Part 18

6 0 0
                                    

Happy Reading All!

Sorry bila banyak Typo.....


 "Lovy, pulang bareng aku ya?" Ajak Rolland yang tiba-tiba saja sudah ada di dalam kelas Lovinia.

"Eh? Tapi aku nggak bawa helm. Tadi pagi kan aku nggak berangkat sama kamu. Lagipula Mang Ujang pasti sudah jemput." Ucap Lovinia mencoba menolak ajakan Rolland.

"Nggak masalah kalau kamu nggak bawa helmnya. Karena untuk hari ini memang kamu nggak akan menggunakan helm. Jadi tenang aja." Ucap Rolland yang membuat Lovinia mengernyit bingung.

"Hah? Maksudnya?" disaat Lovinia masih mencerna ucapan Rolland. Rolland sudah menarik Lovinia keluar dari kelasnya. Lovinia pun hanya bisa pasrah mengikuti Rolland yang menariknya.

Kierra yang berada disamping Lovinia merasa tidak terima teman sebangkunya dibawa pergi begitu saja oleh Rolland.

"Land, si Lovy mau dibawa kemana? Main pergi aja!!" teriak Kierra saat Rolland menarik Lovinia menjauh dari mejanya. Kemudian, ia pun bergegas mengejar Rolland dan Lovinia keluar kelas. "Ish, si Rolland kebiasaan banget sih main bawa kabur anak orang gitu aja." Gerutu Kierra.

Rolland terus menarik Lovinia, berjalan di koridor sekolah menuju ke arah parkiran sekolah. Selama di koridor seluruh siswa memandangi mereka berdua. Karena Rolland terus saja menggenggam tangan Lovinia tanpa melepaskannya sedikitpun. Tak heran hal itu membuat sebagian siswi berteriak tak rela dan tak sedikit juga yang berteriak meminta Rolland untuk melepaskan genggaman tangannya pada Lovinia. Tapi sayangnya, hal itu sama sekali tidak digubris oleh Rolland. Ia terus berjalan di koridor mengabaikan semua suara yang ditujukkan kepadanya. Sesekalipun ia melirik ke arah tangannya yang sedang menggenggam tangan Lovinia dan kemudian Rolland tersenyum.

"Land." Panggil Lovinia.

"Hmm?" Rolland masih melanjutkan jalannya ke arah parkiran sekolah.

"Harus banget ya ditarik begini? Kan aku bisa jalan sendiri." Ucap Lovinia seraya mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Rolland.

Rolland menoleh ke arah Lovinia dan memperhatikan genggaman tangannya. Melihat tangan Lovinia yang berusaha lepas dari genggamannya. Bukannya mengendurkan genggamannya agar Lovinia bisa melepaskan tangannya dengan mudah. Rolland semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Lovinia dan terus berjalan tanpa menggubris ucapam Lovinia untuknya tadi.

"Land! Lepas ya? Nggak enak ini diliatin anak-anak lain." Ucap Lovinia masih berusaha melepaskan tangannya.

"Kalau aku nggak mau gimana?" tanya Rolland.

"Ya, kamu harus mau! Malu, Rolland!" keluh Lovinia dengan wajah memelas.

"Tapi, sayangnya aku nggak malu. Malah aku senang banget bisa dapet kesempatan genggam tangan kamu kayak gini." Ucap Rolland menghentikan langkahnya, kemudian mengangkat tangannya yang sedang menggenggam erat tangan Lovinia dan tersenyum manis kepada Lovinia.

Lovinia merasakan hawa panas memenuhi wajahnya, pipinya kembali merona karena senyuman Rolland untuknya. Jantungnya pun berdetak tidak karuan. Lovinia pun menundukkan kepalanya agar dia tidak menatap Rolland. Dia tidak sanggup untuk menatap Rolland saat ini.

Rolland kembali melanjutkan langkahnya dan menarik Lovinia untuk mengikutinya. Kali ini Lovinia sudah tidak berusaha lagi untuk melepaskan genggamannya, pasrah mengikuti Rolland yang menariknya pergi. Tanpa sadar Lovinia tersenyum mengikuti Rolland seraya melihat tangannya yang masih digenggam erat oleh Rolland.

Rasanya hangat dan nyaman, batin Lovinia.

Tanpa Lovinia sadari mereka sudah sampai di parkiran mobil sekolah. Lovinia sedikit heran kenapa hari ini Rolland membawanya ke parkiran mobil.

I  Can't Take My Eyes Off You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang