Jilid 67

300 11 0
                                    

Baru saja dia pentang mulut hendak berteriak, tahu-tahu laksana guntur menggelegar orang tidak sempat menutup kuping cepatnya, siau-go-kian-kun sudah menutuk Hiat-to pelemasnya.

Disebelah sana Hong-lay-mo-li sudah melabrak Wanyan Tiang-ci. sebagai jago kosen nomor satu dinegeri Kim, sudah tentu kepandaian wanyan Tiang-ci tak bisa dibanding Tam Tohiong. sret, sret, sret, beruntun tiga kali serangan pedang Hong-lay-mo-li semua kena dipunahkan oleh Wanyan Tiang-ci dengan kepandaian Khong-jiurji-peksto- Tapi Wanyan Tiang-ci tidak mampu merampas pedangnya.

Dulu pernah dua kali Hong-lay-mo-li bergebrak dengan Wanyan Tiang-ci, waktu itu Hong-lay-mo-li belum memperoleh tambahan ilmu dari ajaran ayahnya. kedua bentrokan itu HongJay-mo-li selalu sedikit dirugikan.

Kini setelah kepandaian silatnya maju berganda, dalam tiga gebrakan saja, dia sudah mendesak wanYen Tiang-ci dan unggul diatas angin.

sudah tentu Wanyan Tiang-ci merasa kenal benar akan

permainan pedangnya Tiba2 dia tersentak kaget, bentaknya:

"siapa kau?"

"Bukankah kalian minta Tam Ih-tiong mengundang kami kemari minum arak pernikahannya? Tidak perlu kalian susah payah, tanpa diundang kamipun sudah datang." demikian ejek

Hong- lay- mo- li jilian ceng-hun tertegun, tepat sekali dia berjingkrak

girang, teriaknya:

"Kiranya jing-yau-cici-"

Bu-lim-thian-kiau kira dirinya bermimpi hampir dia tidak percaya akan tatapan matanya sendiri yang mendelong, tanpa merasa diapun berteriak girang: "Hoa-heng, apakah kau?"

Siau-go-kian-kun sudah menutuk Hiat-to Tam To-hiong, lalu mendorongnya kesamping, katanya tertawa:

"Ih-tiong-heng, bikin kau kaget saja. Masih untung, kita sempat datang minum arak pernikahanmu."

Begitu tahu mereka berdua keruan bukan kepalang kejut Wanyan Tiang-ci, namun sebagai jago kosen nomor satu dari negeri Kim sudah tentu dia tidak mandah menyerah? "Wut" kontan dia menjotos dengan kepalannya menerjang minggir kebut Hong-lay-mo-li, berbareng tangan yang lain terbalik bergerak dengan Kim-na-jiu sekaligus memunahkan sejurus tutukan Hiat-to Hong-lay-mo-li-jotosan dan pukulan telapak tangannya ini dilancarkan dengan ganas dan garang, merupakan keahliannya untuk merebut kemenangan dikala kepepet, walau belum mampu mengalahkan Hong-lay-mo-li namun dia berhasil mendesak lawan mundur setapak-

Hebat memang kepandaian wanyan Tiang-ci gerak geriknyapun sebat sekali, begitu melontarkan pukulan, tanpa berpaling serentak kakinya menggelisir dengan langkah sehat menerobos kearah pintu.

Kiranya kedua gerangan ganasnya itu hanya untuk mempertahankan diri, melindungi diri untuk mundur secara teratur, pikirnya mumpung Hong-lam-mo-li kena dia desak mundur hendak menerobos keluar melarikan diri

Tak nyana siau-go-kian-kun ternyata sudah dapat meraba akal liciknya, lebih cepat dari gerakan orang tahu2 dia sudah menyerobot lebih dulu mengadang di-pintu, kipasnya terayun dan mengebas, dia menutuk ke Hiat-to besar dipunggung orang.

Terangkat telapak tangan WanYan Tiang-ci lalu menggulung kebelakang dengan mengembangkan Hun-kinjohkun hoat, jarinya menangkap ujung kipas telapak tangan yang lain menabas pergelangan tangan, memunahkan serangan balas menyerang.

siau-go-kian-kun mandah tertawa dingin, tidak kalah kalah

ringkasnya tangannya menggantol balik kalau Wanyan Tiangci menyikut dan menjojoh, sementara telapak tangan siau-gokian-kun bagai sayap belibis, menipis miring lewat disamping, diapun gunakan cara yang sama seperti lawan berbareng menelikung dan menggempur sendi tulang disikut Wanyan Tiang-ci.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang