Teruntuk Bumi

293 19 20
                                    

Dibalik 1174 kata;;)

Ide untuk nulis cerita ini dateng tbtb pas lagi ngerjain Ujian Sekolah tadi;3 Dibalik 11174 kata ini banyak typo, EYD abal. Meskipun saya sudah coba mengoreksi. Mohon kriktik dan sarannya. Dan maaf untuk categoriesnya, abis bingung:( Terima Kasih!:)) Happy Reading;) 

***

Bersama surat ini, kukirimkan sebuah kisah. Bukan rangkaian kata yang indah memang. Bukan kisah semanis gula. Bukan pula kisah semudah sinetron kacangan yang sering kalian lihat. 

Aku hanya ingin bumi tahu dan mengerti. Hanya itu. Surat ini khusus kutulis untuk 'bumi'.

Gadis itu gila! Itu yang selalu terlintas di benakku. Kehilangan sesuatu yang sangat berarti untuk seorang wanita, membuatnya dingin tak terkenali lagi. Dia kokoh bak menara yang menjulang tinggi. Tetapi, di mata nya terlihat begitu jelas kekosongan hati.

Sikap nya angkuh. Siapa sangka wanita tak punya hati seperti dia, menyimpan begitu banyak cinta? Memendamnya bertahun-tahun. Membiarkan rindu yang mengoyak hati. Mengabaikan keinginan hati untuk memiliki, yang setengah mati ditahannya.

Dalam diam, dia berjuang melawan semua traumanya. Melawan ketakutan dirinya sendiri. Saat begitu banyak wanita menyerahkan kesuciannya atas nama cinta, tidak dengan dia. Dia bahkan menghabiskan 8 tahun hidupnya terkoyak sepi di balik jeruji besi. Demi menebus kesalahannya yang telah tanpa sengaja menghilangkan nyawa orang yang merenggut kesuciannya. Itu adalah tindakan pembelaan diri, bukankah begitu?

Saat ini, aku baru tahu, kalau wanita gila itu pintar merangkai kata. Melukiskan perasaan lewat bait-bait puisi yang dia simpan rapi, di sudut selnya. Tanpa ada seorang pun yang tahu hingga tadi.

Kau tahu bagaimana isi puisi-puisi itu? Aku berani bertaruh nuranimu seperti terkoyak saat membacanya. Akan kukutip petikan dari salah satu puisi yang dibuat oleh wanita itu.

Aku 

Setitik dosa

Yang kehilangan jiwa

Hidup dengan nelangsa

Petikan dari puisi lainnya.

Memutuskan memendam

Membiarkan waktu berlalu sia-sia

Mengatasnamakan kewarasan

Sebagai alasan untuk terus diam

Dia wanita yang tangguh, menantang pahitnya hidup. Terjerumus dalam kegelapan, yang mengoyak nurani. Dia tak tersentuh. Dan itu memang yang dia inginkan.

Sebelum kehidupannya berubah, wanita gila itu seperti gadis-gadis lain pada umumnya. Senyumnya teduh bak pohon di padang tandus. Tutur katanya halus, begitu juga hatinya. Dia memang bukan wanita yang feminim, tapi sungguh pancaran kecantikannya luar biasa.

Dia seorang pemimpi besar, yang sedang menuju tangga kesuksesan. Mempunyai sahabat yang selalu disisinya. Mempunyai keluarga yang sangat bangga akan dirinya.

Tapi, itu dulu, sebelum semua berubah. Sebelum hari naas itu terjadi. Sebelum kesuciannya terenggut oleh wanita bengis yang tak tahu diri. Sebelum dia terpenjara jeruji besi.

Wanita gila itu telah memendam perasannya selama 13 tahun. Ironis? Aku tahu! Memutuskan memendam perasaan hingga terasa menyiksa diri. Mengubur dalam-dalam semua keinginan untuk memiliki. Entah lelaki itu masih ingat atau tidak padanya. Karena, wanita gila itu dan lelaki yang dia cintai hanya sebatas teman sekelas waktu tahun akhir di Sekolah Menengah Pertama. Hanya sebatas itu, ikatan yang tercipta.

Teruntuk Bumi (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang