Jilid 76

382 9 0
                                    

Dengan kencang Hong-lay-mo-li mengejar turun, namun Liu Goan-ka menginjak tanah lebih dulu, begitu membalik dia lontarkan Bik-khong-ciang. "pletak" lankan yang terbuat dari kayu keras itu dihantamnya berantakan, celaka adalah pada lankan ini ada dipasang alat2 rahasia, begitu lankan putus panah seketika berhamburan.

Setelah melontarkan pukulan Liu Goan-ka lantas angkat langkah seribu, sebaliknya badan Hong-lay-mo-li masih terapung diudara, terpaksa dia obat abitkan kebut dan memutar pedang menyapu rontak anak2 panah.

Begitu dia turun ke tanah sementara Liu ,Goan-ka sudah lari sekitar puluhan tombak jauhnya.

Kebetulan dari arah depan ada suitan panjang pula, suaranya kumandang tinggi laksana pekik naga. suitan ini jelas dilandasi hawa murni yang kokoh dan tinggi, betapa tinggi Iwekang orang ini agaknya masih lebih unggul dari siaugo-kian-kun, Kontan Liu Goan-ka kaget, waktu dia berpaling dilihatnya yang mendatangi adalah Kaypang pangcu Bu sutun. orang mendatangi bersama calon istrinya Hun Ji yan.

Liu ,Goan-ka cerdik dan licik serta licin, tahu2 dia memukul kepada Hun Ji yan. Begitu pukulannya dilontarkan sayup seperti diselingi suara guntur. Lekas Bu su-tun menyelinap maju kedepan Hun Ji yan, kedua tangan dia dorong lempang, "Pyaarrr." kekuatan kedua pihak setanding tiada sepihak yang beruntung namun demikian Hun Ji yan terdorong juga sempoyongan akibat tenaga benturan dahsyat ini.

Lekas Bu su-tun memayangnya, Hun Ji yan berkata:

"Aku tak apa2, lekas kejar dia."

Namun Liu toa ka sudah lari 2-an tombaki kekang Bu su-tun memang lebih unggul, namun Ginkangnya jauh ketinggalan meski dia sudah kerahkan setaker tenaga mengejar, Liu ,Goan-ka tetap tak bisa dia candak.

Untung dari arah lain Hong-lay-mo-li keburu datang, serunya:

"Bu-pangcu, tolong kau bantu Kok-ham bekuk Bungkuk keparat itu, Kongsun Ki sudah Jau-hwe-jip-nio, si bungkuk itu hendak menculiknya, Lekas kau cegat dia."

Tatkala itu siau-go-kian-kun sudah memburu tiba dibela kang Thay Bi karena menggendong satu orang, sudah tentu Ginkangnya menjadi terpengaruhi setelah melihat ituasi yang dihadapi sambil mengakan Bu su-tun segera putar badan mengejar kearah Thay Bi.

Mulut bicara namun kaki Hong-lay-mo-li tidak menjadi kendor, dengan kencang dia mengudak Liu Goan-ka, jarak mereka semakin dekat. Kebetulan mereka melompati sebuah gunungan, tiba2 dia pukul membalik bikin sebongkah batu besar dipucuk gunungan itu mencelat menindih ke arah Hong lay-mo-li.

Sudah tentu Hong-lay-mo-li tidak gampang tertindih, sebat sekali dia menyingkir sehingga batu ini melayang dari sampingnya. Namun karena sedikit hambatan ini jarak Liu Goan-ka semakin jauh, cepat sekali orang sudah lompat ke atas tembok dan lolos dari lingkungan siang-keh-po.

Ginkang Hong-lay-mo-li lebih unggul dari Busu-tun,juga unggul dari Liu Goan-ka, tapijuga hanya setingkat lebih tinggi, Tenaga Liu Goan-ka lebih kuat dan tahan lama, kalau kejar mengejar ini berlangsung sampai puluhan li, jelas Hong-laymo-li tidak akan bisa menyandaknya.

Yakin dirinya tidak akan bisa menyandak orang, apa lagi belum tentu bisa mengalahkan orang, terpaksa dia telan rasa penasarannya putar balik mengejar kearah si Bungkuk.

Melihat siau-go-kian-kun mengejar datang Thay Bi angkat jarinya menutuki sejalur angin dingin seketika menerjang. siau-go-kian-kun gelak2, ejeknya:

"Hian im-cimu dapat mengapakan aku?" - sekali kipasnya mengebas dan menyampuki terdengar angin menderu, dua kekuatan angin saling bentur dan bergolaki tiada satu pihak yang dilukai.

sebat sekali siau-go-kian-kun menyelinap maju, kipasnya

terkatup menutuk Ci teng-hiat dipunggung Thay Bi. Terpaksa Thay Bi merubah tutukan jari menjadi pukulan telapak tangan, terus mencengkram, kali ini dia kerahkan Tay-lik-eng-jiaukang, sekali raup dia kena-pegang kipas siau-go-kian-kun.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang