WS 18

6.4K 374 13
                                    


Jantung sisi berdegup kencang, salah atau benarkah keputusan yg ia ambil saat ini? Semoga saja keputusan yg ia ambil tidak membuatnya salah langkah lagi, salah langkah untuk yg kesekian kalinya.

Sebelumnya sisi sempat berfikir apakah keputusan yg ia ambil ini adalah keputusan yg tepat, mengingat seberapa rendahnya dia untuk lelaki sebaik digo, dalam hal ini ia merasa bahwa dirinyalah yg salah karena menggoda digo yg notabenenya adalah saudara kandung al. Walaupun kejadian itu terjadi sebelum ia mengetahui bahwa digo adalah saudara kandung al.

Nita memegang tangan sisi yg bekeringat, ia harap keputusan sisi kali ini adalah keputusan yg benar. Nita sungguh tak tega melihat kondisi sisi sekarang, apalagi saat ini ia sedang mengandung, pasti sulit baginya mengahadapi masalah ini sendiri, dan nita berjanji akan selalu membantu sisi apapun yg terjadi, karena ini semua terjadi secara tidak langsung adalah kesalahannya juga yg dulu selalu memaksa sisi menjalani hubungan tidak wajar bersama al. Jika saja nita tau akhirnya akan seperti ini mungkin dulu ia akan melarang sisi bersama al. Tetapi apalah daya semua sudah terjadi, yg bisa nita lakukan saat ini hanyalah terus menjaga dan mendukung sisi.

Nita mengetuk pintu rumah berwarna coklat, ini adalah kediaman orang tua digo, tante saras. Sejujurnya ia takut datang kemari karena ia merasa gadis seperti dirinya tidak pantas berada di sini. Tetapi ia harus selalu berada di samping sisi.

Tok..tok..

"Ia sebentar",suara seseorang dari dalam rumah. Tak lama kemudian,

Cklek..

"Iya?",ucap seorang wanita paruh baya dengan celemek di bahunya saat pintu telah terbuka.

"Ini non sisi kan?",tanya wanita itu.

"Iya bik, tante sarasnya ada?",sisi tersenyum ramah, lalu bertanya.

"Ada non di dalem, ayo non masuk",ucap wanita itu lagi, sambil menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari pintu.

"Assalamualaikum",

"Waalaikum salam, ayo non masuk",

"Iya bik, makasih",

"Silahkan duduk non, bibik panggil nyonya dlu", sisi dan nita pun duduk, sesaat nita melihat wajah sisi yg pucat, sedih rasa hatinya melihat kondisi sisi, ia yakin bahwa sisi saat ini pasti tengah mengalami dilema batin.

Tak berapa lama muncul lah orang yg sedari tadi mereka tunggu, tante saras. Dengn senyum yg menghias di bibir wanita paruh baya itu, sedangkan sisi hanya menatap tante saras canggung, sedangkan nita berfikir untuk mencari2 alasan agar sisi bisa berbicara berdua dengan tante saras.

"Maaf tante, nita mau ke toilet, toiletnya dmn ya tante?",nita bertanya kepada tante saras dengan wajah seolah2 ia benar2 ingin ketoilet.

Tante saras pun menunjuk arah letak toilet berada kepada nita setelah itu ia duduk di samping sisi, ia yakin pasti sisi datang kerumahnya hanya ingin memberitahu keputusannya.

"Bagaimana keputusanmu sisi? Apakah kau sudah menentukan pilihanmu?",

"Maafin sisi tante, maaf karena kehadiran sisi sudah merusak ketentraman kelurga ini, maaf juga karena sisilah al dan digo jadi seperti ini, ini semua salah sisi tante, sisi benar2 minta maaf tante", ucap sisi yg sudah terisak, tante saraspun langsung memeluk sisi, ia tahu saat ini sisi sedang tertekan.

"Kau tak perlu minta maaf sisi, ini semua sudah terjadi jadi tidak ada yg boleh disesali, tante mengerti perasaanmu saat ini",

Sisi semakin terisak, ia sadar bahwa semua yg telah terjadi karena keegoisannya, seharusnya dulu ia tak perlu menjadikan digo pelampiasannya, tapi mau bagaimana lagi dr awal ia tidak tau bahwa digo dan al adalah saudara kandung, sisi menyesali segalanya.

Tante saras melepaskan pelukannya perlahan, wanita paruh baya itu menghapus air mata sisi, "jangan menangis dan jangan tertekan, kondisi seperti itu tidak baik untuk kandunganmu",nasihat tante saras, sisi hanya mengangguk dan meredakan tangisnya perlahan.

"Jadi, keputusan apa yg akan kau ambil sisi?",

Sisi terdiam cukup lama, "sisi akan menikah dengan digo",

######

Satu minggu kemudian pernikahan sisi dan digo pun terjadi, atas permintaan sisi pernikahan ini dilaksanakan di ruangan rawat al, dan hanya di hadiri orang tua digo, penghulu, nita, gina dan beberapa petinggi rumah sakit sbg saksi, suasana sakral melingkupi kidhmatnya akad nikah ini.

Saat kata sah di kumandangkan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yg meneteskan air mata, sepasang mata orang yg sedang terbaring lemah tak berdaya.

Tante saras, menangis dan langsung memeluk digo saat digo mengahampirinya meminta doa, semua yg hadir ikut larut dalam suasana, nita yg sudah menangis haru sambil memegang handphonenya, memperlihatkan ibu sisi yg sedang ikut menyaksikan pernikahan sisi walaupun hanya dari layar handphone.

Sisi sudah menjelaskan kepada ibunya tentang pernikahannya, hanya saja prilly sedikit mengarang cerita tentang pernikahan ini, prilly menceritakan bahwa al adalah kekasihnya, saat prilly ingin meminta pertanggung jawaban kepada al suatu kecelakaan menimpa al menyebabkan ia koma, dan sbg pengganti tanggung jawabnya di alihkan pada digo yg merupakan adik kandung al, agar saat bayi yg d kandung sisi lahir ia mempunyai seorang ayah, dan juga untuk menutupi aib keluarga maka ibu sisi menyetujui dan memberikan restunya walaupun ia tak bisa mengahdiri pernikahan putrinya.

#######

WANITA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang