Bab 03 Salah!

9.8K 1.2K 23
                                    

Badai mengacak rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Badai mengacak rambutnya. Terlalu kesal dengan wanita di depannya. Sungguh, seperti terkena kotoran yang jatuh ke mukanya. Dia tidak melakukan apapun tapi menjadi tertuduh utama.

"Maksud kamu aku yang menghamili Wanda?"

Badai kembali menatap Embun yang kini menatapnya dengan tatapan benci kepadanya. Mereka telah berpindah dari dalam cafe ke area parkir mobil yang ada di halaman belakang cafe. Dan Badai membiarkan Embun berdiri di depannya. Padahal dia sendiri sudah duduk di dalam mobilnya dengan pintu terbuka.

"Sekarang juga kamu ikut ke rumah. Dan nikahi adikku. Wanda sedang stres berat."

Badai meniupkan asap rokok ke depan wajah Embun. Wanita itu terbatuk- batuk dan melangkah mundur.

"Kalau aku tidak mau kamu mau apa?"

Tentu saja Embun langsung menatapnya dengan galak. Bahkan sekarang rambutnya yang di kuncir itu sudah berantakan karena Embun berkali-kali mendesah dan menggelengkan kepalanya dengan gusar.

"Aku tidak akan melepaskanmu. Akan ku bawa masalah ini ke polisi kalau kamu tidak mau bertanggung jawab!"

Badai hanya menyipitkan matanya. Sebal dengan gangguan yang ada. Harusnya dia sudah berkencan dengan wanita cantik dan seksi yang tadi sempat meminjam ponselnya.
Tapi gara-gara kedatangan Embun semuanya kacau.

"Memang atas dasar apa kamu menuduhku? Aku pun tidak tahu kalau adikmu itu sudah tidak perawan, apalagi menghamilinya."

Badai meniupkan asap rokok lagi ke depan Embun. Membuat wanita itu meradang.

Secepat kilat Embun menghindar darinya. Tapi sepertinya sedang menyusun sebuah rencana.
Badai hanya menatapnya bosan. Dia ingin segera pergi dari depan Embun saat ini juga.

"Kalau kamu tidak mau pulang bersamaku, aku akan berteriak kalau kamu mau memperkosaku."

Tentu saja Badai langsung menegakkan tubuhnya. Berusaha keluar dari dalam mobil. Lalu menginjak rokoknya dengan sepatunya saat dia sudah menapak di tanah.

"Jangan berani lakukan itu!" Ancam Badai dengan sebal. Dia memang playboy tapi dia tidak suka kalau namanya tercemar.

"Tentu saja aku berani. Tolooong pria ini mau..."

Sebelum Embun berteriak lebih keras lagi. Dengan cepat Badai sudah merengkuh Embun ke dalam pelukannya. Dan membekap mulutnya dengan ciuman. Hal itu tentu saja membuat keduanya terkejut atas kontak fisik yang tiba-tiba itu.

Badai langsung mendorong tubuh Embun. Begitu juga Embun. Mereka sama-sama mengusap mulut mereka masing-masing.

"Kurang ajar kamu!"

"Sekarang juga kita ke rumahmu! " Badai langsung menarik tangan Embun untuk masuk ke dalam mobilnya. Dia tidak mau membuat keributan di tempat ramai begini.

BADAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang