Matt P.O.V
"Jinxx diselamat kan oleh seorang sniper? Mungkinkah dia?" tanya ku dalam hati.
Aku pun meneguk secangkir kopi yang masih berasap. Aku terus memikirkan kata - kata tony.
"Jika dia kembali maka--" seketika lamunan ku buyar. Seorang gadis telah berdiri di depan pintu kamar Jinxx.
"Kau sudah sadar rupanya" ucap ku.
"Dimana aku? Siapa kau?" ucap gadis itu raut wajah bingung.
Belum sempat aku membuka mulut ku Jinxx telah masuk ke ruangan itu.
"Dia Matt, kau berada di tempat ku Trish" ucap Jinxx.
"Jake? Kau kah itu?" ucap Trish.
"Wah wah wah, sebaiknya aku pergi dulu saja, selamat menikmati masa muda Love Birds" ucap ku.
Aku pun berdiri dan beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
Jake P.O.V
"Dasar Matt!" gerutuku dalam hati.
"Love Birds?" ucap Trish dengan raut bingung.
"Jangan hiraukan dia" ucap ku.
"Thanks" ucap Trish.
"Okay, bagaimana dengan luka mu?" ucap ku lagi.
"Never better, kau yang mengobatiku? Thanks a lot!" ucap Trish sembari tersenyum.
Aku hanya membalas nya dengan senyuman datar ku. "Duduk lah" ucap ku.
"Baiklah" balas Trish.
"Bagaimana bisa kau berakhir di tangan bedebah - bedebah itu?" tanyaku.
Trish terdiam, dia mulai menetaskan air mata. "Soal ayahmu, aku hanya bisa menguburkannya di sebelah swalayan itu" ucap ku.
"T-thanks" ucap Trish.
Aku hanya bisa tersenyum lagi. Aku bisa melihat dia memendam kesedihan yang amat dalam.
"Keluarkan semua nya, kau bisa ceritakan semuanya padaku, dengan begitu kamu akan merasa lebih baik" ucap ku.
"S-semuanya berawal lima belas tahun lalu. Ledakan besar itu membunuh semua keluargaku kecuali ayah ku. Saat ledakan besar, aku dan ayah ku sedang berada di perjalanan. Cukup jauh dari kota" jelas Trish.
"Lalu?" tanya ku lagi.
"Kami melihat beberapa misil dari atas langit menghantam ke arah kota, kami berdua melihat banyak ledakan besar terjadi. Bahkan dampak dari ledakan yang paling dekat dengan kami menyebabkan mobil kami terguling. Waktu itu aku masih berumur enam tahun" sambung Trish.
"Bagaimana kalian bisa bertahan?" tanya ku lagi.
"Kami berburu, terkadang juga merampas beberapa supermarket yang kosong. Hingga akhirnya kami memasuki sebuah supermarket, mulai mencari makanan dan tiba - tiba beberapa pria datang. Mereka langsung masuk. Ayah ku menyadari hal itu. Dia menarikku dan menyuruh ku bersembunyi. Baku tembak sempat terjadi, aku mengintip dan melihat ayah ku terluka parah. Mereka tidak memberinya ampun sama sekali. Mereka bukan manusia lagi!" jelas Trish.
"Mereka menemukan mu dan hendak melukai mu?" tanya ku
Trish hanya bisa memeluk kedua lututnya sembari terus meneteskan air mata mengingat sosok ayah nya.
"Tenang Trish, kami disini bisa menjadi keluarga barumu" ucap ku sambil memegang bahu nya.
"Yap, kita bisa jadi keluarga. Aku akan menjadi kakak ipar mu, dan matt akan menjadi mertua barumu" ucap tony yang berdiri di depan pintu sembari terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soldier Of Wasteland [SOW]
Science FictionKu pandang jam weker disampingku yang telah menunjukan pukul 06:51. Hal pertama yang terlintas di benak ku, "kemana ibuku?". Aku hanyalah seorang anak berumur enam tahun, yang masih berlindung dibalik punggung ibuku. Suara rusuh datang. Banyak orang...