Selama beberapa hari, Tim 3 terus membaca ulang file-file kasus yang tengah mereka selidiki, hingga mereka sudah hafal apa isi dokumen tersebut di luar kepala. Sebenarnya mereka jenuh, karena seharian hanya duduk di kursi dengan posisi badan melengkung ke depan untuk membaca.
"Kasus 16 tahun lalu telah ditutup karena polisi telah menemukan pelakunya." Wonshik membaca paragraf paling bawah dari halaman terakhir arsip mengenai pembunuhan di opera 16 tahun yang lalu, "namanya adalah Park Junghyun, pekerjaannya adalah teknisi di gedung opera," lanjutnya.
Ahreum memiringkan kepalanya, tampak berusaha mengingat-ingat sesuatu, "entah bagaimana, nama itu terdengar tidak asing."
"Mungkin itu efek karena kita membacanya berulang kali," celetuk Jaehwan tanpa memalingkan pandangannya dari dokumen kasus kedua.
Merasa tersindir dengan ucapan anggotanya sendiri, Hakyeon hanya menatap tajam Jaehwan tanpa bersuara. Sayangnya, pemuda berhidung mancung itu tidak menyadari seseorang tengah berusaha 'membunuhnya' hanya dengan tatapan mata.
"Tapi ... apa benar pelakunya sama?" tanya Kihyun. Ia berulang kali membaca dokumen kasus 16 tahun lalu, yang kini ada di tangan Wonshik dan Hakyeon, serta file kasus pembunuhan dua aktor opera dalam jangka waktu singkat, yang kini sedang ia dan Jaehwan baca. Dan ia menyimpulkan bahwa pelakunya adalah orang yang sama.
Mendengar pertanyaan Kihyun, Hakyeon menggeleng, "sepertinya kau belum membaca dokumen ini dengan teliti." Ia mengangkat berlembar-lembar kertas di tangannya, "di dokumen ini, tertulis bahwa Park Junghyun telah dihukum mati karena kejahatan yang dituduhkan kepadanya," ucapnya seraya menunjuk ke kalimat di dokumen tersebut yang menegaskan perkataannya. Meskipun sebenarnya apa yang ia lakukan tidak terlalu berefek, karena Kihyun berada jauh dari tempatnya duduk dan gadis itu tentu tidak bisa membaca tulisan yang berukuran seperti semut.
"Bagaimana kalau Park Junghyun hidup kembali dan membunuh para aktor dan aktris opera?" Kali ini Wonshik yang bertanya dan langsung mendapat hadiah pukulan pelan di kepalanya. Pelakunya siapa lagi kalau bukan sang Ketua Tim?
Ia menggerutu, "kau pikir kita sedang ada di novel fantasi?"
Wonshik terkekeh dan mengatakan bahwa ia hanya bercanda, meskipun sebenarnya ia serius menanyakan hal seperti itu.
"Kalau pelaku kasus 16 tahun lalu sudah dihukum mati, artinya kasus ini sudah selesai, bukan begitu?" Kihyun kembali bertanya.
"Selesai bagaimana? Kita belum menemukan orang yang membunuh Park Jimin, Jung Daehyun, dan Bae Joohyun. Jadi, kasus ini belum selesai," jawab Hakyeon.
*
Berjam-jam berhadapan dengan ribuan barisan huruf membuat Tim 3 pening. Mereka memutuskan untuk mengistirahatkan fisik serta pikiran mereka sejenak dengan meninggalkan setumpuk dokumen tiga kasus dan memilih untuk 'berpesta' di ruang rapat.
"Jadi, kalian juga mendapat paket dari Phantom?" Hakyeon bertanya kepada Wonshik dan Ahreum, yang langsung dibalas dengan anggukan keduanya.
"Aku mendapat sebuket bunga yang disirami cat merah. Hanya saja, aku lupa bunga apa itu namanya," ucap Ahreum sembari menggali kembali ingatannya.
"Baby's breath?" tanya Kihyun.
"Ya, itu!" Ahreum menepukkan kedua tanggannya dan menunjuk ke arah junior-nya itu, "bagaimana kau tahu bunganya?" Ia balik bertanya dengan nada menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom of The Opera [VIXX - FIN]
Fanfiction16 tahun yang lalu, opera adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat disukai oleh warga Korea Selatan. Namun, seorang pembunuh misterius bernama Phantom mengubah hal itu. Para pemainnya tewas satu-persatu, menyisakan luka yang mendalam bagi para...