Maaf terlambat..
**
Lisa menatap martabak yang masih utuh dalam kotak berwarna putih dengan gambar topi koki itu.
"Mama udah kenyang, Ges. Lagian mama nggak bisa makan coklat banyak-banyak."
Gessa mendengus frustasi. "Terus ini gimana, Ma? Sayang kalau dibuang."
Cewek itu tidak enak jika makanan yang sudah baik-baik dibelikan oleh Kevin terbuang di tempat sampah. Jika saja ada papanya, mungkin satu kotak ini akan habis olehnya. Sayangya, papanya sudah kembai ke Samarinda bersama Om Rahardi yang ingin menjalin kerja sama.
Lisa mengangguk membenarkan. Kemudian dengan spontan, wanita itu berkata. "Kenapa nggak dikasih ke Adit sama Tante Hana?"
Gessa berpikir sebentar atas ide mamanya. Cewek itu merasa tidak buruk juga ide tersebut. Dengan senyum manis Gessa akhirnya setuju.
"Yaudah, sana anterin, gih. Masih hangat kan?"
Gessa mengangguk.
"Gessa pergi ya, Ma. Assalamualaikum," ujar Gessa sambil meraih dua kotak martabak manisnya.
Niatnya hanya membawa satu kotak saja untuk Adit dan mamanya. Namun setelah dipikir-pikir, satu kotak juga tidak akan habis dimakan sendiri olehnya.
Jadi, ia memutuskan memakan bersama di rumah Adit saja. Siapa tahu Om Rahardi sudah pulang.
Dengan berlari kecil, Gessa sudah memasuki pagar rumah Adit. Setelah melepas sandalnya, Gessa menuju pintu utama rumah Adit.
Mengetuk beberapa kali sebelum sebuah suara menyahuti dari dalam. Dan perlahan pintu terbuka menampilkan sosok Adit yang berdiri di hadapannya.
Seperti dejavu, Gessa memutar memori saat dirinya mengantar rantang makanan yang diperintahkan mamanya untuk diberikan Tante Hana. Dan Adit lah yang membukakan pintu saat itu.
"Eh, lo."
Keduanya sama-sama masih canggung atas kejadian tadi sore. Gessa harusnya menyuruh mamanya saja daripada harus bertemu Adit di waktu seperti ini.
"Aku masuk, ya?"
Adit menyingkir mempersilahkan cewek itu untuk masuk.
Gessa menunggu Adit yang sedang menutup pintu dan berjalan beriringan memasuki rumah cowok itu. Belum jauh melangkah, Gessa menemukan Redo dan Gilang tengah beradu PS di ruang keluarga Adit.
Keduanya masih fokus pada kegiatan mereka hingga tidak menyadari kedatangan Adit bersama Gessa.
"Lo nyariin mama?" tanya Adit.
Gessa mengangkat kantung plastik yang sejak tadi dijinjingnya.
"Um, bau-bau enak, Do," ujar Gilang dengan suara yang cukup didengar Adit maupun Gessa.
"Lo kalau urusan makanan cepet banget," sindir Adit pada Gilang.
Gilang meminta Redo untuk menghentikan permainannya. Setelah Redo menurutinya, Gilang berbalik dan mendapati Gessa ada di ruangan tersebut.
"Lah lo sejak kapan di sini, Ges?"
Adit memutar bola matanya bosan menghadapi tingkah salah satu sahabatnya tersebut.
"Baru kok, Lang," jawab Gessa enteng.
Gilang mengangguk. "Itu martabaknya buat kita?" tanya Gilang lagi.
Gessa mengernyit. "Kok kamu tahu kalau aku bawa martabak?"
Pasalnya, bau martabaknya menurut Gessa tidak terlalu menyengat. Dan diapun belum membuka kantung plastiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Novela JuvenilHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...