Ayah

23.2K 1.2K 2
                                    

"Bundaaa...."
"Kaka? Kaka kau kembali, nak?" azka tersenyum. "Kau kembali..." kirana memeluk azka dengan erat.

Kirana terus menerus mengelus kepala azka dengan penuh kasih sayang. "Jangan tinggalin bunda lagi." azka hanya tersenyum menanggapi ucapan kirana lalu memeluk azka dengan erat.

Kirana terkejut ketika ada seseorang yang menarik azka dari pelukkannya. "HEY! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ANAKKU? KENAPA ANAKKU SAMPAI MENAGIS BEGINI?" tanya wanita itu sambil memeluk ananknya.

Kirana mulai menggila. Ia menarik seorang anak dari pelukkan ibunya.
"Kembalikan anakku! Ku mohon! Bian berikan anakku! Akan kulakukan apapun asalkan kembalikan anakku!" kirana memeluk kaki wanita itu. Kirana menangis dengan keras sambil memohon dengan wanita itu sedangkan anak wanita itu hanya menagis karena takut si culik wanita gila.

"Apa yang kau lakukan! Menyingkir dariku!" wanita itu mendorong kirana agar menjauh darinya. "Bian kembalikan anakku!" kirana terus memohon. Kirana hanya berhalusinasi. Ia mengingat bagaimana trisbia  mengambil azka dengan paska darinya. Bagaimana kirana memohon supaya trisbian mau mengembalikan azka kepadanya.

"KIRANA APA YANG KAU LALKUKAN ,NAK?" dari kejauhan diana, ibunya Kirana berteriak memanggil kirana. Tidak sanggup melihat Kirana seperti itu ia langsung menghampiri kirana dan langsung menjauhkan kirana dari wanita itu.
"Maafkan anak saya!" mohon Diana, ibunya kirana.
"Lain kali anaknya di kurung aja bu, bikin resah aja, tau ngak? Ntar anak kita di apain gimana? Ibu mau tanggung jawab apa?" ucap wanita itu dengan sinis.

Wanita itu membawa anak pergi menjauh dari kirana dan sang ibu. "Bu, azka mau di bawa kemana bu? Bu jangan biarin bian bawa azka pergi bu." kirana mulai memberontak di pelukkan sang ibu.

Sang ibu semakin mengeratkan pelukkannya. Membiarkan kirana menangis di pelukkan sang ibu.

Dari kejauhan seorang pria melihat kirana dengan sendu. 'Inikah hasil perbuatannya?' pikirnya. Orang itu adalah Trisbian. Trisbian tidak percaya jika apa yang terjadi pada kirana sebab-akibat dari perbuatannya. Ia menatap sendu kirana.

Trisbian yang awalnya ingin berkunjung kekediaman kirana kini harus melihat keadaan Kirana yang sebenarnya. Trisbian merasa ribuan jarum menusuk jantungnya. Nafasnya sesak tak terkendali. Ia membalik arah mobilnya menuju mansionnya.

***

"APA YANG KAU LAKUKAN LAGI SEKARANG!!! KAU TAU BERAPA HARGA KERAMIK INI, HAH?" sebuah teriakkan mampu membuat pelayan di sekitarnya tergopoh-gopoh menuju ke sumber suara.
PLAKKK
"HHUAAAA......BUNDAAAA......" azka kini menangis karena tamparan di pipinya. Bella kini berang melihat sikap azka semakin hari azka semakin tidak bisa di atur. Tangisan azka semakin menjadi ketika bella menarik keras telinga azka hingga memerah.

"Kau tau berapa harga hah? Kenapa kau susah sekali di atur hah? Dasar anak pembawa sial!!"

PPLAKKK

Bella kini merasa pipinya memanas. Bian menamparnya? Sepanjang hubunganya dengan trisbian baru kali ini trisbian menamparnya hanya di karena seorang anak? "Bian" gumamnya.
"Kau tak berhak menampar anakku, bella!"
"Dia selalu membuat masalah. Dia bukan anakmu bian! Dia anak pembawa sial!!!" teriak Bella.

PLAKKK

"Sekali lagi kau bicara aku takkan segan-segan menghancurkan keluargamu Bella, dan kurasa hubungan kita sampai di sini saja.kurasa kau paham maksudku Bella." ucap Trisbian.

Bella terkejut. Bella tidak menyangka jika trisbian akan mengakhiri hubungannya begitu saja. "Kau tidak bisa mengakhiri hubungan kita begitu saja ,bian."
"AKU BISA." trisbian menekan kata-katanya. "Kau bisa pergi sekarang!" usir trisbian. Bella pergi dengan wajah memerah.

Trisbian mengendong azka dan menenangkan. Trisbian membawa azka menuju kamar anaknya, ia menurunkan azka ke tempat tidurnya.
"Sudah ka, jangan menangis lagi! Besok kita ke tempat bunda." azka yang mendengarkan nama bundanya lagi berhenti menangis. "Benarkah? Janji?" tanya azka. "Iya." jawab trisbian. Azka mengangkat jari kelingkingnya. " janji dulu."
"Emm, oke." trisbian menautkan jari. Azka yang kesenangan memeluk trisbian dengan erat. "Makasih.... Ayah..." bisik azka. Trisbian tersenyum haru. Selama azka di mansionnya azka tidak pernah memanggilnya Ayah, azka selalu memanggilnya dengan sebutan Om.
Hatinya menghangat. Senyumannya tak pernah luntur, trisbian merasa sangat bahagia. Ia bisa merasakan kebahagiaan yang sama dengan kirana.
.
.
.
END

Dia Anakku  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang