Mou hitori ja nai yo

265 15 2
                                    

Honoka POV

Sekarang kami bersebelas sedang menunggang kuda dan melewati hutan. Mereka menggunakan Jubah agar tidak mencolok. Aku naik kuda yang sama dengan Kotori, Eri dengan nozomi, Rin dengan Hanayo, Maki dengan Nico (mereka sedang ribut sekarang, gak pernah Akur), Umi dengan Yuri, sedangkan Teya memimpin di depan karena paling hafal tentang seluk beluk Eutopia karena pernah berjelajah.

Kami berjalan lurus menuju sebuah Kota, disana cukup damai, kurasa. Soalnya dari tadi aku tidak melihat tanda tanda keberadaan antek2 Nikumi. Jadi kami memutuskan untuk bermalam didesa itu.

Kami makan di sebuah penginapan yang memiliki kedai disana. Makanan disini sangat enak! Hanayo sangat senang karena sudah lama gak makan Nasi. Sepanjang jalan dia ngeluh karena kami hanya makan ubi bakar.

"Ada berita penting!" Seseorang mendatangi Kedai dengan tergesa gesa.

"Pangeran Haku kabur dari istana!!" Serunya.

"Eeh?!" Seru orang orang disana. Kecuali aku dan kedelapan temanku. Siapa yang kabur?

"Siapa yang kabur?" Tanyaku.

"Pangeran Haku, pangeran Negri ini. Dia kabur dari istana!" Jelas Yuri.

"Kenapa kabur? Bukannya enak tinggal di istana?" Tanyaku polos.

"Mana kita tahu?" Ujar Bapak bapak itu mengangkat bahu.

"Mungkin dia tertekan, Raja sudah tua, dan kerajaan sedang genting karena Ancaman Dark Lady"

"Dark Lady siapa?" Bisikku kepada Yuri.

"Nikumi, sebenarnya kita tidak boleh menyebut namanya, jadi kami panggil Dark Lady"

Kayak bang Voldemort aja. Di panggil 'you know who'. Aku jadi kepo, Nama Voldemort di akte kelahirannya jangan jangan ditulis 'you Know Who' aku jadi kasihan. Tunggu, Dark Lady katanya, Lady, berarti Nikumi udah tua dong? Lady kan buat emak-emak (?).

"Aku harap Nine Heroine cepat muncul, ini sudah semakin gawat"

DEG

Kesindir oy.

Tapi Yuri bilang jangan memberitahu identitas asli kepada siapapun, jangan sampai ada yang tahu, kami dari bumi.

"Eh, aku mau keluar sebentar" ujar ku setelah makan.

"Ngapain?! Udah malem!" Seru Umi.

"Mau beli cemilan!" Aku buru-buru menyambar jubah sebelum Umi kembali buka mulut kayak Okaa-san.

"Eeh!!! Honoka!!!"

"Cabut!" Aku berlari keluar Kedai.

"Brrr... dingin.." aku memeluk diri sendiri. Desa cukup sepi, gak, gak. Ini 'terlalu sepi'. Bukannya baru jam 6? Kenapa sudah sesepi ini?

Aku mendatangi sebuah toko cemilan yang tidak jauh dari Penginapan. Tapi ibu si pemilik toko terlihat seperti akan menutup toko.

"Anu, bu, saya ingin membeli ini" aku menunjuk sebuah kue di etalase. Si ibu memelototiku lalu buru buru membungkuskannya untukku.

"Ini. Ambil saja. Cepatlah pulang, tidak baik berkeliaran malam malam!" Serunya lalu langsung menutup toko. Woh, kasarnya. Tapi jadi malah dapat kue gratis. Mehehe..

Aku berjalan pulang menuju penginapan.

Wuushhh.. BRUK!!

"Ah!" Aku terjatuh. Kue yang baru aku beli juga jatuh berhamburan ketanah. Apa ini?!? Karma karena dapat kue gratis?!?

Seorang cowok menabrakku rupanya.

"M-maaf! Aku tidak lihat!" Serunya sambil membantuku berdiri.

Love Live: Lost in Fantasy World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang