10.

269 32 15
                                    

Lagu Superheroes dari The Script mengalun dengan lembut pada earphone merah yang terpasang di telinga Mark.  Langkahnya terbilang santai untuk ukuran murid yang baru saja dipanggil ke ruang guru disaat jam istirahat. 

Mungkin ia dipanggil karena bulan ini ia tidak masuk sekolah lebih dari lima hari. Mark cukup sibuk dengan dunia modellingnya. Tiga minggu yang lalu, Mark bahkan nyaris mendapat proyek yang mengharuskannya terbang ke Hawaii hanya untuk pemotretan. Yang tentu saja ia tolak karena ia harus kembali ke LA saat itu untuk menghadiri pernikahan saudara sepupunya.

Karena Mark cerdas, meskipun ia menghabiskan waktunya untuk berlibur di LA dan tidak menghadiri kelas selama beberapa hari, ia tetap bisa mengejar ketertinggalan pelajarannya.

Jadi, ia cukup percaya diri bahwa dipanggilnya ia ke ruang guru kali ini tentu saja  bukan perihal bolosnya selama beberapa waktu lalu.

Mark sempat menghentikan langkahnya ketika melewati toilet perempuan karena ia melihat seorang murid menuang air ke salah satu bilik di dalam ruangan itu.

Karena bukan termasuk urusannya, Mark memilih untuk mengabaikan hal itu dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
.
.
.
"Hyung!" Bambam menyikut lengan Jaebum pelan. Matanya mengisyaratkan bahwa ia harus melihat ke arah pandangan Bambam atau ia akan pergi ke haribaan Tuhan selamanya karena darah tinggi.

"Daebak!" seru Jackson. Sepenuhnya bermaksud mengejek Jaebum.

"Kenapa dia sudah masuk sekolah? Bukannya dia bilang ada urusan di Amerika?" tanya Jaebum dengan wajah horor sembari memandang sesosok gadis yang sedang celingukkan di kejauhan.

"Entahlah," jawab Bambam santai.

"Tapi Hyung bukannya ini artinya waktumu untuk kabur?" tanya Yugyeom.

Tanpa menunggu lagi, Jaebum bergegas menyuapkan tiga sendok penuh nasi ke dalam mulutnya, menjejalinya dengan sedikit daging. Kemudian meraih gelas minumannya dan segera angkat kaki dari tempat itu.

Tak peduli dengan imagenya yang bisa saja berubah menjadi 'Jaebum rakus' atau 'Jaebum si mulut besar' nanti.

"Daebak! Aku ragu kalau mulut Jaebum-hyung itu mulut manusia. Jangan-jangan mulut buaya." gumam Yugyeom sepeninggal Jaebum yang sudah  kabur entah kemana.

"Mulutmu itu yang lebih ganas dari buaya tahu!" balas Jinyoung seraya memberikan pandangan mencemooh pada Yugyeom.

Yugyeom pun jengkel dan memiting leher Jinyoung yang mulai memukul-mukul lengan Yugyeom karena tak bisa berkutik.

"Ya! Aku ini hyungmu!"

Youngjae hanya geleng-geleng kepala diiringi decakan pasrah melihat kelakuan Yugyeom dan Jinyoung yang sudah bagaikan Tom and Jerry itu.

"Sunbae!" sesosok gadis tiba-tiba muncul di sebelah Jackson dan menepuk lengannya dengan keras.

"Wae?" sahut Jackson malas.

"Jaebum oppa eoddiseo?" tanyanya. 

"Molla." Jackson mengangkat bahu tak peduli.  

"Sunbae! Ishh!  Aku serius tahu!"

"Sena-ya, aku sungguhan tidak tahu Oppa mu itu pergi kemana. Dia kabur tanpa memberi tahuku kemana tujuannya," ujar Jackson.

"Kenapa kalian tidak menghentikan Jaebum oppa?" rajuk Sena.

"Ya! Oh Sena! Dia sudah menolakmu ribuan kali. Kenapa pula kau masih mengejarnya seperti ini?" tanya Yugyeom merasa jengkel dengan kelakuan nona muda di hadapannya ini.

SWEET  NIGHTMARE  (a GOT7 FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang