Jilid 30

657 12 0
                                    

Kebetulan laki2 itu memburu tiba, bentaknya gusar: "Tutup mulutmu yang kotor ini, lihat golok!" goloknya segera memotong, sebat sekali Kongsun Ki tarik tangannya, matanya melirik hina, katanya tertawa menyengir: "O, jadi kau ini kiranya tunangan adik Sia? Kau bakal jadi iparku juga, kenapa baru bertemu lantas begini garang?"

Seketika merah jengah muka Lian Ceng-sia dengan laki2 itu, sepasang golok mereka segera menari bersama, dengan gabungan mereka berdua, jurus ilmu goloknya lebih mantap dan ganas, mereka merangsak dengan gencar, ingin rasanya menggorok leher Kongsun Ki.

"Adik Sia, kupandang muka cicimu, aku tidak ingin melukai kau. Walau orang ini calon suamimu, tapi dia masih terhitung orang luar, apa boleh buat, maaf ya, ingin aku menjajal ilmu baruku yang berhasil kulatih kepada dia ini!" belum habis berkata, tiba2 sebelah tangannya menepuk kedepan, golok laki2 itu sedang tergubat oleh pedang lemas Kongsun Ki, dalam waktu dekat tak kuasa menariknya lepas, terpaksa dia memapak dengan pukulan tangan "Blang" Laki2 itu tergeliat lalu sempoyongan tiga langkah, keringat seketika membanjir membasahi badannya rona mukanyapun berubah,

Lian Ceng-sia kaget, serunya: "lh-ko, bagaimana kau?"

"Tidak apa2." sahut 1aki2 itu, dengan mengerak gigi, golok diayun kembali ia menerjang maju pula.

"Tidak apa?" cemooh Kongsun Ki, "jiwa kecilmu ini bakal amblas, adik Sia, carilah laki2 yang lain saja. Orang ini anak dogol, tidak setimpal jadi pasanganmu, masih banyak laki2 yang unggul dari dia, aku boleh bantu kau memilihnya!"

Gusar dan kaget pula Lian Ceng-sia dibuatnya, golok diputar laksana angin lesus, tanpa hiraukan keselamatan sendiri dia cecar Kongsun Ki dengan sengit, Kongsun Ki kembangkan ilmu pedangnya untuk menjaga diri dengan rapat, dengan mudah dia punahkan setiap serangan golok lawan, sebelah tangannya malah ikut main dan selulup timbul ditengah berputarnya sinar pedang, selalu mencari kesempatan untuk menambahkan sekali pukulan kepada si laki2 itu.

Di saat2 genting inilah Hong-lay-mo-li sudah memburu datang, Dari kejauhan Kongsun Ki sudah melihat kedatangannya, keruan hatinya mencelos, tapi cepat dia berteriak: "Sumoay, kebetulan kau datangi Laki2 ini adalah Perwira negeri Kim, lekas kau meringkusnya !"

Kalau Kongsun Ki kaget, Lian Ceng-sia dan laki2 itupun tak kurang kagetnya, satu musuh tangguh saja mereka sudah kewalahan, apa lagi kalau kedatangan Sumoaynya, bagaimana mereka bisa selamat?"

Tak kira begitu lompat turun dari punggung ku-danya, Hong-lay-mo-li lantas tertawa dingin: "Siapa sudi jadi Sumoaymu, mulutmu manis hatimu jahat, kau masih ingin menipu aku? Memang aku kemari hendak membekuk orang, tapi yang akan kubekuk adalah kau!"

Dengan permainan kombinasi kebut ditangan kiri dan pedang ditangan kanan, Hong-lay-mo-li membendung jalan mundur Kongsun Ki, dengan jurus Sing-hay-hu-cai pedangnya memetakan tiga kuntum kembang, dalam sekali samberan pedangnya itu, Hian-ki-hiat, Ih-gi-hiat dan Hoan-tiau-hiat masing2 didada, ketiak dan lutut Kongsun Ki terancam oleh ujung pedangnya.

Ketiga Hiat-to ini sejajar dalam satu garis melintang, sekali gebrak tiga sasaran diincarnya dengan gerakan yang gemelai dan cepat sekali, sudah dua kali Hong lay-mo-li pernah melabrak Suhengnya, sampai dimana taraf kepandaiannya dia cukup tahu, dia kira dengan mengembangkan ilmu pedangnya ini, paling tidak salah satu Hiat-toyang diincar pasti kena dia tutuk.

Tak tahunya kepandaian silat Kongsun Ki sekarang sudah tak boleh dibanding ternpo hari, disaat2 dirinya terancam itulah, tampak orangpun kembang-kan pedang dan tapak tangan, "Wut" tapak tangannya memukul sehingga kebut lawan ditolak pergi, disusul terdengarlah suara berdering nyaring, dengan jurus Tay-mo-hou-yan gaya pedangnyapun miring, dalam sekejap saling bentur tujuh kali dengan pedang Hong-lay-mo-li, sehingga jurus Sing-hay-hu-cai Hong-lay-mo-li kena dipatahkan pula.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang