Yak. Seohyun sadar dia sudah kelepasan bicara. Otaknya seperti terlalu penuh sehingga mulutnya dipaksa untuk sedikit mengeluarkan apa yang ada di dalam otaknya tersebut.
"Apa maksudmu?" tanya Yonghwa setelah beberapa menit mereka hanya diam.
"Apanya?"
"Kata-katamu barusan."
"Aku tidak mengatakan apapun."
"Ya! Jangan bercanda. Aku jelas-jelas mendengarnya."
"Mendengar apa?"
"Seohyun!! Ulangi pernyataanmu barusan!"
"Aku bilang kau orang pertama yang mendengar permainan biolaku."
"Setelah itu?"
"Setelah itu aku hanya diam."
"Kau benar-benar minta dihajar, ya?!"
"Kenapa kau harus menghajarku? Kau ini preman atau apa? Yasudah ya aku masuk dulu," Seohyun bergegeas merapikan biolanya kemudian berjalan melewati Yonghwa.
Tapi kemudian Yonghwa menarik tangan Seohyun sehingga hampir saja Seohyun terpental ke belakang, "kau mau kemana?!"
"Ke dalam. Makan. Mandi. Banyak yang harus kukerjakan," ucap Seohyun sedikit ketakutan. Yonghwa mencengkramnya terlalu kuat.
"Kau tidak akan kemana-mana sebelum menjawab pertanyaanku."
Seohyun melepaskan tangan Yonghwa dengan kasar, meninggalkan sedikit bekas goresan di tangan Yonghwa akibat kuku-kukunya yang panjang, "ck! Kau ini kenapa sih?"
"Berhentilah pura-pura bodoh! Kenapa tidak kau akui saja semua perasaanmu sekarang?"
"Perasaan apa yang kau maksud, hah?"
"Seohyun!"
"Baik. Aku akan mengakuinya kalau kau juga mengakui pernyataanmu di pesta penikahan pangeran Song Joong Ki dan putri Song Hye Kyo!"
Yonghwa mencoba mengingat pernyataan apa yang dimaksud oleh Seohyun. Mungkinkah? Apa yang dimaksud Seohyun adalah pernyataan bodohnya tentang cemburu? Bagus. 1-1 untuk mereka berdua.
"Nah! Sekarang kau terdiam kan?! Sudahlah! Dasar kau pria memalukan! Memaksaku mengakui perasaan sementara kau sendiri seperti pecundang! Sudah sana makan ramen supaya otakmu sedikit mencair!"
Yonghwa bingung apakah ia harus tertawa atau marah? Dia tak pernah tau Seohyun punya cara mendumel yang sangat lucu.
"Jadi maksudmu kau mau balas dendam?"
"Tidak juga."
"Lalu?"
"Lalu apa? Lalu lintas?"
"Seohyun! Cukup main-mainnya. Kau mau bermain kasar?"
"Kau mau mencobaiku?! Aku bisa mencakar dan menerkammu dalam satu hentakan!"
"Coba saja kalau kau berani!"
"Aku juga bisa mematahkan gigi gisulmu yang sangat menggemaskan itu!"
"Apa?"
"Tidak apa-apa."
"Seo Joo Hyun!"
"Jung Yong Hwa."
"Kau perempuan sialan!"
"Memang. Sudahlah. Aku mau mengurusi ubi-ubiku. Berdebat denganmu membuatku terlihat bertambah bodoh!"
Dengan sedikit berlari Seohyun meninggalkan Yonghwa yang masih mematung. Sial. Dia baru saja berpikir hubungannya dengan Seohyun akan sedikit membaik. Apa-apaan ini semua?
Yonghwa memutuskan untuk kembali ke dalam. Bagaimana pun juga dia pasti akan segera bertemu dengan gadis itu. Dan benar saja, Seohyun sudah duduk rapi di meja makan. Begitu melihat Yonghwa, refleks Seohyun langsung membuang muka.
"Silahkan dinikmati sarapannya, Pangeran, Putri. Kalau ada sesuatu yang kurang Anda bisa memanggil saya," suara si kepala pelayan memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Terimakasih," jawab mereka hampir bersamaan. Kepala pelayan tersebut cuman bisa tersenyum menggoda sebelum undur diri dan kembali ke habitatnya di dapur.
Sesekali mereka saling melirik secara bergantian, tapi keduanya masih sama-sama gengsi memulai percakapan. Hingga sarapan itu berakhir dan Yonghwa sudah tidak tahan lagi dengan semua kegilaan ini.
