Aliandra "Satu"

111 4 0
                                    

Aliandra Syafran pria tampan berkulit putih dengan alis tebal serta pemilik bulu mata lentik yang mampu membuat para kaum hawa iri.

Sebagai cowok famous di SMA Cakrawala membuat pria blasteran arab ini terkadang merasa jengah akan sikap para kaum hawa. Bagaimana tidak, setiap pagi dirinya harus meladeni para sapaan-sapaan alay para gadis-gadis.

Andra. Begitulah terkadang orang menyapanya. Meski mendapat gelar sebagai cowo famous namun Andra bukan lah salah satu tipe pria yang sombong, angkuh apalagi dingin.

Andra menghela nafas kecil bersamaan dengan tangan kanannya melepas earpone yang sejak tadi bertengker manis di kedua telinganya. Tatapannya tertuju pada mejanya yang kini dipenuhi dengan berbagai hadiah dari para pengangumnya.

"Napa lo Ndra berdiri disitu?" teriak Aldi salah satu sahabatnya.

"Cepetan sini, udah lapar nih mata" Hito ikutan bersuara sambil tangan kanannya melambai tidak sabar agar Andra cepat masuk dan membagi-bagikan setiap apa yang ada di atas mejanya.

Semua teman-teman Andra tidak ada yang berani menyentuh barang dari pria itu sebelum yang empunya menyuruh. Alasannya bukan karena mereka takut atau Andranya pelit namun karena mereka memang menghargai pria itu.

"Mana ada mata lapar, yang lapar itu perut" protes Bani.

"Mulut-mulut siapa gue tanya? Tanya Hito ke Bani.

"Mulut elo lah. Masa mulut si Dito" jawab Bani sedikit emosi.

"Makanya jangan protes, kecuali gue pake mulut lo baru lo boleh protes"

"Nyesek yah ngomon sama kambing congek kayak lo" pasrah Bani.

"Congak congek, mata lo rabun?? Butuh kaca mata?? Ukur sana. Ng lihat apa cogan seperti gue lo bilang congek" protes Hito

"Yang congek itu si Dito" lanjut Hito dengan tangan menunjuk pria yang sejak tadi hanya diam.

"Woy emak-emak rempong. Daripada kalian adu mulut ng jelas begitu mending kalian singkirkan nih semua yang ada disini" suru Andra menunjuk tumpukan hadiah di atas meja nya.

Tanpa ada kata-kata lagi, semuanya langsung menyerbu atas meja Andra dan seketika meja yang tadinya penuh itu kini menjadi bersih tak tersisa satu pun.

"Thanks Ndra"

"Ng nyesel gue punya sahabat tampan kayak lo"

"Yoi. Makanya tuh wajah tampan, lo jaga baik-baik biar ampe lulus kayak gini terus kita"

Andra hanya menggeleng melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu.

"Masih galau aja lo?" Tanya Andra ke Dito tepat saat pantatnya menyentuh tempat duduknya.

"To jangan galau mulu lo. Cewek banyak apa lagi lo orang cakep berikutnya setelah Andra. Cewek bukan satu"

"Putus satu tumbuh seribu To"

"Ini kue dari Feli benar-benar enak. Lo mau coba?"

Buukk

Bukk

Bronis yang ada di tangan Bani terlepas.

Kotak sadwick yang dipengang Aldi juga seketika terlepas.

Kedua pria itu susah payah menelan makanan yang masih penuh di mulut masing-masing.

Andra melirik sekilas kearah Dito, ekspresi pria itu jelas sekali terlihat sedang menahan sesuatu karena Andra dapat melihat perubahan raut wajah Ditto yang berubah memerah.

Sedangkan Hito, sang pria yang tadi menawarkan kue itu menatap heran kepada teman-temannya yang seketika menjadi aneh.

"Yaudah kalau lo pada ma.." Hito tidak meneruskan ucapannya. Pria itu baru tersadar sesuatu. Sesuatu yang membuat para temannya tampak  freak.

Bruukkk

Hito, Bani dan Aldi tersentak kaget mendengar suara kursi dengan sengaja di tendang Dito sebelum pria itu meninggalkan kelas.

Andra mengacak rambutnya frustasi. Di rampasnya kue yang tadi di tawarkan Hito.

Kedua bola mata hitamnya membulat sempurna mendapati nama yang tadi di sebut Hito.

Felicia Asmita

Nama itu jelas tertulis rapi di memo tersebut dengan sebuah kalimat singkat.

Andra memejamkan matanya frustasi. Dia tidak mengerti maksud dari gadis itu. Ini untuk pertama kalinya gadis itu mengiriminya sesuatu.

"Jangan-jangan Feli putusin Dito gara-gara dia suka sama lo Ndra?"

Andra memutar pandangannya menatap Hito yang kini juga menatapnya horor.

"Berarti orang ketiga yang di maksud feli itu adalah lo!"

Hell. Andra seakan baru saja dihantam oleh sebuah batu besar. Kepalanya langsung terasa pening.

"Elo ng nikung Dito kan Ndra?" Tanya Bani dengan raut harap-harap cemas.

"Maksud lo?" Tanjam Andra.

"Gue tanya aja. Takut aja gitu persahabatan kita hancur hanya karena gara-gara cewek" ucap Bani mengedipkan bahunya setelah itu berlalu keluar ruangan.

"Gue percaya sama lo Ndra. Feli emang cantik tapi gue yakin lo ng kayak gitu orangnya" ujar Aldi menepuk bahu Andra.

"Ng usah dipikirin. Salah lo hanya karena lo punya wanja cakep aja makanya Feli juga suka sama lo. Dan wajar-wajar aja kan statusnya Feli dan Dito udah putus seminggu lalu" tambah Hito.

Andra menghela nafas pelan. Berharap kedua temannya yang ada di depannya itu tidak menangkap raut ke gugupannya.

Jujur saja dalam hati, Andra kaget sekaligus bahagia. Dia kanget kenapa bisa-bisa Feli mengirimkan kue seperti para fans-fansnya yang lain. Dan Andra bahagia mengetahui bahwa untuk pertama kalinya gadis itu mengiriminya sesuatu.
Terlebih selama ini gadis itu tidak pernah sekalipun menyapanya seperti gadis-gadis lainnya.

Andra tau bahwa ini salah. Namun hati kecilnya tak dapat di bohonginya bahwa selama ini dia sebenarnya menyukai Feli, jauh sebelum Dito dan Feli pacaran perasaan itu sudah lebih dulu dirasanya dan hanya satu orang yang tau kebenaran itu yaitu Bani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang