"Agaknya karena kedua orang jahat inilah, maka dia merasa perlu lekas kembali untuk membantu ibu-nya." demikian ujar Bu su-tun.
"Tujuan kita memang hendak ketempat He-tianglo di Thian-long-nia, kebetulan kita bisa menumpas kedua jahanam tua itu, Dengan mendapat bantuan kita tentu tidak sukar Nilocianpwe menumpas mereka." demikian timbrung Hun Jiyan.
Waktu mereka tiba di Keng-bing-si, Bing-bing Taysu Liu Goan-cong dan Kongsun In sudah mengakhiri pelajaran yang mereka rundingkan maka Busu-tun berdua sebera mengha para maha guru silat ini, terutama dia menanyakan kesehatan Kongsun In.
Kongsun ln tertawa, ujarnya:
"syukur mendapat banyak bantuan Bing-bing Taysu dan Liu-heng, penyakit tanpa daksaku ada harapan bisa sembuh. Dua bulan lagi yakin aku bisa menjadi wali pernikahan jingyau. Kedatangan Bu-pangcu apakah membawa kabar apa?"
Bu su-tun lantas tuturkan tugasnya serta kejadian belakangan ini mengenai nasib siang Ceng-hong dan siangkeh-po, demikian pula keadaan Kongsun Ki yang Jau hwe-jipmo.
Kongsun In menghela napas rawan, ujarnya:
"Anak jahanam itu memang keliwat takaran kejahatannya, adalah jamak kalau dia mengalami nasib sejelek itu" Bu su-tun diam saja,
Berhenti sebentar Kongsun ln kembali tanya :
"Bagaimana keadaan siang Ceng-hong?"
Apa tujuan Bu-Lim-thian-kiau menyertai Bu su-tun ke Thian-long-nia? Bagaimana nasib He-tianglo yang direbek musuh.
Kuatkah Bu su-tun dan Bu-lim-thian-kiau membendung serbuan Bing-ciu sianjin, Ibun Hoa-kip, Thay Bi dan Liu Goanka? Barang apa yang mereka incar dari tempat kediaman Hetianglo?
"ADA di kamarku." segera Hui-siok Sinni menjawab
"dia minta aku menghaturkan sembah sujud-nya lebih dulu kepada kau orang tua, dia tunggu Kongsun-cianpwe mengundangnya." maklum hubungan Siang Ceng-hong sebagai istri Kongsun Ki tidak resmi maka dia merasa malu dan kikuk menghadap bapak mertuanya.
"Aku tidak mengakui anak, namun menantuku tetap kuterima dengan senang hati. Suruh dia besok bopong anaknya menghadap kakeknya." terhibur juga hati Kongsun In bahwa Siang Ceng-hong kembali membawakan keturunan keluarga bagi dirinya.
"Bicara soal anak ini, sungguh harus dikasihani." demikian ujar Hui-siok Sinni,
"sungguh tak terpikir olehku dalam dunia ini ada ayah sekejam itu terhadap anaknya."
"Kenapa?" tanya Kongsun In kaget, "memangnya jahanam itu tega mencelakai putranya sendiri?"
"Begitulah. Dia menanam kadar racun didalam badan putranya yang baru lahir, terpaksa adik Ceng-hong harus merawat dan menjaganya siang malam, setelah tumbuh dewasa baru kadar racun dalam badannya berkurang dan sembuh, Agaknya dia sudah bertekad hendak menyiksa Siang Ceng-hong selama 18 tahun."
Kongsun In kertak gigi, katanya:
"Jahanam ini memang gila dan bukan manusia, Sukurlah dia ketimpa Jau-hwe jip-mo."
"Besok biar kuperiksa keadaan anak itu, kemungkinan aku bisa bantu menawarkan racun dalam badannya, jadi tidak usah menderita selama 18 tahun, waktu itu yakin dia sudah menjadi tokoh kosen dalamBu-lim." demikian Liu Goan-cong memberikanjanjinya. kuatir sahabat tuanya berduka lekas dia alihkan pembicaraan:
"Tam-hiantit kabarnya barusan kau latihan Loh-cing-cianghoat ciptaan barumu itu, bagaimana ke-majuannya? sudah lancar dan leluasa bukan?"
"Ilmu pikiran Tam-heng tidak lagi lancar dan leluasa, aku yang menonton disamping dibuat kagum dan terpesona." lalu dia ceritakan apa yang dia saksikan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)
AventuraPemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang a...