Jilid 96

210 8 0
                                    

Kembali kedua orang bergebrak diatas genteng kaca yang mengkilap Iicin, siau-go-kian-kun. walau masih kuat bertahan, jelas dia takkan mampu meloloskan dari dari libatan Thay Bi .

Hanya beberapa gebraki kembali Thay Bi mendapat kesempatan melontarkan dua kali Hian-im-ci pula, kekuatan tutukan bertambah kuat, betapa tinggi Iwekang siau-go-kiankun, mau tidak mau dia bergidik dan gemetar seperti orang terserang demam malaria.

Karena pertempuran gaduh ini, sudah tentu para Lama sama ber-bondong2 keluar. Beberapa Lama yang memiliki Ginkang tinggi lompat naik kegenteng. Namun Thay Bi menyambut mereka dengan gelak tawa:

"Kalian boleh menonton saja. Nah kau bocah ini jangan harap bisa lari lagi, menyerahlah saja." dimana jari2nya tertekuk dan menuding, kembali dia lontarkan Hian-im-ci.

Diam2 siau-go kian- ku n sudah mengeluh, kali ini dia jelas takkan kuat lagi melawan, tak nyana terasakan badannya hanya sedikit kedinginan, jauh lebih ringan dari yang terdahulu, malah dilihatnya Thay Bi sendiri yang bergemetaran dengan badan meliuk menahan sakit, sudah tentu hal ini betul2 diluar dugaan siau-go-kian-kun..

Kiranya hari ini adalah saatnya Jau-hwe-jip-mo Thay Bi kumat, Hian- im-ci paling menguras tenaga, beruntun lima kali dia lancarkan tutukan tutukan dingin, sehingga Jau hwe-jipmo menyerang lebih cepat dari waktu semestinya.

Thay Bi meyakinkan Iwekang dari aliran sesat, walau tinggi Lwe-kangnya, namun jauh tidak semurni latihan Liu Goan-ka, maka kalau Liu Goan-ka masih kuat bertahan dari d erita Jiauhwe-jip-me namun Thay Bi malah tidak kuat lagi.

Begitu Jau-hwe-jip mo kumat, dia tidak kuat lagi bertempur terpaksa harus melarikan diri.

Sudah tentu siau-go-kian-kiui tidak biarkan orang lari, sekali ujung kaki menutul seringan burung seriti badannya melambung keatas dengan gerakan garuda menembus mega, kipasnya mengepruk ke arah Thay Bi . Hong-bu-hiat dibelakang kepalanya terketuk dengan telak, Thay Bi menyerot keras seperti singa terluka, badannya seketika terguling2 diatap genteng terus menggelundung kebawah, genteng2 kaca pecah berantakan mengeluarkan suara ribut, dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan hati Thay Bi terbanting mampus kebawah, badannya meringkel seperti trenggiling.

Ternyata tutukan kipas siaw- go-kian-kun bikin hawa murni Thay Bi ludes, karena tak tahan menderita siksa Jau-hwe-jipmo, sebelum badannya jatuh tadi Thay Bi sudah buyarkan Iwekangnya dan putuskan urat nadi maka melayanglah jiwanya.

Menyaksikan kematian Thay Bi yang begitu mengenaskan, berdebar juga jantung siau-go kian-kun. Beberapa Lama yang mengejar datang seketika menghentikan langkah setelah melihat Thay Bi mampus ditangan siau- go-kian-kun. sebelum mereka bergerak mengeroyoknya, dia sudah berlompatan melewati dua pucuk bangunan, menuju kekamar tahanan Kongsun Ki.

Hong-Iay-mo-li sudah berhantam puluhan jurus dengan Liu Goan-ka, terasakan gerakkan Liu Goan-ka semakin kuat dan berat, disaat dia merasa kepayahan, siau-go-kian-kun datang kipasnya menyampuk dan mencongkel sehingga se jurus serangan keji LiaU Goan-ka dapat dipunahkan.

Liu Goan-ka tetap duduk tak bergerak, tangannya sibuk menangkis dan membendung serangan setiap jurus dan tipu, dua jago silat kelas tinggi yang dia hadapi, namun sikapnya mantap. balas menyerang lagi.

Tak lama kemudian para Lamapun berdatangan siau- gokian- kun bertahan dipintu, dengan kipasnya dia tutuk roboh tiga Lama yang hendak menerobos masuki ilmu tutuk siau-gokian-kun lain dari yang lain, bagi orang yang tertutuk Hiattonya, terasa sekujur badan menjadi kesemutan seperti disusupi ribuan ular, tulang sekujur badan berkretekan seperti putus dan terlepas sakitnya bukan main, maka ketiga Lama itu sama bergulingan sambil meregang jiwa.

Lama yang lain terkejut dan mundur dengan darah tersirap. tiada berani maju lagi, Memang mereka kapok dan tak berani maju namun juga tidak mau bubar, lalu mereka gunakan senjata rahasia. Dengan kipasnya siau-go-kian-kun tangkis balik dua orang kena dilukai lagi, maka Lama yang lain menyingkir lebih jauh dan sembunyi ditempat yang terlindung dari serangan senjata rahasia sambil menimpuk.

Karena sibuk merintangi para Lama, siau go- kian- kun hanya kadang kala membantu Hong-lay-mo-li. Mendadak Liu Goan-ka lompat bangun, katanya gelak2: "Kalian kira aku sudah Jau hwe-jip- mo, lalu berani meluruk kemari hendak merenggut jiwaku? Hehe, h a- h a hah biar kalian tahu kelihayanku. Betul, Liu Goan-ka memang akhirnya mampus, namun aku ngin kalian mampus lebih dulu dihadapanku"

Ditengah gelak tawanya, beruntun Liu Goan-ka lancarkan empat kali pukulan. kekuatan pukulannya mendampar laksana angin badai, Liu dan Hoa laksana sampan kecil yang terombang ambing ditengah lautan teduh, hanya bisa meronta tak mampu balas menyerang.

Ternyata saat kumat Jau-hwe-jip-mo Liu Goan-ka kinisudah berselang, maka dia bisa kerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang.

Pendekar Latah (Tiao Deng Kan Jian Lu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang