Jilid 17

493 14 1
                                    

Dikorek boroknya masa lalu, keruan malu dan gusar Kim

Cau-gak dibuatnya, bentaknya: "Tutup mulutmu!"

Hong-lay-mo-li sebaliknya tidak tutup mulut, katanya lebih lanjut "Kukira namamu harus diganti Kim Hu-song (Kim menyerah kepada Song) saja, betapa banyak pahlawan2 gagah dari bangsa Song kita, lebih baik gunakan nama Kim Hu-song saja!"

Saking murka Kim Cau-gak malah ter-loroh2, serunya: "Ternyata genduk kau inipun tahu asal usul Lohu, memang selama hidup Lohu hanya sekali dikalahkan oleh Nyo Cay-hin, tapi Nyo Cay-hin sekarang sudah mampus, panglima besarmu Gak Hui juga sudah menjadi tanah, Song-tiau kalian, masih punya tokoh siapa dapat mengalahkan aku?"

"Membunuh ayam masa perlu pakai golok kerbau menundukah kau masa perlu seorang jenderal? Waktu aku keluar pintu, guruku ada pesan, katanya ada seorang bangsat tua bangka yang menamakan dirinya Kim Cau-gak, dulu takut aku cari perkara kepadanya, lantas pura2 mati menyembunyikan diri, kabarnya sekarang dia berani keluar kandang, jikalau dia kebentur olehmu, ringkuslah dia dan gusur ke hadapanku, biar kuhajar dia!"

Kim Cau-gak tertegun, bentaknya: "Apakah kau murid Kongsun In? Tua bangka itu belum mampus?"

"Beliau masih sehat tidak kurang suatu apa, lekas kau pura2 mati saja!"

"Sementara tidak akan kubunuh kau, undanglah gurumu kemari."

"Apa kupingmu sudah tuIi? Tak kau dengar tadi kukatakan, guruku berpesan supaya aku membekukmu menggusur kehadapan beliau, kau hendak menemui beliau, gampang saja, marilah ikut aku! Cis, tidak lekas kau terima diringkus saja?"

Serasa hampir meledak dada Kim Cau gak, hardik-nya: "Buat apa aku adu mulut dengan genduk busuk kau ini, baik, kalau kau ini wakili kematian gurumu, biar kukirim kau keneraka lebih dulu!" kedua tapak tangan bergerak membundar kearah yang berlawanan terus ditepukkan kedepan, tapak kiri terlebih dulu melontarkan segulung hawa panas, disusul tapak tangan kanan menerbitkan segulung hawa dingin.

Dengan kelincahan badannya, sebat sekali Hong-lay-mo-li melejit menyingkir dari terjangan kekuatan lawan, lalu dari arah samping kebutannya digentak, seketika angin keras menderu menahan kedua hawa panas dingin musuh, seketika mereka serang menyerang dengan dahsyat dan sengit.

Tangan kanan Hong-lay-mo-li memainkan pedangnya sehingga sinar pedangnya bergerak laksana sekuntum bunga, lalu dengan sejurus Giok-li-toh-so pedangnya menusuk maju, tipu ini kelihatannya biasa saja, topi dimana ujung pedangnya meluncur, ternyata mengeluarkan desiran keras.

Kiranya Yo-hun-kiam-hoat yang dia kembangkan inipun merupakan kepandaian tunggal dalam Bulim, kekuatan dan perbawanya terang tidak lebih asor dari permainan kebutnya yang memiliki tiga puluh enam jurus tipu2nya yang hebat Yohun-kiam-hoat justru mengkombinasikan tenaga lunak yang mengandung kekuatan keras dan kiat, lincah dan enteng, tapi setiap gerak perubahannya justru mengandung kekuatan murni yang tiada taranya, suara mendesir itu lantaran tusukan pedangnya menembus rangsakan hawa panas dingin musuh, sehingga hawa bergolak dan mengeluarkan suara.

Mau tak mau kaget juga hati Kim Cau-gak menghadapi rangsakan gencar dari perpaduan kedua ilmu lawannya ini, lekas ia kerahkan Lwekangnya dan kembangkan Im-yang-ngoheng-ciang setaker kemampuan-nya, sekeliling badannya dilingkupi hawa panas dingin laksana dinding yang tak kelihatan, tiga kaki didepan badannya, pedang Hong-lay-mo-li tentu tergetar balik, maka suara mendesis itu semakin keras seperti kacang digoreng diatas wajan: semakin keras semakin ramai, lama kelamaan kedua pihak sama mencelos.

Hong-lay-mo-li berpikir: "Kepandaian Kim-lian-lo-koay memang hebat dan teramat sesat, kalau aku tidak bisa menyelesaikan pertempuran dalam waktu dekat, mungkin aku bisa tersiksa oleh tekanan panas dingin kekuatan musuh." sebaliknya Kim Cau-gak juga membatin: "Jikalau dia kuat bertahan sampai seratus jurus, kemana mukaku harus kutaruh? Dilanjutkan terlalu lama tidak menguntungkan bagiku, aku harus cari cara untuk segera mengalahkannya." maklumlah Kim Cau-gak barusan sudah bertempur sengit, terutatama melawan gempuran dahsyat Thian-mo-kay-dehtay-hoat Say ci-hong tadi menguras tidak sedikit tenaganya, paling tidak tiga bagian Lwekangnya sudah susut, apa lagi ia kuatir sedikit lena, Hong-lay-mo-li pasti berkesempatan menerjang masuk kedalam pertahanannya

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang