9. Dua Hati Terluka

15K 578 5
                                    

Halo para readers? 😘
Ada foto Alvin lagi tuh, gimana keren yah? 😁
Yang kangen sama Fero nanti foto nya nyusul lagi deh 😊

****


Viola berjalan menyusuri koridor sekolah sambil memegangi kedua pipi nya. Perasaan malu itu masih ada hingga sekarang bersarang di benak Viola. Sungguh ia tak tau habis ini mau di taruh dimana muka nya ketika ketemu Alvin dan teman nya itu.

Viola masuk ke kelas dengan wajah memerah. Ia duduk sendirian di kelas.

Sesekali ia memikirkan kejadian tadi, sesekali juga ia memikirkan tentang nilai-nilai nya akhir-akhir ini menurun. Bagaimana tidak? Kalo hampir setiap hari dirinya kena hukum. Ia juga sering melewati mapel. Viola termenung memikirkan itu semua.

"Hufttt.. Gimana gue pinter kalo kerjaan gue di hukum mulu" ucap Viola pada diri nya sendiri.

Tak lama ia termenung, kakak nya dan Keily masuk ke kelas dengan tatapan horor.

"Waahh parah lo La. Gue sama kakak lo muter-muter nyariin lo, eh lo nya malah uda duduk aja disini, nyantai lagi" celetuk Keily sambil memain-mainkan ujung rambut nya.

"Iya La lo dari mana aja sih? Kita capek tau ngelilingi nih sekolah buat nyari lo doang, eh gak tau nya lo disini, pan tadi kita kesini lo gak ada, lo kaya hantu deh suka ngilang-ngilang" tambah Viona.

"Gue... Gue di suruh bu Ina bantuin ngedata kak, iya ngedata" bohong Viola dan menggaruk kepala nya yang tak gatal.

Viona dan Keily percaya dan mengangguk saja.

Viola celingak-celinguk mencari Fero, namun di kelas tak ada tanda-tanda Fero berada.

"Lo nyari apaan sih La? Gelisah mulu tuh kepala" seru Keily sambil ikutan celingak-celinguk gak jelas.

"Eh enggak, kok Fero gak ada ya? Inikan uda mau les ke empat" balas Viola tanpa ragu.

"Tumben banget lo nyari tuh anak? Kenapa?" tanya Viona mengintrogasi.

"Uluhh Viola care banget sih sama Fero, kaya pacar nya aja" Sindir Keily. Mendengar sindiran Keily, Viola jadi gugup.

"Eh bukan gitu, apaan sih kalian. Gue cuma mau nyampein aja ke dia kalo tadi dia di cariin bu Ina" ucap Viola mengelak. Ia tak tau lagi mau beralasan seperti apa. Semoga aja Viona dan Keily percaya.

"Ngapain bu Ina nyariin Fero?" tanya Viona kepo.

"Mana gue tau kak, gue kan cuma di suruh aja, lagian gue gak nanya mau ngapain" jawab Viola. Ia merasa kagum dengan diri nya sendiri yang sekarang jago sekali berbohong.

"Oh, tadi sih yang gue dengar, Fero izin mau latihan ngeband gitu, kan band mereka bentar lagi mau tampil di acara ulang tahun sekolah" kata Keily.

"Oyah? Emang tahun ini buat acara ya? Gue kok gak tau? Emang Fero anak band ya? Itu juga gue kok gak tau?" tanya Viola bertubi-tubi. Viola memang tak tau jika Fero juga anak band, ia juga tak pernah mendengar Fero bernyanyi, jadi ia cukup syok mendengar itu dari Keily.

"Aelah atu-atu dong nanya nya. Lo sih tadi lama banget di toilet nya. Waktu lo ke toilet, ketua osis tuh kemari, ngumumin kalo ulang tahun sekolah bakal di buat acara di sekolah, dan acara nya itu malam lo, terus buat apa lo tau kalo Fero anak band? Emang lo siapa nya Fero? Lagian lo juga gak pernah nanya-nanya tentang Fero kan? Ya jelas lo gak tau. Gue aja baru tau tadi karena Fero minta izin ke pak Burhan, kalo gak gue juga gak bakal tau" jawab Keily panjang lebar.

Viola merasa hati nya sakit ketika Keily mengatakan emang lo siapa nya Fero?

Iya sadar bahwa ia tak berarti apa-apa buat Fero.

"Kenapa La? Kok diam?" tanya Viona bingung.

"Eh enggak. Iya ya, gue kan bukan siapa-siapa nya Fero, hehee..." Viola tersenyum kecut.

"Tapi keren juga ya Fero itu. Anak basket terus anak band juga, keren banget deh" seru Keily sambil senyum-senyum.

"Iya keren" tambah Viona tanpa sadar. Viona senyum-senyum sendiri memikirkan Fero.

Keily dan Viola bingung dengan ekspresi itu, karena selama ini Viona tak pernah tersenyum semanis itu apalagi alasan ia tersenyum semanis itu karena memikirkan seorang laki-laki.

Viola hanya bersyukur melihat kakak nya bahagia. walau sebenarnya hati nya terluka. Di pikiran Viola, kemungkinan besar kakak nya menyukai Fero, tapi kenapa harus laki-laki yang sama?

"Hayoo kakak kenapa senyum-senyum sendiri? Bilang Fero keren lagi, ih kakak uda mulai suka ya?" goda Viola, padahal suasana hati nya sekarang lagi buruk tapi ia tetap ingin melihat kakak nya itu tersenyum.

"Ih apaan sih Viola" balas Viona malu, wajah nya memerah sekarang.

"Cieeee Viona blushing cieeee" tambah Keily semakin menggoda Viona.

Viona memegangi kedua pipi nya dan kembali tersenyum. Tanpa mereka sadari ada dua hati yang terluka.

Ya, pertama Viola yang sedang berpura-pura ceria di depan mereka. Dan yang kedua, tanpa mereka sadari, Alvin mendengar setiap kata yang mereka ucapkan. Karena dirinya sedang bersembunyi di bawah jendela, dan jendela itu letak nya di samping tempat duduk Viona dan Viola.

Alvin tersenyum kecut. Tadi nya ia ingin mendatangi Viona, tapi setelah mendengar percakapan mereka, seakan-akan jantung Alvin berhenti berdetak, mungkin kah cinta nya bertepuk sebelah tangan? Apa ia harus berhenti mengejar Viona? Apa usaha nya selama ini harus berhenti sampai di sini? Alvin mengurungkan niat nya untuk menemui Viona dan balik ke kelas nya dengan perasaan cemburu.

Di sisi lain, Viona terus memikirkan perkataan adik nya, apa benar ia menyukai Fero?

Tak lama guru mereka datang dan membuyarkan lamunan Viona. Mereka kembali belajar tanpa ada nya Fero di dalam kelas.

Selama pelajaran berlangsung, Viona baikpun Viola tak bisa berkonsentrasi dan memahami pelajaran dengan benar. Pikiran kedua nya melayang kemana-mana. Viona memikirkan tentang perasaan nya, dan Viola pastilah memikirkan Fero dan bagaimana dengan kelanjutan hubungan nya.

***

Maaf ya lama update nya 😁
Lagi sibuk mau kuliah ini author nya, hehehee 😁
Tapi author janji deh bakal sering-sering update 😁
Jangan lupa Vomment nya ya 😊

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang