Senin pagi, membuat orang orang sibuk dengan kegiatannya dari berangkat sekolah, kampus, bahkan ada yang berangkat kerja.
Kemacetan tidak bisa dihindari, beberapa tempat bahkan ada yang tidak bergerak sedikitpun saking padatnya. Namun, berbeda dengan Jesy, remaja kelas 12 SMA ini mulai melangkahkan kakinya dengan santai tanpa ada peluh yang berjatuhan di kening nya.
Sapa demi sapa terdengar saat ia memasuki gerbang sekolah SMA MAJU.“Selamat pagi, neng Jes!” Sapa satpam yang bernama Joko.
“Pagi mang!” Jawab Jesy dengan senyum tipis yang selalu ia lemparkan kepada orang orang tertentu.
Karena masih terlalu pagi, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang dan situasi ini tidak menganggu Jesy sama sekali, karena ia lebih menyukai keadaan yang sepi dibandingkan dengan keadaan ramai tidak terkendali.
Keheninggan pun terasa dikelas 12 IPA 2, belum ada orang yang datang hanya Jesy sendiri berdiri diambang pintu, baris ketiga dekat tembok adalah tempat favorit Jesy, ia langsung mengeluarkan buku psikologi dan merangkum beberapa bab.
Sekian menit berlalu, bangku disamping Jesy seperti ada yang mendudukinya, Jesy hanya melihat sekilas dan kembali terhanyut kepada buku buku nya.“Kyakk, bete banget asli! Tau ngak Jes? Tadi baju gue kotor gara gara keserempet! Ngeselin ih” Cerocos seorang wanita yang memiliki rambut sebahu.
Tak ada jawaban apapun dari Jesy, ia hanya mengangguk dan menggeleng kan kelapa nya saat mendengar temannya cerita.
“Ish! Mulai lagi deh, Jesy!!!!.” Teriak wanita tersebut.
“Apa sih? Iya iya, denger ko Del, ngak usah teriak tetiak!” Balas Jesy acuh tanya melihat teman sebelahnya.
“Sebegitu terobsesinya nya lu masuk psikolog? Sampe gue ngomong dikacangin” Tanya Della sambil melihat buku tebal yang menjadi fokus Jesy.
“Mimpi itu dikejar Della, bukan disimpen dan berdoa sambil jungkir balik sampai lebaran monyet!” Jawab Jesy.
“Dih nyindir lu? Heh kalo usaha terus tanpa adanya doa, sampe kiamat kalo ngak direstuin ya ngak akan kesampean lah!” Bela Della yang tak terima dengan omongan Jesy.
“Kita udah kelas 12 dan lu masih mau santai kayak dipantai?” Tanya Jesy sambil melihat reaksi Della.
“Ya ngak lah, ini tuh bukan santai tapi proses yang perlahan!” Lagi lagi Della membela diri sambil melipat kedua tanggannya didepan dada.
“Terserah!” Jawab Jesy lelah.Keheninggan melanda mereka sampai akhirnya banyak penghui kelas yang berdatangan ditambah suara bel masuk pun berbunyi dengan kerasnya.
Jesy dan Della sudah 3 tahun menjadi teman sebangku, dan sekarang adalah tahun terakhir mereka akan bersama, jadi Della sudah tau seluk beluk Jesy, begitupun sebaliknya.
Keramaian teredam saat wali kelas mereka Pak Walio memasuki kelas, namun, beliau tidak sendiri ada seorang laki laki yang mengikutinya dibelakang.
“Selamat Pagi anak anak?” Tanya Pak Walio.
“Pagi pak” Jawab murid serentak.
“Hari ini saya akan memperkenalkan teman baru kalian, ayo perkenalkan nama mu!” Suruh beliau.
Jesy yang melihat anak baru itu hanya bisa melonggo dan menggepalkan jari jari nya.
Note:
Hy,hy, hy, ini adalah cerita pertama ku, maaf banget kalo banyak typo atau EYD yang ngak pas masih kurang lainnya.Semoga kalian suka sama cerita ini. Enjoy😀
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS
FanfictionKetika kebahagiaan berubah menjadi kesedihan, satu persatu tawa menghilang, setiap yang datang akan pergi dengan berjalannya waktu. Perlahan air mata terjatuh tanpa adanya penghalang, inilah yang dirasakan Jesy sebagai anak tunggal yang dulu ceria...