14. Khitbah

20.5K 818 21
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.

.

.

Ditengah suasana subuh yang masih sangat terasa, semua kepala melihat kedepan dengan pandangan yang difokuskan pada seseorang yang tengah membawakan kultum paginya. Kali ini materinya focus terhadap perempuan, membuat jamaah laki-laki antusias. Mereka banyak yang gerah dengan kata 'Perempuan selalu benar' dan 'Laki-laki selalu salah.'

"Al-Mar'ah berasal dari kata Muru'ah diantaranya sifat rasanya yang sangat mendalam. Makanya orang arab menyebutkan satu pribahasa yang sangat dalam sekali Al-mar'atu Kal Mir'ah tulisannya itu sama cuma pemahamannya yang berbeda. Beda satu harakat saja. Mar'ah – Kal Mir'ah. Mir'ah itu cermin. Dan perempuan itu cermin." Penjelasan itu membuat banyak orang menoleh tak percaya.

Masa sih perempuan itu cermin?

"Pasti banyak yang bingung, kok bisa gitu perempuan itu cermin. Nah, saya berikan contoh kek gini misalnya, perempuan walau udah dandan yang cantik, bagus, sempurna tapi tetap saja saat melihat kaca pasti akan bercermin lagi. Betul?"

"Betul!" jawaban yang dominan dari kaum Adam membuat sang pembawa ateri tersenyum.

"Itu normal dan itu biasa ya guys ya, karena perempuan itu melekat dalam diriya yang bernama cermin, kemana-mana bawa cermin setiap lihat kaca pasti bercermin lagi. Yang agak lain itu kalau yang melalukuan itu laki-laki itu baru dipertanyakan."

"Tapi ada hal yang lebih menarik, kenapa wanita itu disebut Mar'ah. Jadi seperti ini kalau ada cermin kemudian dilempar sampai pecah bisa gak dirangkai kembali? Jawabannya bisa!"

"Cuma sulit untuk memantulkan bayangan dengan sempurna. Demikian perempuan, kalau dia sudah terluka cepat memaafkan, namun sulit melupakan apa yang pernah dia alami. Jadi, jangan heran kalau bertemu dengan perempuan yang suka mengungkit-ungkit kesalah kita di masa lalu karena begitulah sifatnya."

Ada yang mengangkat tangan, "lalu Gus, bagaimana dengan sifat perempuan yang merasa selalu benar. Dan ia merasa pihak laki-laki itu selalu salah?"

"Ini pengalaman pastinya, begini ya. Kalau beranjak dengan kalimat 'Perempuan selalu benar' lalu mengapa penghuni neraka paling banyak adalah perempuan? Bukankah ini kontradiksi?"

"Bukan perempuan selalu benar, namun perempuan itu mau dipahami dan dimengerti. Bukankah perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok? Jika dipaksakan untuk lurus makan akan patah, namun jika dibiarkan maka ia akan semakin salah. Fahimtum?"

"Baik Gus, paham." Setelah menjawab semua pertanyaan yang silih berganti dan mengakhiri kultum paginya. Ia merapikan barang uyang tadi sempat dibawa sebagai persiapan.

"Wih, keren banget sohib gue!" rangkulan yang langsung membuatnya menoleh hanya dibalasnya dengan decakan.

"Biasakan salam, akhi."

"Duh, berasa alim banget gue," balasnya kemudian.

"Yang salah itu kalau lo sesat, secara lo cucu kiyai." Ia menggeplak kepala sahabatnya tersebut.

"Raka bangs*t!" umpatnya.

"Istighfar. Kalau ngomong suka nggak di filter dulu."

"Salah lo yang main geplak kepala, Kalau kegantengan gue luntur gimana?"

"Salah Ghaz, otaknya emang kadang nggak dipake. Mana ada orang kepalanya di geplak yang berkurang kegantengnnya. Yang ada itu kepintarannya." Sela Alka yang ikut jengah dengan tingkah Ghazy. Tadi saja suudah sangat berwibawa membawakan kultum sampai ia sendiri tidak menyangka bahwa yang berbicara itu Ghazy.

Crazy Ghazy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang