Hari itu semuanya berjalan seperti biasa tak ada tanda apapun mengindikasikan terjadinya sesuatu, suara burung berkicauan dan hembusan angin serta suara keramaian kota Merpati semuanya seperti biasanya. Namun siapa menduga detik itu juga kota Merpati akan melihat matahari untuk terakhir kalinya.
"Elyza awas kau ya!" Seorang anak laki-laki mengejar anak perempuan di keramaian pasar kota, hal ini sering terjadi di antara mereka sehingga mereka terkenal di kalangan pedagang. Si anak perempuan sangat usil kepada si anak laki-laki begitu juga sebaliknya sehingga mereka selalu bermasalah kalau dibiarkan berdekatan. "Hmph! Siapa suruh tadi berlagak sok keren di depan Lyndell." Ketus si anak perempuan. "Eh, kau cemburu ya?" Si anak laki-laki bertanya dengan nada penuh makna sambil tersenyum jahat. "Ih buat apa juga aku cemburu, aku hanya tidak ingin Lyndell ternodai olehmu." Seru si anak perempuan sambil memalingkan wajah "Kau ini, kau pikir aku ini laki-laki seperti apa." Tanyan si anak laki-laki dengan nada kesal "Laki-laki seperti itu."
Elyza menunjuk ke arah gang kecil, terlihat seorang anak perempuan dikerumuni orang-orang seperti bandit. Kedua anak itupun berhenti, mereka bertukar pandangan lalu menganggukan kepala. "Hei om-om jelek! Lepaskan anak itu" Si anak perempuan meneriaki sambil menunjuk ke arah para bandit. "Benar, om-om jelek! Nanti tak aduin kalian ke komisi perlindungan anak" Kedua anak itu berusaha menarik perhatian para bandit. "Bocah keparat, kami ini masih muda! Lihat wajah kami! Lihat!" Seseorang yang terlihat seperti boss dari bandit itu membentak. "Em... bagaimanapun melihatnya mau lewat sedotan kek tetap saja om-om." Kedua anak itu saling memberi tanggapan sembari memberi rasa prihatin.
Para bandit telingannya memerah, terutama boss dari gerombolan ini dulu dia sempat ditolak pujaan hatinya karena terlihat tua. Makian kedua anak itu benar-benar mengenai sisi sensitifnya lantas si boss bandit memerintahkan anak buahnya untuk menangkap mereka, di sisi lain, si anak perempuan terlihat kebingungan. "Guang, sekarang bagaimana?" Elyza berbisik. "Bagaimana ya bagaimana? Tentu saja kita jalankan plan K." Elyza menatap Guang dengan tampang kebingungan sementara Guang membalas tatapannya dengan senyum jahatnya. "As K stand for... KABUR!!!" Teriakan Guang mengagetkan para bandit, sepertinya Elyza juga berhenti sebentar karena kaget sebelum akhirnya ikut berlari menuju keramaian pasar. Melihat situasi tidak bagus si boss bandit geram dan berteriak kepada anak buahnya, lalu bergegaslah mereka mengejar Elyza dan Guang.
Kota ini merupakan tempat tinggal Guang dan Elyza, tentu saja mudah untuk mereka kabur dan mengecoh bandit-bandit tersebut melalui gang lalu berkamuflase di kegaduhan pasar membuat kewalahan pihak pengejar. Di tempat awal kejadian, boss bandit menjerat si anak perempuan. Penampilan anak perempuan ini jelas sekali menunjukkan bukan warga kota Merpati. "Wkwkwk akhirnya tertangkap juga kau tuan putri" Tawa boss bandit girang disebabkan berhasil menangkap mangsanya. "Kenapa kalian menyergap kami?!" Anak perempuan itu menanyai boss bandit dengan nada dan ekspresi takut. "Kami ini bandit menurutmu apa pekerjaan bandit?" Tanya boss bandit sambil tersenyum kepada anak perempuan itu. "Em...." Anak perempuan itu berpikir keras. "Em...." Menerima reaksi seperti ini boss bandit tidak bisa menghindari untuk menanyakan dalam hatinya 'apa benar anak ini targetnya, apa kami tidak salah orang'.
Tentu saja dia bertanya-tanya karena menurut informasi, tuan putri sasaran mereka sangatlah cerdas dan pemberani meskipun ciri-ciri parasnya memang sesuai tapi perbedaan wataknya terlalu jauh membuat penjerat meragukan identitas tangkapannya. Tiba-tiba lonceng kota berbunyi dan terdengar teriakan histeris para warga sambil lari dengan panik, situasi yang awalnya tentram secara seketika menjadi kalut. Boss bandit dan tuan putri terdiam sesaat terkagetkan oleh perubahaan situasi ini sampai akhirnya ekspresi mereka berubah mendengar kata itu dari warga-warga, nama makhluk pembawa bencana pada zaman ini. Makhluk mengerikan bertubuh besar dengan bentuk tak karuan itu menghancurkan kota, memakan warga bahkan menjadikan para warga sebagai mainan mereka seolah para warga itu hanya sebatas hiburan di mata mereka, keceriaan dan tawa warga pagi tadi serasa ilusi belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of Guang
AdventureDi zaman kaliyuga, zaman di mana adharma di dunia lebih banyak daripada dharma. Keadaan ini membangkitkan mahluk mengerikan yang telah lama tertidur sehingga dunia tidak lagi damai. Guang seorang anak laki-laki di kota Merpati menjalani harinya sepe...