Sudah tentu Busu-tun, siau-go-kian-kun dan Hong-lay-mo-li serta lain2 merasa gugup dan kuatir. mereka sudah tahu bahwa Mi-toh sudah terluka dalam, Namun mengingat orang adalah Bulim cianpwe padri agung siau- lim-si puncak persilatan masa kini, tak berani mereka maju membantu, kecuali Mi-toh Taysu mau mengaku kalah dan keluar dari lingkaran.
Dengan ber-bisik2 Hong-lay-mo-li berkata:
"Mi-toh Tay-su tidak mau keluar lingkaran, mungkin jiwanya bisa terancam, bagaimana baiknya, Terpaksa kita..."
Belum habis dia bicara, tiba2 dilihatnya Kongsun Ki menarik kedua tangannya mendadak dia melompat berdiri terus melangkah keluar lingkaran, katanya dingin, "Tak usah dilanjutkan siapa kuat mana lemahi tentu kau tahu sendiri."
Disaat2 kemenangan diambang pintu mendadak Kongsun Ki menghentikan pertempuran sudah tentu semua hadirin merasa heran dan tidak mengerti, lapat2 siau-go-kian-kun dan Hong-lay-mo-li merasakan adanya gejala2 ganjil, namun dimana letak keganjilan ini mereka tak kuasa menerangkan.
Tapi sudah jelas karena Kongsun Ki keluar dari lingkaran, berarti dia kalah, Lebih mengherankan lagi bukan saja Kongsun Ki mengaku kalah sendiri, tiba2 dia putar badan terus kembangkan Ginkang berlari pergi, naga2nya dia ke-susu pulang ke siang- keh-po. Dari mukanya yang kelihatan gusar dan gerak geriknya yang ter-gesa2 se-olah2 hendak membuat perhitungan dengan seseorang.
Melihat Kongsun Ki lari sebagai congkoan siang- keh-po lekas Cong Cay-tay memapak maju, serunya:
"Pocu, kau belum kalah, kenapa..."
"Hadapilah musuh dengan seluruh kekuatan tak usah kau campur urusanku." bentak Kongsun Ki dengan gusar, sekali ayun dia dorong Hwi-liong-tocu terus berlari kencang menuju ke siang- keh-po. Tokoh2 silat yang hadir sama mengawasi tingkah Kongsun Ki, melihat orang berlari kencang bagai terbang, kelihatannya tidak terluka dalam sedikitpun.
Setelah Kongsun Ki mundur badan Mi-toh Taysu yang duduk bersila itu tiba2 mencelat mumbul, seperti bola saja dia menggelundung keluar dari lingkaran. Kiranya sebelum berlalu Kongsun Ki lontarkan sejurus cukulan ganas yang mengandung tiga gelombang kekuatan, Mi-toh Taysu sudah terluka terkuras tenaga dan Iunglai lagi, dua gelombang yang terdahulu masih kuat dia tahan, namun gelombang terakhir tak kuasa ditahan, sehingga dia mencelat keluar lingkaran.
Keruan Hong-lay-mo-li dan siau-go-kian-kun amat kaget, tersipu2 mereka memburu maju menolong tanpa hiraukan Kongsun Ki yang melarikan diri.
Setelah menarik napas Mi-toh Taygu membuka mata katanya dengan suara serak bergetar:
"Apa yang dikatakan Kongsun Ki memang tidak salahi Lolap memang tidak kuat menghadapi kedua ilmu beracun yang dia yakinkan, Tapi kini tibalah saatnya yang terBaik, lekas kalian kejar dia ke siang- keh-po, lenyapkan gembong iblis ini dari dunia ini."
"Keparat itu sudah terluka oleh Taysu, terlambat sedikit kukira tidak jadi soal." sahut siau-go-kian-kun.
Mi-toh Taysu geleng2, katanya:
" Lekas pergi. Kesempatan baik ini jangan di sia2kan, kalau tidak takkan ada orang yang bisa menundukan dia. Keparat itu bukan terluka olehku."
Jawaban Mi-toh Taysu amat diluar dugaan Hoa Kok-ham dan LiuJing-yau, tanya Siau-go-kian-kun keheranan
"Keparat itu tidak terluka, kenapa pula kini merupakan kesempatan baik untuk melenyapkan dia?"
"Lolap hanya bisa merasakan dan tidak bisa menjelaskan seluk beluknya, namun dari pukulan terakhir yang dia lontarkan terasakan bahwa dia mulai menunjukkan tanda2 mau jau-hwe-jip-mo. Ajaran Lwekang keluarga siang amat aneh, kalau tidak lekas kalian melihat dia, kalau mendapat kesempatan kerahkan Lwekang untuk bertahan dan mengembalikan kesesatan darahnya, bahaya Jay-hwe-jip-mo itu akan dapat segera dia atasi." sampai disini tiba2 napasnya membuat serta mendesak
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AventuraPemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...