04. Santri Baru

25.7K 1K 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.
.
.

"Hot news, hot news!" Seruan heboh itu membuat mereka yang tengah sibuk menghafal jadi terhenti dan menyoroti orang yang berteriak heboh di dekat pintu.

"Salam dulu atuh Neng, jangan main serobot gitu aja." Tegur salah satu temannya.

"Ah, iya. Assalamu'alaikum calon bidadari Surga." Ulangnya lagi disertai dengan cengiran.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka seadanya. Bisa dibayangkan jika sedang khusyuk menghafal dan diintruksi seperti itu. Apa hafalannya tidak buyar?

"Ada apa Sal?" tanya mereka setengah hati, pasalnya penganggu yang dipanggil Sal itu membuat mereka harus kembali mengulang hafalan.

"Kalian tahu gak?"

"NGGAK!" Mereka menjawab serentak membuat si biang gosip mencebikkan bibirnya kesal.

"Ih, aku kan belum selesai ngomongnya."

"Makanya kalau mau cerita itu langsung, kita lagi hafalan. Dan gara-gara lo buyar semua." Mendengar penuturan temannya itu ia meringis pelan. Pantas saja ketiga teman kamarnya sejak tadi menatapnya garang.

"He he, afwan bestie. Tadi semangat banget." Melihat ketiga temannya lagi-lagi memberikan tatapan mematikan, ia kembali melanjutkan cerita yang sempat tertunda. "Selow, selow dong itu mata. Kek mau bolongin kepala aku aja."

"Cefffat Salsabila. Kita mau hafalan, kalau gak jadi cerita, pergi aja. Jangan ganggu!" Si ambis mulai berbicara. Katanya ia akan hafal lima juz bulan ini. Jadi, bisa dipastikan Salsa ini sangat menganggu sejak tadi. Ia sudah geregetan.

"Iya Aul. Ini aku mau cerita. Sabar dong. Jadi tadi aku kan lagi jalan di koridor terus liat Ustadz Ryan jalan sama orang. Aku perhatikan lah itu, kalau dilihat dari penampilannya alias outfit bisa dipastikan dia bukan santri sini. Semakin aku perhatikan nggak sengaja dia balik ke arah aku tuh. Dan kalian tahu apa?" Keempatnya kompak menggeleng.

"Masya Allah ganteng banget!!! Aku langsung nyebut dalam hati, Ya Allah inikah pangeran sesungguhnya? Maka nikmat mana lagi yang kudustakan." Tahu bagaimana reaksi teman-temannya? Hanya menatap Salsa datar, jadi sejak tadi ia merecoki mereka hanya untuk mengabarkan kalau ada cowok ganteng?

"Cuma itu? Gak guna banget!" Fia yang juga sedang ada disana menatap Salsa sinis.

"Eits itu belum selesai guys, kalau kalian denger ini pasti bakal tercengang." Salsa kembali memulai acara gibahnya.

"Paling cerita gak penting lagi," celetukan itu kembali terdengar tapi kali ini tak membuat Salsa patah arang. Karena ia yakin mereka akan tertarik kali ini.

"Hust, kalau ini dijamin ceritanya bikin kalian terkejut. Kalian udah tau kan kalau aku mondok disini udah dari zaman SMP." Ia menatap teman-temannya yang sepertinya tak tertarik sedikitpun.

"Terus hubungannya dengan 'orang ganteng' tadi apa?" Ia bertanya sambil menaikan tangannya dengan tanda kutip.

"Ada hubungannya Pinpin. Karena aku udah lama mondok disini jadi aku tahu kalau 'orang ganteng' tadi itu cucu Kiyai." Salsa menunggu hingga tiga detik. Dalam hati pun ia sudah mulai hitungan mundur.

Tiga

Dua

Satu

"WHATT?!" Nah, terbukti bukan. Ia sudah sangat yakin jika mereka akan sangat terkejut.

"Siapa, Gus Alim?" Kali ini Aulia yang paling semangat bertanya. Jika tadi ia fokus dengan kitabnya. Maka kini ia menatap Salsa serius.

"Bukan. Ini anak putra sulung Kiyai. Gus Rendra." Mereka ber-oh ria. Mereka memang cukup sering melihat putra sulung Kiyai itu tapi kalau anaknya mereka belum pernah lihat.

Crazy Ghazy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang