belum benar.

"aduh maafin tante yaa sayang" jawabku sambil mencium nya lagi.

"Detaa" ah itu suara mba Rena.

"eh iya mba? Mba kemana aja si jarang pulang ke Indonesia, waktu itu terakhir kesini waktu Nia lagi bayi. Aku kangen banget sma Nia mbaa" jawabku panjang lebar.

"abisnya gimana ta, mba juga pengennya tinggal disini di Indonesia.. Tapi mas Umar sibuk banget disana sampe gabisa nyempetin waktu buat pulang. Sekarang aja dia gabisa ikut pulang, masih banyak banget kerjaan disana"

Pertanyaanku tentang kak Umar terjawab juga oleh mba Rena.

"padahal ini itu hari penting buat adiknya, tapi dia tetep gabisa dateng" sambung mba Rena.

"hari penting? Buat kak Ali?" tanyaku sambil membelalakan mata.

"loh kamu emang belum tau ta? Makanya keluarga kamu di undang makan malam hari ini ya buat dengerin pengumuman dari Ali, keluarga kamu kan udah bagian dari keluarga besar kami juga" mba Rena malah balik bertanya dan membuatku semakin bingung dengan ucapnannya.

"pengumuman? Pengumuman apa mba?" tanyaku.

"ituu.."

"Deta, Rena ayo kita makan malam" panggil mamah kak Ali menghentikan ucapan mba Rena dan membuatku semakin penasaran.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maaf banget baru update lagi, mohon maklum yaa lagi sibuk acara di sekolah. Jangan lupa vomments♡♡

Kujaga Cinta Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang