"DIA BUKAN MILIKMU, DAN TIDAK AKAN PERNAH MENJADI MILIKMU!"
.
Part 1
.
Keheningan menyelimuti rumah mewah keluarga Lee ketika hari mulai menjelang sore, sebagian besar di antara penghuni rumah tersebut biasanya menggunakan saat-saat seperti ini untuk sekedar merebahkan diri mereka di atas kasur super empuk dengan ditemani lilin-lilin aromaterapi yang bisa menenangkan pikiran mereka setelah seharian disuguhi berbagai macam jadwal pekerjaan yang padat dan melelahkan.
Tapi hari ini, hal itu tidak berlaku di kamar Dio. Kamar yang ukurannya sama luasnya dengan kamar-kamar lain di rumah itu terlihat diisi oleh dua orang lelaki, satu di antaranya adalah Dio sendiri. Lelaki dingin yang siang tadi terlibat adu mulut dengan Chanyeol itu kini terlihat menundukkan kepalanya. Bukan menyadari kesalahannya, melainkan merasa tak rela dan tak terima atas perlakuan lelaki yang saat ini berdiri di hadapannya yang ia rasa membela Chanyeol dan terus menyalahkannya.
Lelaki itu melangkah ke arah jendela, seberkas cahaya dari jendela itu akhirnya menyinari wajahnya yang putih. Suho. Dia terus memandang keluar jendela, entah apa yang dilihatnya, ia hanya merasa..... bersalah.
"Pergilah ke kelas etika." Ucap Suho.
Dio menatap ke arah lelaki itu dengan tatapan tak percaya.
"Kenapa aku harus?"
"Kau masih belum menyadari?"
"Menyadari apa? Bahwa aku salah? Bahwa Chanyeol lah yang benar? Aku memang selalu salah di matamu, Hyung!" suara Dio meninggi.
Suho memandang ke arah Dio, namun adiknya itu berpaling, tak mau melihat wajah kakaknya lagi.
"Apa sekarang kau berpikir aku tidak adil? Aku sudah mengatakan apa yang seharusnya ku katakan. Kau memang harus pergi ke kelas etika, sebagai vampir kelas B kelakuanmu sudah keterlaluan. Bukankah ayah pernah berkata...."
"Berkata apa?!" lelaki itu memotong kata-kata kakaknya. Matanya terlihat berair.
"Ayah, ayah, ayah, selalu saja perkataan ayah yang kau dengarkan! Kau tidak pernah mendengarkan kata-kataku. Aku melakukan itu bukan tanpa alasan, aku melakukan itu agar aku bisa mencegah pertengkaran di dalam keluarga kita tapi si anak sialan itu malah memancing amarahku!"
"Anak sialan?" Suho menahan kekesalannya. Tangannya hampir saja mendarat di pipi putih mulus Dio.
"Dio-ya, Chanyeol masih kakakmu juga." Lanjut lelaki itu menatap mata Dio yang mulai basah.
"Dengarkan aku dulu!" pinta Dio yang sudah tak sanggup menahan airmatanya.
"Kalau saja Chanyeol Hyung tidak memancing amarahku dengan omong kosongnya itu, mungkin keluarga kita akan baik-baik saja sekarang. Kau harusnya berterimakasih padaku. Kalau saat itu aku tidak mengusir gadis itu, mungkin saja Baekhyun Hyung dan Chanyeol Hyung akan terlibat pertengkaran hebat karena memperebutkannya! Aku tidak mau hal itu terjadi hanya karena seorang gadis manusia yang baru mereka temui!"
"Aku sangat menyayangi mereka. Aku... sangat menyayangi keluarga ini." jelas Dio akhirnya.
Suho menarik tubuh Dio ke dalam pelukannya, ia memeluk adiknya itu begitu erat. Ia merasa sangat bersalah telah memandang masalah itu dari sudut pandang yang berbeda dengan Dio. Seandainya saja adiknya itu memberitahu alasannya sejak awal, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Sayangnya, Dio memang seperti itu. Ia lebih suka memendam semuanya sendirian. Maka tak jarang kesalahpahaman seperti ini terjadi, kebanyakan dari kakak-kakaknya tak mengetahui apa maksud dan tujuan sebenarnya dari setiap sikap dan perilaku yang Dio lakukan. Memang benar apa yang Suho katakan tentang adiknya yang satu ini, adiknya yang satu ini sebenarnya anak yang baik, hanya saja kebaikannya selalu salah dimengerti oleh anggota keluarga yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADISTIC NIGHT
FanfictionKim Yoora diminta untuk tinggal bersama dengan sebuah keluarga yang sama sekali tidak dikenalnya tepat saat ia berumur 17 tahun atas permintaan ayahnya sendiri. Keluarga yang memperlihatkan banyak kemisteriusan itu terdiri dari 10 anggota boygroup t...