Bab 04 Dilema!

10.2K 1.3K 25
                                    

Api itu berkobar dengan begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Api itu berkobar dengan begitu cepat. Melalap semua yang ada di depannya.
Berusaha menembus api yang makin membumbung tinggi.

Badai menembus asap yang membuatnya terbatuk-batuk. Suara orang batuk juga terdengar begitu nyata di depannya.

Ini tugasnya. Ini kewajibannya. Suara kaca pecah yang begitu nyata membuat Badai berhenti untuk sesaat. Dan kini menatap atap rumah yang tiba-tiba ambruk begitu saja. Memancarkan cahaya jingga dari api yang menjilat dengan nyata di depannya.

Badai mulai menyingkirkan kayu  yang ada di depannya. Mencoba menyingkirkan apapun yang menghalangi jalannya.

Matanya sudah terasa pedih, nafasnya sudah terbatas. Saat akhirnya dia bisa menembus ruangan yang di duga masih ada korban kebakaran yang tertinggal.

Suara batuk seorang wanita makin membuatnya menatap depannya yang sudah berkabut asap. Jilatan api yang mulai membakar tembok sampingnya membuatnya segera berlari dan mencoba meraih seorang wanita yang kini meringkuk di atas lantai.

"Tenanglah. Kita akan keluar dari sini."

Badai merengkuh wanita itu. Wanita yang sepertinya sudah kehabisan nafas karena asap pekat yang kini mengelilingi mereka. Hawa panas mulai terasa membakar tubuhnya.

Badai langsung menggendong wanita itu. Membawanya dalam tangannya yang tegap. Dia memejamkan mata untuk mencoba menguatkan diri. Lalu membuka matanya dan menatap nanar api yang sudah membakar hampir seluruh ruangan kamar ini.

Tapi Badai harus bisa menyelamatkan wanita ini.

"Eeeehh..."

Erangan wanita itu membuat Badai dengan nekat menembus pintu yang sudah di lahap api. Baju seragamnya memang sudah di desain anti api. Tapi dia takut tubuh wanita yang digendongnya itu terkena jilatan api.

"Kalau kita selamat sampai di luar, aku akan menikahimu!"

Itu janji yang diucapkan karena kondisi mendesak. Selama 3 tahun ini dia menjadi pemadam kebakaran, belum pernah dia menyelamatkan seseorang dalam kondisi yang sangat parah ini.

Dia tidak peduli kalau wanita yang diselamatkannya ini jelek ataupun sudah tua. Dia hanya meneriakkan kata-kata itu untuk memperkuat tekadnya. Dia masih ingin hidup dan menikmatinya. Jadi dia belum mau mati.

Setelah berteriak, Badai akhirnya berlari dengan cepat. Rasa panas terasa menjilat tubuhnya. Tapi dia terus berlari dengan seorang wanita ada di dalam gendongannya.

Badai tetap berlari. Tidak peduli. Sampai akhirnya dia bisa menghirup udara segar. Beberapa orang langsung menyambutnya.

Dia jatuh bersimpuh di atas tanah yang juga terasa panas.

"Alhamdulilah."

Dia kembali berteriak. Wanita yang ada di dalam gendongannya terbatuk. Lalu menggeliat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BADAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang