Losing My Virginity

2.8K 130 49
                                    

“Aahhh…” Erangnya ketika si namja memasukkan juniornya ke lubang vaginanya lagi. Perih dan nikmat dia rasakan bersamaaan sewaktu si namja memaju-mundurkan pinggulnya. Dia tidak bisa menahan gejolak dalam tubuhnya. Tubuhnya menikmatinya, tapi hatinya berontak.

“Aaahhhh… mmmpphh…, ahhh…”

desahnya seraya menjambaki rambut si namja yang lebat.

“Suara desahanmu benar-benar menggoda.uuhh~.” ucap si namja lalu menciumi lehernya dan menghisapnya meninggalkan bercak-bercak kemerahan di leher itu.

Ciumannya turun ke bagian atas dadanya, turun lagi sampai ke bagian payudara. dia mulai mencicipi payudara si yeoja . Tangan kanannya yang tadi berada disisi kanan wajah si yeoja berpindah ke payudaranya yang sebelah kanan, meremas-remanya dan memilin putingnya.

“Ahhhh.. euh, hhhh…” desah si yeoja makin gila. Dia terus menarik-narik rambut namja yang tengah menyetubuhinya.

Mark menggigit bagian bawah bibirnya menahan perih di bagian sensitifnya dan sentuhan-sentuhannya yang membuatnya meracau tak jelas yang bisa membuat si namja berpikir kalau dia menyukai semua sentuhannya.

Dia melahap buah dadaku kiri Mark dengan buas seperti bayi yang kelaparan dan minta segera disusui. Menghisap payudara Mark dan memainkan nipplenya dengan suka ria dan terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan cepat. Ini sensasi yang belum pernah Mark rasakan sebelumnya. Tubuhnya seperti dialiri listrik dengan tegangan tinggi.

Tiba-tiba si namja berhenti memainkan payudara Mark dan berhenti memaju-mundurkan pinggulnya, tangannya pun berhenti meremas payudara Mark. Tapi, juniornya masih menancap di vagina Mark dan Mark masih memegangi rambutnya. Dia mengarahkan wajahnya ke wajah Mark dan menatap yeoja itu tajam. Tatapannya sangat menusuk.

Apa dia sudah selesai?, pikir Mark. Dia sangat bersyukur kalau si namja memang sudah selesai karena dia ingin segera pergi darinya.

“Kenapa kau tidak mengeluarkan desahanmu?!” tanyanya dengan setengah berteriak pada Mark.
Mark sedikit terkejut. Mendesah?, jadi itu alasannya kenapa dia berhenti. Ya Tuhan, apa yang harus dilakukan Mark sekarang?, dia ingin semua ini cepat berakhir dan pulang. Mark hanya menatap si namja nanar. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Sebenarnya, dia tidak menerima perlakuan bejatnya ini.

“Kalau kau tidak mengeluarkan suaramu. Aku tak akan melepasmu.” Ancamnya.

Kali ini Mark benar-benar terkejut. Bagaimana ini?, dia tidak mau bersamanya terus-menerus dan tak mau menuruti perintahnya. Tanpa aba-aba si namja menarik tubuh Mark dan sekarang posisinya berada diatas si namja . Tuhan, tolong aku!, Mark berteriak dalam hati. Tubuhnya lelah dengan semua ini, sangat lelah. Dia teringat sang eomma yang ada di rumah. Eomma,
mian .. maafkan aku, eomma . Pasti eomma khawatir karna aku belum pulang. Tuhan.., tolong aku, rengek Mark dalam hati.

“ Palliwa !!” bentaknya membuyarkan lamunan Mark tentang keadaan eomma nya sekarang ini. si namja mencengkram kedua tangan Mark dengan kuat. Sakit sekali. Mark diam. Dia hanya bisa menurutinya saat ini. Karena kalau tidak, dia tak bisa pulang. Mark mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan. Didengarnya si
namja mendesah pelan, rasanya Mark sangat malu.

“Lebih cepat lagii..” teriaknya seraya mencengkram tangan Mark lebih kuat. Itu benar-benar sakit.

Mark mempercepat gerakannya. “Aaaaaahhh… hh…” desahnya sendiri dan Mark juga mendengar si namja mendesah dengan kuat. Mark merasakan sesuatu yang hangat di dalam perutnya. Astaga.., si namja orgasme untuk yang kesekian kalinya. Mark benar-benar lelah kali ini. Dia tidak sanggup lagi menuruti perintahnya. Mark pun tumbang di atas tubuh si
namja . 20 ronde, di hitung Mark. Seharusnya namja itu sudah puas dan tak mempermainkannya seperti ini. Mark teringat eomma nya lagi. Eomma.. mianhae .. mianhae , eomma …
Mark mengambil pakaiannya dan langsung menutupi tubuh polosnya dengan pakaiannya yang belum dia pakai dan menyudutkan dirinya kesudut ruangan sempit yang kekurangan cahaya ini. Mark dapat melihat si
namja sedang memakai bajunya. Setelah dia selesai, dia menghampiri Mark yang duduk di sudut ruangan sambil menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. Dilihatnya senyum licik dan sisnis tersungging di bibir si
namja .

(END) You Are Mine ( Markson Remake )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang