~Tuhan mempertemukan manusia karena dua alasan, hanya untuk diperkenalkan atau untuk dipersatukan. Lalu, bolehkah aku beranggapan bahwa kita dipertemukan karena alasan kedua?~
Bagian satu.
"Pak, masih lama tidak?" Tanya seorang gadis berseragam putih abu-abu yang baru saja membuka pintu mobil yang menepi.
"Maaf sebelumnya, Non. Bapak nggak ngecek mobilnya dulu sebelum nganterin Non". Laki-laki paruh baya itu menghampiri gadis berlesung pipi yang berdiri dihadapannya.
"Tidak apa, Saya nunggu taxi aja" gadis itu segera berjalan dua langkah dari tempatnya berdiri untuk menunggu taxi.
"Maaf Non". Pak Dani, supir yang sudah lama mengabdi untuk keluarga gadis itu menatapnya dengan tatapan merasa bersalah. Gadis itu hanya menyunggingkan senyum tipis sebagai balasan.
Sudah hampir setengah jam gadis berpakaian seragam rapi itu berdiri dipinggir jalan untuk menunggu taxi yang kosong, namun belum juga menemukan satupun taxi yang tidak berpenumpang. Pandangannya jatuh pada jam tangan biru yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya.
Sudah jam tujuh. Batinnya dalam hatiSampai jarum panjang yang terdapat pada jam tangannya menyentuh angka satu, menandakan bahwa pada saat itu sudah jam tujuh lebih lima menit, menandakan bahwa sepuluh menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. barulah ada taxi yang menepi dihadapannya. Gadis itu menarik napas legah. Ia membuka pintu taxi itu lalu segera meletakan tubuhnya di jok belakang. Tidak lupa juga menyunggingkan senyum manisnya kearah Pak Dani yang masih menatapnya dengan rasa bersalah
"Cepet ya, Pak. Ke SMA Permata" ucapnya sambil membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Supir taxi hanya mengangguk paham dan melajukan taxinya menuju lokasi tersebut.
Tepat ketika dua menit sebelum bel masuk berbunyi, gadis itu sudah memasuki gerbang primer sekolah yang hanya dibuka sedikit, Beberapa kali ia mengembuskan napas dalam, lalu mempercepat langkah kakinya menuju ruang kelas.
"Rena, tungguin gue" suara seseorang memanggilnya dari belakang.
Gadis itu, Renata Aulia. Membalikan tubuhnya dan mendapati seorang gadis tengah berlari kecil menghampirinya.
"Ke kelas bareng ya, gue telat bangun. Biasa, abis nonton drama korea" ujar gadis itu sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Rena hanya mengangguk, gadis itu bernama Gita Febriani. Satu-satunya teman Rena disekolah barunya, mengingat bahwa Rena merupakan gadis pendiam dan sedikit bersosialisasi, waktunya selalu dihabiskan bersama tumpukan buku-buku biologi sehingga jarang sekali ada yang mau berteman dengannya
Keduanya melangkah beriringan menuju ruang kelas, "Lo kenapa tumben jam segini baru datang Ren ?". Gita memulai pembicaraan karena merasa heran melihat Rena yang baru memasuki lobby sekolah tepat saat bel masuk berbunyi padahal biasanya Rena adalah siswi pertama yang datang ke sekolah
"Tadi mobil saya mogok jadi saya nunggu taxi" balas Rena diiringi senyum tipisnya
Gita menganggukan kepalanya pelan
Keduanya mempercepat langkah menuju ruang kelas karena bel masuk telah berbunyi
Setelah menyusuri koridor kelas dua belas IPA, Rena dan Gita memasuki ruangan kelas yang bertulisan XII IPA SATU dibagian pintu ruangan persegi itu
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOYS VS NERD GIRLS
Teen FictionAku tidak percaya tentang adanya cinta. Tetapi mengenalmu membuat ku mengerti tentang hal itu. Kamu adalah seseorang yang membuat hati ku jatuh, jatuh untuk memilih mu. Bagaimana dengan hati mu ?