"Baiklah. Aku mengaku kalah. Jadi, ehem..."
Perhatian Seohyun kini fokus mengunci wajah Yonghwa, sehingga pipi Yonghwa sedikit memanas karena salah tingkah, "jadi..." lanjut Yonghwa.
"Jadi apa?" potong Seohyun tak sabaran.
"Sejujurnya aku juga tidak mengerti kenapa aku berkata begitu. Kau tau, kata-kata itu keluar begitu saja."
"Kata-kata yang mana, ya?" pancing Seohyun.
"Yang itu... cem... ehemmm..." Yonghwa menggaruk-garuk kepalanya padahal tak satupun kutu bertengger di sana.
"Cemburu?" Seohyun tersenyum licik penuh kemenangan, "ya! Mengatakan itu saja susah sekali."
"Oh ya? Lalu apa bedanya denganmu? Kau sendiri juga cemburu kan dengan Shinhye?"
"Bagus sekali. Kau bahkan memanggil namanya tanpa imbuhan Putri," Seohyun melipat kedua tangannya di depan dada dengan pandangan membunuh.
"Tentu saja. Sudah kubilang dia mantan gebetanku!"
"Kau bilang wajah mereka hanya mirip!"
"Tidak. Aku yakin seratus persen mereka orang yang sama!" jawab Yonghwa berbohong. Dia merasa tak ada salahnya mencobai Seohyun, memastikan gadis itu benar-benar punya perasaan untuknya.
"Bagus! Kenapa kau tidak mengejarnya sekalian?"
"Benar juga. Ide yang bagus."
"Apa? Kau ini sudah beristri, bodoh! Dan dia juga sudah bersuami! Kau punya otak, tidak?"
"Ya! Kau dan kata-kata kasarmu! Bersikaplah lebih sopan! Kau ini seorang putri!"
"Aku tidak peduli! Kau pria tak berperasaan mati saja sana dirawa-rawa!"
"Kau mau aku mati? Apa kau yakin? Bukankah kau menyukaiku?"
"Hah?!" Seohyun mebelalak tak percaya. Bagaimana bisa Yonghwa membaca perasaannya? "pintar sekali kau mengarang cerita. Sampai menara pisa kembali lurus pun aku tidak akan pernah menyukaimu setitik pun!"
"Oh ya? Kita lihat saja nanti!"
"Terserah! Sudah! Kau jangan menemuiku lagi seharian ini. Aku lelah bertengkar denganmu. Jangan sampai karena pikiran tak logismu aku jadi keguguran!" Seohyun hendak berdiri namun Yonghwa menahannya dengan memegang kedua pundak Seohyun lalu mendudukkannya kembali. Yonghwa menatap kedua bola mata Seohyun lekat-lekat seolah dia sedang berkaca di sana. Mereka berdua memang pasangan paling bodoh sejagad raya. Gengsian, emosian dan selalu mempeributkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu diributkan.
"Ap.. apa... apa lagi?" tanya Seohyun terbata-bata. Sentuhan Yonghwa tepat di kulit pundaknya membuat bulu kuduknya berdiri.
"Sudah kubilang kau tidak akan kemana-mana sebelum menjawab pertanyaanku. Kau mau membuatku menggila?"
Seohyun berusaha menyingkirkan kedua tangan Yonghwa, tapi Yonghwa tak bergeming sedikit pun, "apa?! Jangan menatapku seperti itu!" teriak Seohyun sambil menutupi kedua matanya dengan tangannya.
Satu tangan Yonghwa menangkap kedua pergelangan tangan Seohyun lalu menguncinya sementara tangan yang lain tetap memegang pundak Seohyun dan kini Seohyun tidak bisa lagi meronta atau berbuat apapun.
"Jawab dengan jujur. Aku lelah dengan semua kode-kode anehmu. Seohyun, apa kau menyukaiku? Jika ya katakan ya jika tidak katakan tidak!"
Dan Seohyun cuman bisa menelan ludahnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale - Yongseo
FanfictionTakdir begitu kejam menjebak Yonghwa dalam situasi yang mengharuskannya selalu bersama gadis kasar, manja dan lemah itu. Yonghwa membencinya, sampai rasanya ingin membunuh. Yonghwa membencinya, iblis bertopeng perempuan yang sukses membuat darahny...