Kutuliskan cita citaku dalam secarik kertas putih. Kucoba menulis dengan penuh semangat. Aku tak tahu, mengapa aku ingin sekali mencapai cita citaku yang masih angan belaka itu. Akan kubuat orang orang yang meremeh kan ku menjadi terperangah olehku.
Jika aku sukses, akan ku kembangkan dan akan ku majukan kehidupanku. Dengan segenap asa, kini semangat membara dalam hati kecilku ini. Sungguh aku berharap lebih dalam anganku.Dalam kesekian kali ini aku menuliskan angan cita citaku .ya, memang aku tak bosan menorehkan tinta ini pada secarik kertas ini. Meskipun itu tak penting bagi orang orang yang tak peduli terhadap cita cita Masa depan mereka.
***
Senja ini aku Termenung menatap guratan sekilas cahaya dalam cakrawala horizon. Dari jendela kayu yang usang ini aku berfikir bagaimana Caranya agar aku dapat meraih prestasi tertinggi di sekolah.
Teman temanku di beri fasilitas lengkap oleh orang tua mereka, sedangkan aku hanya memiliki meja usang dengan pencahayaan minim di malam hari.
'Huuuuft' lelah rasanya apabila memikirkan semua ini. Sungguh tak adil memang, apabila anak remaja sepertiku hidup di dunia ini tanpa ada seorang pun yang menemani ku.Aku hanya dapat melukiskan keluh kesahmu pada secarik kertas putih ini.
Ibu, dimana engkau berada. Dan ayah, apakah engkau tak rindu dengan anakmu ini.
Ya Allah sampaikanlah salamku pada mereka. Ingin rasanya akan bertemu dengan mereka agar aku dapat mencurahkan isi hati ini kepada mereka. Ingin kuadukan semua orang yang mencemoohku kepada ayah dan ibu.
Ibu, ayah, doakan agar anakmu ini dapat meraih cita citanya agar ia dapat hidup lebih baik lagi.***
Usai malam yang berkecamuk rasa sedih se malam, pagi ini aku telah memulai hari dengan mencoba tersenyum melupakan pundi-pundi kesulitan hidup yang selalu menyelimuti.
Dengan segenap gairah asa semangat yang berkobar dalam jiwa.kumulai pagi yang selalu mengunjungiku setiap hari dengan asa prestasi.
Kakiku ini melangkah secara pasti untuk menuju ke sekolah, ingin rasanya aku segera memijakkan kaki pada kelas baru di sekolah. Ya, kelas baru. Kini aku telah naik ke kelas sebelas jurusan bahasa tepatnya. Dalam jurusan bahasa ini, aku akan mempelajari Dengan giat bahasa Jepang. Agar suatu saat nanti aku dapat bersaing dalam hidup di Jepang ya, cita citaku adalah pergi ke negeri empat musim, negeri dimana kemajuan teknologi berkembang pesat. Menurut buku yang ku baca, Negara Jepang merupakan Negara elit berteknologi canggih dengan alamnya yang menarik karena terdapat bungabunga Indah bermekaran pada musim tertentu, seperti bunga sakura, hortensia, bunga pohon plum dan lain lain.***
Aku telah tiba disekolah namun, aku terlambat. Bel masuk telah berdentang delapan menit yang lalu. Mungkin karena terlalu lama berjalan. Jarak 4km ku tempuh dengan jalan kaki atau terkadang berlari. Tak luput pak guru menegurku, ia selalu menegurku. Benar-benar berat menjelaskan mengapa aku terlambat. Tetap ku jelaskan yang sebenarnya."Begini pak, saya mohon maaf yang sebesar besarnya karena kerap terlambat, itu terjadi karena aku hanya berjalan kaki. "Permohonanku kepada Bapak guru.
Meskipun aku telah jujur ,Bapak guru tetap tak memercayaiku seperti dulu waktu masih kelas sepuluh aku juga kerap terlambat aku selalu tak di percayai oleh bapak dan ibu guru, ya mungkin karena mereka tak tahu kondisiku.
Kini aku telah berdiri di lapangan basket yang luas nan panas. Baru kali ini aku di hukum dengan cara seperti ini. Dulu, biasanya hukumannya hanyalah dengan ber lari satu putaran lapangan basket. Tapi kini dijemur pada sinar terik matahari selama satu jam pelajaran. Ya mungkin aku telah kelas sebelas jadi hukumannya lebih lama.
***
Cukup ku tuliskan semua keluh kesahku pada selembar kertas putih ini
Sudahh, sudah selesai ......akan kusimpan seluruh lembaran ini pada kardus bekas ini, kututup rapat rapat si kardus dengan plester erat erat.Kusimpan dalam almari yang sudah koyak dimakan usia. Ya meskipun tak terdapat pintu pada almari tersebut.
***
Kala ini malam kembali menghampiriku, kunyalakan cahaya remang remang berupa lilin yang separuh bagiannya telah cair, karena tlah ku nyalakan kemarin malam.
Kukerjakan PR pertamaku ini, cahaya redup tak selalu terang.
Lelah rasanya hari ini, cemooh teman teman kala aku dihukum tadi pagi membuatku ingin menyerah dalam kehidupan ini.***
Pagi menjelang, namun masih remang -remang tak sepenuhnya terang. Dinginnya air saat mandi begitu menusuk hingga ke akar tulang.
Kukenakan seragam usangku, aku akan memulai pagi ini dengan tidak terlambat lagi. Mumpung masih pagi, setelah siap aku segera berlari menuju ke sekolah ,dengan sesekali berjalan.
Sepuluh menit sebelum masuk aku telah tiba di sekolah.
'Hufft' begitu lelah rasanya apabila berlari, tetapi demi berangkat pagi maka aku akan rela untuk berlelah lelah.
Hai-haiiii, jangan lupa vote dan komen ya agar kelanjutannya lebih seru. Mohon maaf apabila typo bertebaran (maklum cuma pelajar yang ngetik lewat hp)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Anganku...
General FictionAngan cita yang tinggi kuraih secara mandiri, akan kubuat orang yang meremehkanku terperangah.