namanya juga anak kelas sebelas, harus pinter-pinter bagi waktu buat urusan sekolah dan ngurusin event/acara sekolah. udah jadi tanggung jawab anak kelas sebelas—angkatan gue—untuk ngurusin event tahun ini. mau nggak mau, gue sebagai beberapa panitia event juga harus terjun membantu mereka.
kaya sekarang ini, gue lagi sibuk ngurus satu event lomba fotografi dan videografi—space namanya. gue jadi koorinator ticketing di acara yang satu ini. hal itu tentu saja membuat gue sangat sibuk akhir-akhir ini. apalagi ini udah h-7, kebayang ribetnya kaya gimana.
"untuk hari ini, cukup sekian aja. makasih ya, udah pada mau dateng pulang sekolah gini," kata gue menyudahi rapat kecil bersama anggota gue di depan ruang multimedia. "silakan, kalian boleh pulang. jangan lupa ya sama tugas masing-masing, mulai dicicil aja dari sekarang." lanjut gue mengingatkan.
"sip, chak. gue duluan, ya!" kata kintan disusul yang lain.
"ati-ati ya, lo semua."
setelah memastikan mereka semua berjalan ke arah tempat parkir, gue masih sibuk dengan barang-barang gue yang berantakan. ada kuitansi, bolpoin, buku tebel, poster, daftar nama peserta, dan masih banyak yang lain. semuanya belum gue beresin, masih tergeletak begitu saja di lantai.
pun gue mengelap peluh yang menetes dari kening gue. ternyata panas juga lama-lama disini. baru aja gue mau masukin barang-barang ke dalam tas, ada seorang laki-laki yang menghampiri gue.
"belum pulang, chak?" tanya jason, teman gue sekaligus koordinator publikasi.
"ini baru mau pulang." jawab gue tanpa menoleh ke arahnya, sibuk memasukan barang-barang ke dalam tas.
"abis kumpul?" tanyanya yang hanya gue jawab dengan anggukan. "repot bener, sini gue bantuin."
"hehe, makasih ya, son." gue berterima kasih pada jason.
setelah semua barang masuk ke dalam tas, gue lalu menenteng tas dan pamit sama jason. jason ternyata juga masih ada kumpul sama anggotanya setelah gue. maka dari itu, gue pamit pulang duluan. gue berjalan agak lama menuju parkiran karena tas yang gue bawa cukup berat, ditambah gue masih bawa ransel yang isinya buku pelajaran tebel. fuck.
tapi usaha gue nggak sia-sia. usai ngos-ngosan dan menyemangati diri sendiri menuju parkiran, gue ketemu sama shawn. dia juga kayanya baru mau pulang. karena lorong parkir udah sepi, gue memutuskan untuk meneriaki namanya.
"shawn!" gue berusaha melambaikan tangan setinggi mungkin supaya shawn mengetahui keberadaan gue.
shawn menoleh ke gue dengan tatapan malas. dia tidak membalas sapaan gue melainkan hanya memincingkan sebelah alisnya.
"diem aja lo kaya patung korengan dari seribu tahun sebelum masehi!" seru gue, masih sama kencangnya.
lagi-lagi shawn tidak menanggapi sapaan gue, ia justru langsung mengenakan helm dan naik ke atas motornya. lalu beberapa detik kemudian ia menyalakan mesin motor. dari sini gue bisa lihat kalau motornya semakin mendekat ke arah gue.
"shawn! kok ngacangin aku?" tanya gue sambil menggetok helm shawn, gue bisa melakukan itu karena sekarang shawn dan motornya sudah berhenti di depan gue.
"berisik, chak. malu diliatin orang," kata shawn jujur. "aku pulang duluan, oke? kamu ati-ati di jalan, bye." sambungnya lalu berlalu begitu saja dari hadapan gue.
—
malam ini gue sibuk banget sama data-data dari para peserta lomba dan hasil karya mereka. gue sibuk download semua foto dan video yang mereka kirim lewat email, belum lagi mendata karya yang udah masuk. dan gue juga harus cepet-cepet mengkontak peserta yang belum mengirim karya, padahal ini udah h-7.
KAMU SEDANG MEMBACA
tejo | shawn ✓
Fanfictejo itu bukan nama orang. tejo itu singkatan dari taken rasa jomblo. bagus banget, ya? lowercase intended copyright © 2017 by nasikucing