HM 2 // 1

16.7K 1.1K 190
                                    

"Sayang jangan lari-lari di tangga." Sofia berteriak dari arah dapur begitu mendengar langkah-langkah kecil yang berlarian menaiki tangga.

"Anak itu susah sekali di bilangin sih." keluh Sofia sambil menggelengkan kepala, tangannya sibuk mengaduk sayur di atas kompor.

"Anak-anak memang begitu Nyonya." ucap Mbok Jum yang sedang mengiris bawang.

"Dulu anaknya Mbok juga begitu ya?" tanya Sofia.

"Iya. Semua anak seperti itu, mereka sedang senang-senangnya bermain." ucap Mbok Jum lagi.

Sofia hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan dan mendesah lega. Kalau semua anak-anak seperti itu berarti waktu kecil dia juga tidak jauh berbeda dengan anaknya.

Sofia meletakkan makanan yang sudah di masaknya ke atas meja makan. Ada ikan goreng, ayam goreng, sayur bening, sayur lodeh, krupuk dan sambal ulek tomat dengan perasan jeruk limau kesukaannya. Jangan lupakan setoples krupuk yang selalu tersedia di atas meja makan.

"Mbok," panggil Sofia.

Mbok Jum yang tadi keluar sebentar masuk ke dalam dapur begitu mendengar panggilan Sofia.

"Iya nyonya?" tanya mbok Jum.

"Makanannya sudah aku siapkan. Bang Adrian sebentar lagi pulang, aku mau mandi dulu. Tolong perhatikan krucil yang nggak mau diam itu sebentar ya." kata Sofia.

"Iya nya, mbok akan menjaganya. Sekarang dia pasti sedang berada di kamarnya. Mbok akan menyusulnya ke sana." Mbok Jum pamit dan langsung ke kamar anaknya.

Sofia pun melangkahkan kakinya ke kamar. Senyum cerian terbit di bibir merahnya. Ia sudah memasakkan Adrian sayur lodeh kesukaannya. Dan kali ini rasanya sangat pas. Bukan seperti sebelumnya yang kekurangan ataupun kelebihan garam.

Setengah jam kemudian, ia sudah berpakaian rapi dan sangat cantik. Adrian sangat jarang bisa pulang untuk makan siang.

Selain jam kerjanya yang padat, lokasi rumah yang lumayan jauh dari kantor, belum lagi kemacetan kota Jakarta saat ini membuatnya tidak bisa pulang makan siang setiap harinya.

Sofia bersenandung kecil sambil membalurkan body cream vannila kesukaannya dan di gilai oleh Adrian.

Setelah itu, Sofia mengenakan dress selutut, ia menyapukan lip balm di bibirnya. Ia menyisir rambutnya yang kini panjangnya di bawah bahunya sedikit.

Setelah melahirkan ia merubah model rambutnya. Membuatnya terlihat sangat segar dan semakin cantik. Tidak terlihat kalau dia sudah memiliki seorang anak.

"Sempurna." gumamnya saat ia mematut dirinya di depan cermin.

Drrrt drrrt drrrt.

Getaran dan juga suara ringtone ponselnya di atas nakas membuatnya berlari dan meraihnya dengan cepat.

My husband is calling.....

"Halo, honey assalamualaikum." sapa Sofia senang.

"........"

Wajah ceria Sofia langsung berubah murung begitu mendengar Adrian tidak bisa pulang untuk makan siang. Ada meeting mendadak yang harus di hadirinya setelah jam makan siang.

Sofia tidak mengatakan apa-apa. Ia memutus panggilan telepon Adrian, tentu saja setelah Adrian yang menutupnya terlebih dahulu.

"Hhhh." Sofia menghela napas pelan, seolah ada beban berat di sana, di hatinya.

"Kenapa susah sekali untuk memiliki waktu bersama?" gumamnya pelan.

🐄🐄🐄

Malam genks, aku publish Hold Me 2 ya part 1, maafkan pendek sependek ideku saat ini. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini, aku sedang berusaha memperbaiki tulisanku dan juga alur Hold Me 2 agar nanti tidak membosankan.

Aku mau selesein cerita yang lain dulu ya, bukan semuanya, hanya beberapa saja agar bisa lebih fokus. Aku publish ini bukan mau PHP_in kalian.

Hold Me sudah berada di highes rank 2 di 5 september lalu selama beberapa hari ato minggu aku lupa heee. Bahkan sering berganti ke 3 ataupun 4, semua berkat kalian, jujur aku nggak pernah nyangka kalau ceritaku bakal menarik minat kalian.

Sekali lagi terima kasih semuanya
Luph u pull 😘😘😘

HOLD ME 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang