13. Selangkah Lebih Dekat

20.5K 839 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.

.

.

Cinta. Sebenarnya definisi cinta itu apa sih. Sehingga banyak sekali yang manusia yang mengelu-elukan. Baik itu cinta kepada Rab-Nya, Nabinya, maupun kekasih halal, dan lebih parah kepada kekasih haramnya.

Lalu, bagaimana konsep cinta dalam islam? Coba kita lihat petunjuk terbesar kita yakni Al-quran. Surah Al-Hujurat ayat tujuh. "Dan ketahuilah olehmu bahwa ditengah-tengah kamu ada Rasululullah. Kalau dia menuruti (Kemauan) kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan Iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti Jalan yang lurus."

"Kalau berbicara perihal ayat Al-Quran kadang kita belum paham benar apa maksudnya, jadi mari kita tafsirkan. Menurut kitab Zubdatut Tafsir bin Fathil Qadir yang ditulis oleh Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar ia mengatakan. Maka janganlah kalian mengatakan hal yang batil, dan janganlah tergesa-gesa ketika mendengar suatu kabar tanpa memastiikan kebenarannya. Yakni seandainya ia mengikuti kabar dan pendapat yang sering kali tidak benar, niscaya akan terjerumus dalam kesusahan, dosa, dan kebinasaan. Ia kemudian menjelaskan lagi dan ini perlu digaris bawahi yakni Allah menjadikan keimanan sebagai hal yang paling dicintai, sehingga tidak akan berbuat melainkan sesuai dengan keimanan. Yakni menjadikan keimanan itu taufik dan menjadikan kita membenci kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Agar tetap istiqomah di jalan yang benar."

"Itulah definisi yang sebenarnya tantang cinta menurut Islam yaitu dengan menjadikan iman itu yang seharusnya paling kita cintai. Agar segala sesuatu yang diperbuat tetap berada di jalan yang benar. Saya rasa cukup untuk kultum hari ini jika ada yang kurang jelas bisa disampaikan." Orang yang baru saja menyelesaikan kultum subuhnya itu tersenyum ramah pada jamaahnya.

"Saya Gus!" lengkingan suara dari barisan akhwat membuat banyak kepala yang menoleh kearahnya.

"Tafaddholli Ukhti."

"Bagaimana kalau seseorang mencintai Gus Alim dengan keimanan? Bukankah itu tetap berada di jalan yang benar? Kan katanya kalau kita mencintai keimanan maka jika mencintai orang lain juga termasuk dalam hal yang benar." Riuh bisik-bisik seketika membuat masjid subuh itu ramai.

"Benar, mencintai saya itu adalah jalan yang benar ketika ditempatkan pada tempatnya." Jawaban dari Alim membuat senyum perempuan itu semakin merekah. "Tapi, mohon maaf Ukhti yang baru saja bertanya. Semua orang berhak mencintai saya dengan caranya, namun saya juga berhak untuk tidak kembali mencintainya." Kegaduhan semakin menjadi saat jawaban Alim itu bagai serangan ulti pada orang yang secara tak langsung mengungkapkan cintanya.

Perempuan itu duduk kembali dengan wajah merah tak lupa menutupi wajahnya, ia malu dan merasa kini pandangan mengejek itu menyerbunya dengan tajam. "Sudah. Jangan membuat ukhti tersebut malu, saya mengapresiasi keberaniannya. Karena tak semua wanita mampu untuk seperti dirinya, menyuarakan pendapat itu berat bagi orang yang tak terbiasa. Tetap semangat ya Ukhti, jangan sia-siakan keberaniannya jadikan itu untuk modal ukhti berdakwah kedepannya."

Rasa kagum para santri maupun santriwati itu semakin bertambah saat mendengar sendiri bagaimana Gus Alim mengapresiasi orang lain. Tanpa menjatuhkan mentalnya sekalipun baru mengungkaapkan perasaan yang nyatanya tak berbalas.

"Ssttt, calon imam aku tuh. Keren abis!" bisikan Fia membuat ketiga temannya menatap sinis.

"Nggak usah ngarep, tadi dengar sendirikan kalau Gus Alim nggak sembarangan jatuh hati apalagi kalau cuma model kita ini. Aku malah makin insecure nggak berani mengharap lagi." Salsa menimpali.

Crazy Ghazy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang