Jilid 44

414 11 0
                                    

Kim Cau-gak tertawa dingin, ejeknya: "Baik, kalau punya kepandaian hayolah maju" beruntun kedua telapak tangannya ditepukkan, telapak tangan kiri mengeluarkan damparan angin dingin yang membekukan, sementara telapak tangan kanan mengeluarkan gelombang hawa panas yang membakar kulit, digencet dengan serangan panas dingin, seketika Bun Yathoan tidak mampu bersuara lagi.

Demi tegaknya keadilan Ong Ih-ting menjadi nekad, meski tahu kepandaian sendiri bukan tandingan Liu Goan-ka, segera dia menerjang maju seraya berseru: "Apa benar kalian ayah dan anak, kami tidak peduli. Yang terang Liu Lihiap bekerja demi kepentingan nusa dan bangsa, umpama benar Liu Goanka adalah bapaknya, diapun tak boleh membunuhnya untuk menutup mulutnya, kuharap para hadirin sekalian memberi keadilan."

"Kurangajar," damprat Liu Goan-ka, "Aku mengajar putriku sendiri, siapa suruh kau memberi keadilan segala?

Memangnya apa salahnya usulku yang kemukakan tadi?" dari kejauhan dia lancarkan ilmu tutuk yang menembus udara, seketika Ong Ih-ting rasakan Bun-hiaiig-hiat tiba2 kesemutan, seketika diapun menjadi bisu.

Tiga belas Cecu dari Thayouw segera tampil ke-depan, serunya: "Ong-cong-cecu, haluan tidak sama tidak perlu bergabung, mari kita pulang bergerak menurut tujuan sendiri"

Tak nyana kalau mereka ingin bergerak menurut tujuan sendiri, Hwi-Iiong-to-cu justru tidak memberi peluang kepada mereka, Tatkala itu Kiong Ciau-bun sudah kembangkan Chitsat-tin, Hoa Kok-ham terkepung didalam barisan tak bisa berbuat banyak, maka Hwi-liong-toeu segera tampil kedepan, katanya dengan tertawa dingin:

"Tadi sudah kukatakan, Hwi-liong-to tidak boleh sembarang orang mau pergi datang sesuka udelnya sendiri, Yang terang aku hanya menjunjung Liu Goan-ka dan tunduk akan perintahnya, siapa yang berani membangkang perintah Bengcu, aku tidak akan sungkan lagi terhadapnya. Siapa yang berani meninggalkan tempat ini, ringkus dia!"

Hwi liong-tocu punya dua belas Thaubak, ilmu silat masing2 tinggi, dengan kekuatan kedua belas Thaubak ini cukup berkelebihan menghadapi tiga belas Cecu dari Thayouw, Karena itu situasi menjadi tegang dan tak mungkin damai lagi, perpecahan sudah terjadi, agaknya pertempuran besar acak2an tak bisa terhindar lagi.

Setelah diurut beberapa kali tutukan Hiat-to Ong Ih ting sudah mulai lancar, dengan suara serak segera dia beekata: "Seorang laki2 lebih baik hancur dari pada diperbudak pengknianat bangsa! Hwi-liong-tocu, kau ingin menahan kaml, kecuali kau bunuh kita semua."

Kata2 yang gagah berani seketika membakar kemarahan para ksatria yang hadir segera mereka bangkit dan angkat tangan bersorak sorai, "Benar, laki2 sejati harus berani berkorban bagi negara, memangnya kita terima diancam pengkhianat bangsa macam orang she Liu? He, orang she Cong, kau tidak takut dicaci maki seluruh rakyat di dunia, memangnya kami takut mencucurkan darah?"

Kemarahan masa sudah tak terkendali lagi, sikap hormat dan takutnya terhadap Liu Goan-ka tadipun sudah lenyap, secara langsung mereka memanggilnya orang she Liu.

"Ong Hi-ting," seru Liu Goan-ka tertawa dingin, "besar benar nyalimu." kembali dia lontarkan tutukan dari jarak jauh, Licecu dari Tong-thing-san barat di Thayouw segera maju mengadang didepan Cong-cecu, maka dialah yang roboh tertutuk.

Ilmu silat Hong-lay-mo-li memang kalah tinggi, namun terpaut tidak jauh dari Liu Goan-ka, sudah tentu dia tidak tinggal diam melihat orang tutun tangan keji terhadap Ong Ihing. Tanpa hiraukan keselamatan jiwa sendiri, sret, sret, sret tiga serangan berantai pedang dia cecar Hiat-to mematikan dibadan Liu Goan-ka, Goan-ka tahu akan kelihayan serangan ini, diapun tahu meringkus Hong-lay-mo-li lebih penting. Maka dia biarkan Hwi-liong-tocu seorang yang pimpin anak buahnya untuk menghadapi para ksatria.

Hwi-liong-tocu tertawa besar, serunya: "Kalian ingin mampus, bukan soal gampang." dengan menjepit dua jari tangan kedalam mulutnya, dia bersuit memberi aba2 kepada serombongan anak buahnya yang bersenjata gantolan panjang, di bawah pimpinan dua belas Thaubaknya, terbagi dua belas rombongan, membentuk barisan mengepung seluruh orang2 gagah yang hadir.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang