Duri

2.5K 252 102
                                    

" Alfa." Izika duduk disisi Alfa yang tampak masih mematung dengan tubuh dipenuhi noda darah.

" Aku akan mengambilkan air untuk membersihkan noda ini." Izika hendak berdiri. Tapi...

Tes tes tes

Darah segar mengalir dari hidung Alfa, bibirnya pucat.

" Alfa ya tuhan..." Izika panik seketika.

" Aku akan memanggil kak...

" Sstt."

Deg.

Alfa memegang lengan Izika lembut lalu tersenyum pucat.

" Ambilkan aku sapu tangan atau tysu saja. Percuma kau memanggil kak Sherra, biarkan dia merawat daddy." Ujarnya. Cekalan tangannya pun terasa panas.

Izika melepas bagian luar gaun tidurnya lalu duduk disisi Alfa dan perlahan, mengusap darah itu dengan gaunnya. Ditatapnya bola mata amber Alfa lekat.

" Aku tidak akan bisa disembuhkan Izika." Ujarnya tenang.

Izika menggeleng pelan.

" Kau akan sembuh, kita akan bersama sampai tua seperti Daddymu dan mommymu nanti." Ujar Izika berkaca kaca lalu mendekati Alfa.

" Lo mau apa?" Tanya Alfa beringsut. Izika menyentuh hidung mancung Alfa lalu tersenyum kecil

" Kau mirip dengan daddymu ya kalau dilihat lihat. Apakah anak kita nanti akan mirip sepertimu." Godanya kemudian berdiri dan duduk dipangkuan Alfa yang memutar bola matanya kesal.

" Aku mau tidur Izika, capek. Turun!"

" Gak mau!" Izika mengalungkan tangannya dileher Alfa. Membuat pemuda itu menatapnya lekat

" My Trouble Maker, aku bertemu denganmu karna kecelakaan, lalu kau masuk kedalam hidupku dengan cara yang sangat menyebalkan. Kau tahu betapa menyebalkannya dirimu Alfa?" Izika mendekati wajah Alfa. Sangat dekat bahkan bisa merasakan hembusan napasnya.

" Izika..."

" Dan kau memasuki hatiku dengan cara menyebalkan juga. Setidaknya kau bisa kan sedikit romantis diranjang."

" Izikaaaa...

Izika meraba leher Alfa lalu mencium pipinya lembut, perlahan tangannya menuruni lengan kokoh Alfa kemudian meraih jari jarinya agar menyentuh pinggangnya.

" Aku ingin bercinta denganmu." Bisik Izika frontal lalu melumat bibir Alfa pelan, memaksa memainkan lidahnya dan meremas pundak Alfa gemas. Mencium lehernya dan...

" Lo benar benar suka memaksa." Tekan Alfa kemudian menarik tubuh Izika terlentang dibawahnya.

" Hanya memaksamu saja." Senyum Izika kemudian menarik Alfa memeluknya.

Alfa menyingkirkan rambut panjang Izika dari lehernya lalu mengecup leher itu mesra, menggigitnya pelan sementara tangannya menurunkan dress yang dipakai Izika. Menatap tubuhnya intens.

" Apa yang kamu lihat?" Izika merona

" Tidak ada." Jawab Alfa lalu mulai meremas dada Izika lembut membuat wanita itu memejamkan matanya meremas rambut Alfa yang kemudian mencium perutnya mesra, dadanya, lehernya. Dan...

" Kau cantik." Bisik Alfa ditelinganya lalu kembali mencium bibirnya.

Sejenak waktu seolah terhenti, suara denting jam begitu nyaring terdengar.

Beriringan dengan desah yang berbaur bersama malam indah mereka. Dan ditengah penyatuan itu...

" Alfa?" Izika merasakan Alfa menangis di bahunya. Benar, itu air matanya.

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang