Chapter 10

6.1K 547 21
                                    

Sehun dan Naomi sekarang sudah menjadi suami istri yang sah. Semua tamu undangan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.

"selamat atas pernikahan kalian sayang!" ucap Ibu Sehun memeluk Naomi dan Sehun secara bergantian, pelukan yang hangat dari seorang Ibu.

"terimakasi Ibu" ucap Naomi dan Sehun diiringi dengan senyuman.

"Sehun sekarang kau sudah menjadi seorang suami dan kau harus bertanggung jawab atas keluarga yang akan kau bangun." Ucap Ayah
Sehun sambil menepuk pundak anak semata wayangnya itu. Yang dijawab anggukkan kecil oleh Sehun.

"Dan Sehun jangan sampai kau menyakiti istrimu ingat itu. Ibu akan menendangmu jika sampai kau melakukakannya." Ucap Ibu Sehun dan Naomi yang mendengar itu hampir tertawa lepas untung ia ingat bahwa kini sedang di acara resepsi. Sehun yang melihat kelakuan Naomi hanya menatap jengkel.

"Naomi selamat atas pernikahanmu. Maafkan Papa selama ini memperlakukanmu tidak baik. Maafkan Papa, Nak." Ucap Ayah Naomi menangis sesugukkan.

"terimaksih Papa. Sudah jangan menangis hmm... jangan membuatku menangis nanti make up Naomi jadi luntur Papa tidak ingin anak Papa terlihat jelekkan?" Sahut Naomi memeluk ayahnya di iringi dengan candaan bahkan bulir matanya yang ia tahan pun menetes. Sehun yang menyaksikan itu menatap Naomi teduh dan tersenyum. Ia juga tak menyangka Papa Naomi sudah berubah bahkan judi dan mabuk-mabukkan sudah di tinggalkannya dari informasi yang ia peroleh dari mata-matanya.

Sehun mengalihkan arah pandangnya seketika uratnya menegang menyaksikan tamu tidak terduga datang ke pestanya. Menuju kearah dirinya dengan tatapan kosong. Mata mereka bertemu Naomi pun membelalakkan matanya seketika air matanya menetes tanpa permisi. Orang yang berjalan kearahnya tersenyum hambar dengan mata berkaca – kaca.

"Semoga kalian bahagia. Jika kau merasa menderita berbaliklah kearahku." Ucap Luhan tersenyum hambar.
Kalimat  itu sukses membuat Naomi menitikan air mata dan hanya membalas dengan senyuman beserta anggukan. Sedangkan mata obsidian Sehun menatap nyalang.

🐣🐣🐣

"Pindahkan bajumu kelemariku." Naomi memicingkan matanya.
"di kamarku kan sudah ad—" belum sempat Naomi menyelesaikan ucapannya.

"tidurlah dikamarku."

"Lalu kau tidur dimana?"

"Tidur bersamamu!"
Deg jantung Naomi mendadak berdegup kencang Sumpah demi tuhan iblis macam apa yang merasuki isi kepala Sehun sampai dia menyuruh Naomi untuk tidur bersamanya. apa ini delusi?

Dia memang sadar kalau sekarang ia telah menyandang status sebagai istri Sehun. Tapi bukankah ini hanyalah pernikahan yang tidak diinginkan Sehun lalu apa yang terjadi dengan isi otak Sehun.
Naomi memang belum yakin dengan perasaannya bahkan ia enggan meyakinkannya karena takut terluka. tapi tidak salahkan jika Naomi tiba – tiba baper merasa melayang ke udara jantung siapa yang tidak berdetak saat pria tampan walaupun ia belum menyukainya 'belum catat belum?haha fikiran macam apa ini'mengajaknya tidur seranjang. Meski hanya tidur tidak melakukan apa – apa walaupun kenyataannya mereka sudah melakukannnya dua kali sebelum menikah. Hah dan bahkan ia enggan untuk mengingatnya itu terlalu menyakiti hatinya.

Sehun mengibas tangannya di depan muka Naomi "Hey,  kau melamun apa? Jangan bilang..." ucap Sehun menyeringai.

"Tidak aku tidak memikirkan apapun." Elak Naomi

" Kau tidur di sofa maksudku." Ucap Sehun melirik kearah Naomi sambil mencopot baju yang ia gunakan.

Sehun sialan sudah membuatnya melayang dan dijatuhkan begitu saja. Naomi menatap Sehun kesal.

"Baiklah" ucap Naomi lesu.

