Yoongi mengendap menyusuri lobi rumah sakit. Maniknya menengok kanan kiri, takut-takut Jimin dan taehyung mencarinya.
Setelah dirasa aman ia duduk bersantai di ranjangnya.
"hahhhhhhh".
"Yoongi". Pekikan kencang itu mengagetkannya.
"eomma".
Grabbb...
"darimana saja kau, eomma hawatir, semua orang pergi mencarimu".
"kau senang sekali membuat kami hawatir... Hikss". Yoongi memeluk eommanya yang kini tengah menangisi kepergiannya. Ahh ia jadi merasa sangat bersalah.
"maaf eomma, tadi temenku dari Daegu datang, jadi kita berbicara sebentar diluar. Maaf aku tak memberitahu kalian".
"dasar anak nakal, tega kau hiksss hiksss". Yoongi semakin merasa bersalah sekali.
Brakk....
Pintu terbuka dengan tidak elitnya, mengeluarkan bunyi yang menyiksa telinga.
Hosh... Hosh....
Suara deru nafas dua namja yang menjadi pelaku pendobrakan. Keduanya berlarian supaya cepat sampai di depan Yoongi.
"kau tak apa kan Yoon, ahh astaga aku sampai gila mencarimu". Itu Jimin yang sampai terlebih dahulu kemudian mencengkram pundak Yoongi dengan kuat karena panik.
Hush.. Taehyung mendorong Jimin agar menyingkir.
"jangan seperti ini lagi baby, kau membuat kami hawatir". Yoongi mengangguk mengerti.
Ia tersenyum kikuk melihat dua namja yabg sangat perhatian terhadapnya. Lalu hatinya berlabuh pada siapa?. Dan jangan lupakan fakta tentang Oh Sehun. Sungguh Yoongi ingin menghilang dari sunia jika terus terusan berpikir seperti ini.
Tapi tunggu.... Otaknya mulai bekerja ... Mengingat seseorang yang selama ini jarang sekali ia temui. Kemudian kepalanya menggeleng bersikeras untuk tak berpikir buruk tentangnya.
Sore hari Yoongi mencoba menghubungi Luhan menanyakan perihal Sehun. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yabg mengganjal dihatinya.
"hemm apakah ia membaik".
"......"
"syukurlah, nanti aku akan menjenguknya kembali".
"......"
"tak apa aku tak repot, aku senang" ...
Jimin menghentikan langkahnya, samar tapi sedikit jelas ia mendengar suara Yoongi sedang berbicara entah dengan siapa. Jimin memandangnya dari balik pintu yang terbuka sedikit. Dapat ia lihat Yoongi yang tengah tersenyum dengan telepon dalam genggaman seseakli ia akan memekik hebat, entah apa yang mereka perebutkan dalam pembicaraan telepon itu. Pikirannya masih bergerilnya siapa gerangan yang ditelepon Yoongi.
Rasanya dadanya sedikit nyeri dan sesak. Ada apa dengan Jimin. Apa aku cemburu?..
"ah Jimminie...". Lamunannya buyar tatkala suara cempreng milik Yoongi memanggilnya antusias.
Jimin nyengir sembari berjalan lesu kearahnya. Yoongi memiringkan kepalanya mengerut lucu yang keherannan melihat Jimin nampak lesu.
"kau kenapa?"
Hup..........
Jimin memeluk Yoongi tanpa kata. Sedang Yoongi nampak terdiam saking kagetnya dengan tingkah aneh Jimin.
"Jim...".
"jangan pernah berpaling pada yang lain".
Yoongi masih kebingungan menafsirkan perkataan Jimin.
"aku menyukaimu Yoon". Seketika tubuh Yoongi terkulai lemas dan otaknya blank seketika. Maniknya membola. Kata yang Jimin ucap barusan ia tak berhalusinasi bukan?
"Jim jangan bercanda". Yoongi mengahirinya dengan kekehan kecil.
Jimin terdiam tak menjawab, menimbulkan kecamuk dalam pikiran Yoongi yang mulai menerka nerka bahwa itu hanya ucapan Jimin yang tanpa sadar terucap, atau Jimin hanya ingin mengerjainya atau entahlah...
"aku serius, lihatlah aku... Hanya aku". Jemsrinha menangkup pipi tembam Yoongi.
Kelopak mata Yoongi mengerjap lucu karena gugup. Jangan lupakan fakta bahwa kini pipinya sudah semerah tomat.
Chu...........
Kelopak itu kian berkedip cepat seiring lumatan yang Jimin berikan.
"emmmm Jim". Sekali suara itu keluar namun detik berikutnya kembali bungkam. Jimin masih setia menyesap bibir chery milik Yoongi. Pikirannya sepenuhnya kalut, bibirnya membuat mabuk melupakan segala kenormalan miliknya.
Jemari Jimin menekan tengkuk Yoongi untuk merapat. Bibirnya tengah melahap bergantian bibir Yoongi, lidahnya menerobos masuk bergerilnya mengapsen semua milik Yoongi.
"haaa....hahh". Yoongi terengah menetralkan nafasnya.
Dihadapannya Jimin tersenyum tampan sekali... Matanya tertutup melengkung seperti bulan sabit. bibirnya ... Yoongi terdiam memandangi bibir milik Jimin yang lebih memerah. Jemari Jimin membersihkan sisa salifa pads dagu Yoongi.
Seolah terhipnotis Yoongi tak mengiyakan ataupun menolaknya?
Bolehkah Jimin berkesimpulan ini lampu hijau untuknya.
Luhan tersenyum cerah nendapati pergerakan dari jemari Sehun. Setelahnya ia bertambah heboh tatkala kelopak yang senantiasa tertutup itu kini terbuka. Ia berterima kasih dan bersyukur karena Yoongi hingga keajaiban ini terjadi.
"Bedebah kau Park Jimin beraninya kau menyentuhnya".
Brak.....
Bunyi keras terdengar setelah tangan sang pelaku menggebrak meja penuh emosi.
"dan kau Luhan dan Sehun belum waktunya kalian bahagia... Belum".
"Yoongi harus kembali pada Suga".
Tbc....
Hehhee maap pendek yah...
Q nulis krn ada yg protes ini belom up...Pdahal q belom tidur dr td mlm loh...
Q lembur. . Nyelesein project.. Sampai pagi... Gara2 flasdisk ilang... Kampret semua data ilang...😑😑😑Silahkan dibaca...
Maaf kalo banyak typo.. Orangnya ngantuk... Hehehe....Have nice dream
😀😋🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Bother (Minyoon)
Fanfictionperasaan berat sebelah.. aku menyukaimu.. yah! memang kau menyukaiku, tapi menyukai diriku yang lain.. myg - pjm - kth bl loves ( yaoi )