***
Jiyeon memangku dagunya dengan kedua tangannya. Beberapa hari yang lalu, Mark meminta maaf padanya dan Jiyeon sudah memaafkannya tapi anehnya masih ada yang mengganjal di hati Jiyeon, entah apa itu.
Sekarang Jiyeon berada di kampus dimana dia mengajar, dia sedang istirahat. Dan tak lama ada yang mengetuk pintu ruangannya, Jiyeon menyuruhnya masuk tapi dia tidak menduganya siapa yang datang.
Kim Taehyung.
Dia datang dengan wajah gugupnya dan diselimuti rasa canggung. Jiyeon juga merasa canggung, tapi dia tidak bisa bersikap seperti itu jadinya dia bersikap biasa saja.
"Ada apa?"
"A-aku datang kemari untuk meminta saranmu untuk pertandingan nanti, apakah kita akan berlatih setiap hari apa bagaimana."
"Aku lebih suka berlatih setiap hari."
"Ah begitu ya."
Jiyeon tak menjawabnya dan memilih melihat buku penelitiannya, Taehyung mengigit bibir bawahnya, suasananya terasa canggung.
Dengan modal nekat, dia pun membuka suaranya.
"S-saem, untuk kejadian waktu itu, aku ingin meminta maaf."
Untuk sesaat Jiyeon terdiam sebentar, kemudian menatap sekilas Taehyuny dan menutup buku penelitiannya itu.
"Apa kau tau perbuatanmu itu sangat kekanak-kanakan?"
"Iya, saya tau."
"Apa kau juga tau kalau kau itu seperti pecundang, atau memang kau itu pecundang?"
Taehyung menatap sebentar Jiyeon dan kemudian menundukkan pandangannya, "S-saya minta maaf."
"Bertengkar dengan adik kelasmu, bukannya memberi contoh yang baik. Ini urusan kalian tapi jangan bawa-bawa diriku."
"Tapi-"
"Aku memang tidak tertarik dalam hubungan yang mengikat seperti itu, tapi bukan berarti aku tak ingin terlibat dalam hubungan seperti itu. Kalau waktunya sudah tepat, aku pasti akan dalam hubungan seperti itu. Aku senang kau dan Mark menyukaiku, bahkan awalnya aku akan mempertimbangkan hal itu. Tapi setelah melihat kejadian itu, rasanya aku telah membuang-buang waktuku yang berharga. Apa kau mengerti maksudku?"
"I-iya saem."
"Artinya, kalian hanya menambah beban dalam hidupku."
Taehyung semakin menciut nyalinya, dia merundukkan kepalanya seraya berkata, "S-sekali lagi maafkan saya saem."
"Iya, kau boleh pergi."
Taehyung terkejut dengan jawaban Jiyeon, tapi dia memilih mengalah saja dan menurut apa kata Jiyeon. Dia pergi dari saja dengan perasaan yang sedikit lega, meskipun harus menelan pil pahit kenyataan.
.
.
.
Istirahat pun tiba, Jiyeon memutuskan untuk makan di kantin bersama temannya. Tak biasanya Jiyeon makan di kantin, biasanya dia akan pergi untuk makan di luar. Tetapi hari ini ia terlalu malas untuk pergi ke luar, dia juga sedang menghemat uangnya karena ia harus melunasi hutang cicilan vacuum cleaner.
"Pesan apa?"
"Mie soba." Jawab Jiyeon langsung tanpa melihat buku menu. Temannya mengangguk dan pergi memesankan makanan mereka dan tak lupa juga dengan minumannya.
Sambil menunggu, Jiyeon menautkan kedua tangannya dengan perasaan yang ragu. Ia ingin bercerita tapi agak ragu, malu juga sih. Tapi dia juga butuh saran dari temannya, siapa tau masalahnya bisa selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last✔ || Mark Lee
Fiksi PenggemarMark adalah murid terpintar di kelasnya. Orangnya sangat ramah pada semua orang dan menganggap setiap murid di sekolahnya adalah temannya. Suatu hari, guru olahraga yang lama tidak bisa hadir dan akhirnya guru olahraga yang lama diganti oleh g...