"Kenapa ekspresimu seperti itu huh?" ucap Sehun dengan jedaan. " Tentu kau tidur seranjang denganku tenang saja kau tak akan tidur di sofa sedangkan kasurku sangat muat untuk kita tiduri berdua, bukankah kita sudah tidur bersama bahkan melakukan lebih dari sekedar tidur. Bukankah begitu?" ucap Sehun senyum – senyum bangsat.

hoel Sehun mengatakan kalimat itu sangat mudah dan cukup tidak punya malu, bukan tidur bersama tolong ralat. Tapi kau memperkosaku.

"Terserah kau saja." Naomi menyerah berdebat dengan Sehun, kemudian ia masuk ke kamarnya untuk mandi dan membereskan pakaiannnya yang akan ia pindahkan ke kamar sehun.

🐣🐣🐣

Sehun banyak berbicara hanya setelah pesta pernikahannnya. Hari – hari setelahnya sifatnya kembali seperti semula dingin,cuek dan seenaknya satu lagi terkadang Sehun sangat cerewet. Tapi Naomi tidak ambil pusing toh memang Sehun seperti itu.
Naomi mulai jenuh dengan dirinya yang hanya melakukan pekerjaan rumah ingin sekali rasanya ia bekerja tapi apa Sehun akan mengizinkannya. Tentu saja tidak. Bahkan Naomi juga sudah melupakan impiannnya menjadi wanita karier.
Suara pintu apartemen menyadarkan Naomi dari lamunannnya.

"Oh Sehun, kau sudah pulang." Sapa Naomi mengambil tas kerja dari tangan Sehun.

Seperti layaknya istri – istri yang lain Naomi juga melakukan tugasnya menyiapkan air hangat untuk Sehun mandi, menyiapkan makanan, mengantar Sehun sampai depan pintu dan menyiapakan semua keperluan Sehun setiap harinya.

Jangan ditanya kenapa Naomi seperti itu? Itu ulah Sehun yang menyuruh Naomi melakukan hal itu agar terbiasa ketika orang tua Sehun meminta Mereka tinggal atau menginap di rumah orangtua Sehun. Alasan klise bukan?

🐣🐣🐣

"Naomi aku pergi dulu." Teriak Sehun sambil memasang sepatunya.
"Sehun tunggu" Naomi berlari menghampiri seyhun.
"Dasimu?" berlari mengangkat tangannya yang memegang dasi Sehun."  kau melupakannya." Ucap Naomi

"pasangkan." pinta Sehun.

"huh? Iya." Naomi memasangkan dasi Sehun dengan telaten. Sehun yang dipasangkan dasinya oleh Naomi menelisik memperhatikan setiap inci wajah Naomi sampai - sampai  Sehun mulai mendekatkan wajahnya pada Naomi sekian detik kemudian bibir Sehun sudah menempel pada bibir Naomi melumatnya dengan lembut. Sedangkan Naomi mematung tidak membalas ciuman Sehun masih terkejut dengan apa yang dilakukan pria yang berstatus suaminya itu.  Setelah menyelesaikan ciumannya Sehun mengatakan "Kau cantik pagi ini." Naomi yang di puji seperti itu menunduk malu atas apa yang dikatakan Sehun.

"Aku pergi." Ucap Sehun mencium kening Naomi. Sedangkan naomi semakin mematung atas apa yang dilakukan Sehun.

"Naomi?" panggil Sehun dengan menjentikkan tangannya di depan muka Naomi.

"O-ooh ?" Jawab Naomi gelagapan.

"sepertinya  yang tadi itu akan menjadi kebiasaanku." Ucap Sehun tersenyum dan meninggalkan Naomi yang mematung kembali.

Apa yang terjadi dengannnya dia kenapa?

Munkinkah ia berdelusi untuk kedua kalinya?

Tidak salah bukan kalau Naomi kini merasa Sehun mulai menyukainya, bukan apa – apa tapi tingkah Sehun tadi benar – benar terlihat sangat manis. seolah – olah Naomi benar – benar terlihat seperti istri sungguhan yang sangat Sehun cintai. Sesungguhnya Naomi tidak mau memikirkannya dia tidak mau terbawa perasaan atas sikap Sehun tapi kini hatinya mulai berdetak tidak seirama seperti biasanya ketika berdekatan dengan pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Bahkan perasaannya untuk Luhan perlahan ia mulai meragukannya.

🐣🐣🐣

"Oh Sehun." Ucap wanita berambut blonde dengan mata madu berbinar menatap sehun.

Sehun yang merasa terpanggil namanya membalikkan tubuhnya, wajahnya seketika menegang dengan sosok wanita yang berada di depannya bahkan matanya sukses membulat dan tak berkedip untuk beberapa detik.

Forced marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang