Siang Kian-thian ayah Siang Pek-hong adalah seorang ahli dalam bidang ini, Jong-hap-sin-sa merupakan salah satu dari dua belas Am-gi ciptaannya yang amat lihay dan tiada bandingan di kolong langit.
Rahasia pembuatan pasir beracun ini tak sembarangan diturunkan dalam keluarganya, cuma Siang Pek-hong sendiri yang mewarisi kepandaian ini, adiknya Siang Ceng-hong malah tidak tahu menahu akan pelajaran2 ilmu berbisa ini.
Siang Pek-hong tercengang sebentar, pikirnya: "Tak heran dia sangka aku yang turun tangan."
Dengan menahan sakit Kongsun Ki berkata ter-putus2: "Aduh, aduh! sekujur badan gatal2 dan tersiksa benar aku. Tapi hatiku lega juga bahwa bukan kau yang turun tangan, Waktu aku tersambit Am-gi, betapa pedih dan perih sanubariku, kukira kau pulang hendak menuntut balas kepadaku, sungguh harus disesalkan hubungan suami istri kita selama ini, Syukurlah bukan kau yang bertindak sekejam ini kepadaku."
Terharu hati Siang Pek-hong mendengar kata2 suaminya, batinnya: "Oh, begitu, Waktu itu hatinya perih badannya kesakitan, pikirannya sudah setengah sadar, tak heran dia tidak tahu akan perbuatan orang lain, Em, siapa orang itu? Kenapa diapun bisa menggunakan Am-gi tunggal dari keluargaku?"
Karena bicara napas Kongsun Ki memburu, keringat me-netes2. Siang Pek-hong amat sedih dan kasihan, penasaran hatinya selama ini tersapu bersih dan dilupakan sama sekali, katanya dengan mengembang air mata: "Toako, kau terkena Am-gi menyangka aku yang turun tangan, maka kau tak mau membalas, karena ini, aku boleh memaafkan segala perbuatanmu yang laIu, jangan bicara dan jangan bergerak, biar kusembuhkan luka2mu."
Hong-lay-mo-li yang mencuri dengar pembicaraan mereka dibalik bukit ikut lega hati, jalan pikirannya cukup hati2, lekas ia sudah menduga bahwa orang yang membokong suhengnya tentu masih berada didalam perkampungan ini, kuatir orang berlaku keji main bokong lagi, segera Hong-lay-mo-li menggeremet maju kebawah loteng dan siap siaga sambil meremas batu2 kerikil.
Waktu ia melongok kedalam, dilihatnya Sosunya membungkuk badan didepan ranjang, agaknya sedang memberi pertolongan kepada Suhengnya, umumnya senjata beracun ada obat pemunahnya, cuma Jong-hap-sin-sa ini harus di operasi dan disedot dengan tenaga murni baru bisa disembuhkan.
Maka Siang Pek-hong kerahkan tenaga murninya, mulai mengurut dan melancarkan jalan darah sekitar 1uka2. Te-rasa oleh Siang Pek-hong, dimana jari2nya menyentuh kulit daging suaminya, terasa panas membara, diam2 hatinya heran, kadar racun Jong-hap-sm-sa semula memang bisa bikin badan panas membara, tapi hanya sebentar saja berubah dingin.
Tapi kenyataan badan suaminya masih terasa panas setelah sekian saat lamanya. Setelah mengurut beberapa kali, terasa pula olehnya kulit daging suaminya punya daya membal yang keras, bagi orang yang mempelajari silat, memang kulit dagingnya punya daya membal yang keras dari manusia umumya, tapi bila keracunan Jong-hap-san-ba daya membal ini akan lenyap,
Disaat hati Siang Pek-hong heran dan was2 serta bertanya2, tiba2 didengarnya Kongsun Ki tertawa di-ngin, mendadak orang bergegas bangun, Siang Pek-hong berseru kaget: "Toako, kau, kau sakit . . .." dia kira suaminya kesakitan sampai berjingkrak bangun, tak nyana belum kata2nya selesai, cepat sekali Kongsun Ki sudah turun tangan menutuk beberapa Hiat-tonya, jengeknya dingin: "Kau menyelundup pulang, secara diam2 hendak mencelakai jiwaku, kau kira aku ini bodoh? Hm sekarang biar kaupun rasakan siksaan Am-gi-mu sendiri! Haha, inti pelajaran kedua ilmu berbisa itu harus kuambil sendiri." sekali renggut, lekas sekali ia telanjangi baju istrinya bagian atas, lalu merogoh keluar buku pelajaran kedua ilmu berbisa itu dari balik pakaian dalamnya.
Dengan bergelak tertawa ia berludah kemuka istrinya, makinya: "Kau pandang suamimu seperti orang luar, pelajaran ilmu ini kau pandang sebagai mestika, suami sendiripun kau tidak mau berikan, Baik, lekas kau enyah saja, kini aku tidak sudi punya istri seperti tampangmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AventuraPemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...