LBA 4

593K 38.4K 828
                                    

Aku double, tapi jangan lupa yang chapter sebelumnya di vote juga 😂😂 #hargaiaku #akupenat

***

"Mr.Handsome, tolong jangan bunuh aku. Aku masih memiliki banyak hutang yang harus kulunasi." Tangan wanita itu langsung terkatup di depan wajah dan memohon pada Alexis dengan suara yang lumayan kencang hingga bisa terdengar oleh orang-orang yang berada di depan lobby perusahaan laki-laki itu. "Tolong jangan bunuh aku, Mr.Handsome."

Alexis tercengang.

***

"Apa yang kau bicarakan? Siapa yang mau membunuh siapa?" Alexis meraih lengan Natalie yang bergetar menahan rasa takutnya akan kenyataan yang sedang berseliweran di kepalanya. Alexis berdecak dan semakin mengumpat kesal ketika para pegawainya diam-diam menatap kearahnya dengan tatapan menilai. "Kita bicara di tempat lain!"

"Kau bukan ingin membawaku ke markas, lalu membunuhku disana, kan?" Natalie menarik tangannya saat Alexis menariknya pergi.

"Good News. Aku bukan akan membunuhmu, tapi membiarkanmu menjadi santapan serigala peliharaanku!" Alexis kembali berdecak saat Natalie memperlihatkan wajah tercengangnya. "Berhenti bicara sembarangan! Kita perlu bicara!" Alexis kembali menarik tangan wanita itu bersamanya kearah dalam.

Alexis terpaksa mengabaikan tatapan kebingungan pegawai-pegawai yang ia lewati. Tidak ada waktu untuk menjelaskan, dan tidak ada juga alasan untuk memberi mereka penjelasan. Yang ia pikirkan saat ini adalah segera menyelesaikan masalahnya dengan wanita ini.

Alexis menarik tangan wanita itu ke arah parkiran. Dan dengan sebelah tangannya yang bebas, Alexis menekan kunci mobilnya, lalu membuka pintu mobil sport itu untuk Natalie. "Masuk."

"Bagaimana aku mau masuk kalau kau baru saja mengatakan akan menjadikanku santapan serigalamu?" Tolak Natalie.

"Kau percaya?" Alexis mengernyit tidak percaya. "Cepat masuk."

"Aku harus kembali ke restoran."

"Aku akan mengantarmu. Ayo!"

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"Kau serius mau berdebat denganku?" Sebelah alis Alexis terangkat, lalu kedua tangannya kini terlipat di depan dada.

Natalie meneguk ludahnya. Ia merasa tidak ada untungnya berdebat dengan mafia yang satu ini sekarang. Toh ia sudah terlanjur terlibat, jauh dari yang ia sadari semenjak ia dengan bodohnya menawarkan diri dan tubuhnya. Atau juga rahimnya sekarang.

"Tidak," jawab Natalie singkat. Ia lalu dengan patuh masuk kedalam mobil, meninggalkan Alexis di luar sendirian.

Alexis menggeleng melihat tingkah wanita itu dan berjalan memutar untuk ke pintu kemudi.

Meski banyak yang ingin ia tanyakan, tapi tidak satu katapun bisa keluar dari bibir Alexis saat mobil sudah melaju.

Sedangkan Natalie, nampaknya sudah lupa dengan ketakutannya akan laki-laki di sampingnya, karena wanita itu sekarang sedang mengagumi interior dalam mobil Alexis.

"Ini mobilmu?" Tanyanya retorik.

"Menurutmu, apa aku bisa mempunyai kuncinya kalau ini bukan mobilku?" Balas Alexis setengah menyindir pertanyaan barusan.

"Siapa tahu saja kau hanya supir." Cibir Natalie tanpa sadar kalau suaranya terdengar oleh Alexis.

Alexis melirik sedikit sebelum berdeham, "Kau... kau baik-baik saja?"

"Kalau yang kau takutkan aku tidak cukup sehat untuk menjadi makanan serigalamu, maka aku akan menjawab kalau aku tidak baik-baik saja," imbuhnya lugas.

Love by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang