16. Hukuman Dera

22K 824 23
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.

.

.

Cetek!

Suara saklar yang baru saja dihidupkan membuat ruangan yang tadinya gelap berubah terang benderang, ia tersenyum mengedarkan pangannya dan beralih menuju tempat biasanya marbot istirahat. Ia hendak membangunkan Ghazy yang masih dalam hukuman itu.

"Ck, bener ya. Nyusahin banget, tumben tuh makhluk belum bangun biasanya udah nangkring di depan pintu nungguin aku." Gerutunya.

Ceklek!

Saat hendak menekan kenop pintu ia merasa janggal dengan pintu yang biasanya terkunci rapat kini hanya tertutup setengah. Keadaan di dalam kamar pun hanya ada bias sinar bulan yang membuat ruangan itu remang-remang.

"Positif thinkin, Ghazy mungkin lupa buat nutup pintu kerna kecapean." Ia kembali menekan saklar lampu yang terletak tak jauh dari pintu namun pemandangan di depannya membuat ia terpaku.

Semuanya terjadi dengan cepat, mereka yang mendapati kedua orang berbeda jenis kelamin yang tengah berpelukan mengundang mereka untuk berspekulasi negative akan apa yang tengah terjadi pada mereka. Baju yang berceceran dilantai ditambah dengan tubuh sang laki-laki yang bertelanjang dada semakin membenarkan pikiran mereka.

"Astaghfirullah, ada yang berbuat mesum!" pekikan orang tersebut mengundang lebih banyak orang datang dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Mana-mana!" semua semakin riuh saat kini mulai banyak bisikan.

"Mbok ya nekat banget, ini masih dirumah Allah loh."

"Nggak tahan kali ya, nggak mikir tempat sama sekali."

"Pesantren kita sudah tercemar!"

"Panggil Kiyai, cepat!" salah seorang memberi ide.

"Pak Kiyai dan keluarga kan keluar kota, katanya mau menemui keluarga wanita yang akan di khitbah Gus Alim."

"Astaghfirullah, kapan perginya?"

"Semalam, ba'da Isya."

"Halah kelamaan, seret saja ke lapangan. Bangunkan paksa biar kita adili bersama-sama. Kalau nunggu Kiyai atau pengurus mah kelamaan!" celetukan itu menuai respon banyak yang setuju.

"Bangun kamu! Hei!" mereka mengguncang tubuh Ghazy kasar tak lupa menarik selimutnya.

Ghazy yang merasa tidurnya terganggu mulai membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya yang menusuk mata. Masih setengah sadar ia mengalihkan padangannya dan melihat sekeliling dan terkejut dengan apa yang ia lihat. Tak lupa melirik kearah kirinya dimana seseorang belum terjaga sama sekali dan masih menikmati mimpinya.

Ia kembali melihat pada kerumunan orang yang kini dengan pandangan penuh amarah. "Bangun, cepat!" ia menarik tangan Ghazy paksa yang masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Apaan sih?!" sentaknya tak suka saat ditarik paksa.

"Berbalik!" perintahnya mutlak saat melihat disana banyak sekali pasang mata laki-laki. Dengan cepat ia menarik selimut dan menutupi kepala Fia aagar tak terlihat. Padahal nyatanya sudah terlambat.

"Nggak usah bertingkah kamu, sekarang seret mereka berdua kelapangan. Beri hukuman rajam seperti aturan yang berlaku." Saran seorang yang Ghazy lihat sepertinya ia salah satu pengurus pondok.

"Hei pelac*r! bangun!" melihat seseorang menarik tubuh Fia paksa bahkan disematkan kata tak pantas Ghazy meradang.

Bugh!

Crazy Ghazy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang