Melody

506 46 11
                                    

Alunan melodi yang indah megalir melalui udara membelai liang telinga Yonghwa. Perlahan-lahan dia dipaksa untuk bangun. Akhir-akhir ini dia susah tidur karena otaknya selalu bekerja keras mencerna semua curahan hati Seohyun setiap malamnya. Seperti saat ini, Yonghwa baru saja bisa terlelap beberapa jam yang lalu. Tapi, alunan musik itu benar-benar mengusiknya.

Yonghwa mengedarkan pandangannya. Lagi-lagi Seohyun sudah menghilang entah kemana. Dengan malas ia bangkit berdiri dan mencari sumber suara tersebut. Apa berasal dari balkon? Yonghwa seperti baru sadar sekarang dia tinggal disebuah istana. Tentu saja setiap istana memiliki balkon.

Penasaran, ia membuka pintu kaca yang selama ini ditutupi gorden. Kembali ia terkagum dengan segala keindahan yang ia lihat saat ini. Sebuah taman hijau bersih dengan berwarna-warni bunga yang menghiasi. Kamarnya berada di lantai dua, sehingga semua tanaman terlihat dengan jelas.

Tak jauh dari bawah balkonnya, seorang gadis dengan dress selutut dan rambut yang tergerai dihembus angin sedang menyangga sebuah biola di pundaknya. Dengan sangat anggun dia menggesek setiap senar, menghayati setiap nada yang ia ciptakan. Sumpah demi semua daun yang berguguran, Seohyun terlihat seratus kali lipat bertambah cantik. Apalagi dia bermain sambil menutup kedua matanya, seolah-olah harmonisasi dan dia adalah satu.

Tak sadar Yonghwa cuman bisa terpelongo menyaksikan perfoma indah itu. Mana ia tau Seohyun punya bakat terpendam seperti bermain biola. Selama ini ia selalu berpikiran negatif tentang Seohyun. Dan lagu apa yang sedang Seohyun bawakan? Masa bodoh dengan lagu! Mata Yonghwa terlalu egois untuk menguasi sistem otaknya sendirian, ia tak membiarkan sang telinga menjalankan fungsinya dengan benar.

Semenit, dua menit, beberapa menit. Yonghwa tak menghitung lagi berapa menit yang ia habiskan hanya untuk menatap Seohyun seperti orang yang sudah kehilangan akalnya. Kenapa sih harus ada efek angin yang menerbangkan ujung-ujung dress Seohyun? Kenapa juga Seohyun tidak berusaha memperbaiki dressnya dan terlalu sibuk dengan biolanya? Sial untuk Yonghwa, sekarang dia mengagumi Seohyun dari atas sampai bawah, dari segala kekurangannya sampai kelebihannya. Apalagi setelah mendengar cerita Seohyun tadi malam, ia tak pernah menyangka Seohyun adalah gadis kuat yang terus berjuang untuk keberadaannya.

Setelah permainan itu berakhir, Seohyun tersenyum puas, manis sekali. Ia baru saja akan memainkan lagu kedua sampai matanya menangkap kehadiran Yonghwa. Merasa tertangkap basah, Yonghwa terperanjat kaget lalu merentangkan tangannya lebar-lebar plus akting pura-pura menguap. Seohyun melompat-lompat kegirangan melihat Yonghwa, seolah-olah ia lupa bahwa selama ini mereka adalah musuh bebuyatan.

"Yonghwa!!! Kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu?!"

"Hoammm.... begitulah. Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Yonghwa dari balkon.

"Tadi tak sengaja aku melewati sebuah ruangan berisi peralatan musik yang cukup lengkap. Kemudian aku iseng main biola. Rasanya sudah bertahun-tahun aku tak menyentuh biola. Aku sangat senang bermain musik. Mau mendengar sebuah lagu?"

Ya. Bagus sekali. Seohyun berubah seratus depalan puluh derajat hanya dalam semalam. Jadi ini sifat asli Seohyun? Periang dan suka tersenyum? Yonghwa tidak tau harus menyesal atau bersyukur? Kan kalau begini bisa-bisa dia tunduk dibawah kaki Seohyun. Lalu apa bedanya dia dengan pria-pria hidung belang yang suka mengganggu Seohyun?

"Yonghwaa!! Kenapa diam saja?" Seohyun berteriak dari bawah, "ayo kesini!! Suasananya sangat bagus. Apa kau bisa bermain musik juga? Ada gitar, piano, harpa pokoknya banyak. Ayo main sama-sama!"

"Hah? Ah... baiklah aku akan kebawah," Yonghwa bergegas masuk ke kamar. Memukul-mukul dadanya yang sesak seolah-olah kelebihan oksigen. Jantungnya kenapa sih? Yang lebih bodoh, sempat-sempatnya dia menggosok gigi, berganti pakaian, memakai parfum, berkaca dan terakhir sisiran sebelum pergi menemui Seohyun.

Sampai di taman, Seohyun sedang memainkan lagu keduanya. Dia sangat fokus sehingga tidak menyadari kehadiran Yonghwa.

"Bagus sekali," puji Yonghwa jujur begitu Seohyun selesai, "sejak kapan?"

"Sejak SMP mungkin? Entahlah, aku sudah tidak terlalu ingat," jawab Seohyun sedikit terkejut lantaran Yonghwa tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Kenapa tidak ikut ekskul musik?"

"Dan membiarkan mereka menghinaku kembali? Mereka akan mengganggap aku melakukannya untuk mencari perhatian, selalu seperti itu kan?"

"Kenapa? Permainanmu sangat bagus. Aku tidak melihat ada unsur berpura-pura di dalamnya."

"Benarkah? Apa kau jujur atau cuman ingin menghiburku?"

"Untuk apa aku menghiburmu? Aku tidak punya kewajiban untuk melakukannya."

Seohyun cuman tersenyum kecil, "terimakasih. Baru pertama kali aku dipuji tanpa iming-iming balasan atau maksud tertentu. Akhirnya aku punya sisi positive juga."

"Kenapa?" tanya Yonghwa bingung, "bukankah kau sering dipuji karena kecantikanmu?"

"Ya. Dan mereka melakukannya agar aku mau bergaul dengan mereka. Dengan begitu mereka akan pura-pura berteman baik denganku, berharap ada satu atau dua pria yang ikut berkenalan dengan mereka. Setelah mendapatkan yang diinginkan, mereka akan pergi begitu saja, meninggalkanku seperti orang tolol. Kau tau sendirilah aku terlalu populer dikalangan pria dan terlalu hina dikalangan wanita."

"Apa Yuri dan Yoona juga begitu?"

"Tentu saja tidak. Untuk apa? Tanpaku pun mereka sudah populer.

"Aku tidak tau kau mengalami itu semua."

"Bersyukurlah karena kau orang pertama yang kuberitahu."

"Benarkah?"

"Kau juga orang pertama yang mendengar permainan biolaku?"

"Wah hebat sekali. Benarkah?"

"Dan kau orang pertama yang berhasil mengacaukan cara kerja otakku, membuatku tidak bisa membedakan antara cinta dan benci."

Fairytale - YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang