46. Reason

18.4K 1.3K 175
                                    

Baca doa sebelum membaca!
Next part? 300+ vote dan 30+ komenn 💕

Author pov
Wanita paruh baya itu menangis mendengar kabar bahwa anak lelakinya itu mengalami kecelakaan yang ternyata disengaja. Ia langsung menghambur kepelukan suaminya.

John memeluknya erat sambil mengelus bahunya, untuk menenangkan tangisan istrinya. Mereka sedang duduk dikursi tunggu rumah sakit bersama teman teman attha.

"Mama yang sabar ya." Ucap ana dengan suaranya yang parau akibat menangis. Bara mengelus bahu kekasihnya lembut sambil merangkulnya.

Roby yang baru saja tiba langsung bertanya tentang bagaimana kabar attha. "Attha gimana bar?"

"Ehmm, attha lagi ditangani dokter rob." Jawab bara setenang mungkin dengan wajah khawatirnya. Roby mengangguk dan mengacak rambutnya kasar.

"Kak, aku sudah mengurus tentang seseorang yang sengaja menabrak keponakanku. Sesuai data yang kuketahui, ia bernama adit dan kalau tidak salah ia baru saja keluar dari penjara." Ujar rendy selaku om dari attha dan ia adalah seorang polisi.

Setelah mendapat kabar dari rumah sakit bahwa anak lelakinya baru saja mengalami kecelakaan, john langsung menyusul kerumah sakit dan langsung menelpon adik kandungnya yang bernama rendy itu.

Roby dan bara terkejut mendengar ucapan rendy yang menyatakan bahwa aditlah pelaku dari masalah ini. Tunggu, berarti adit sudah lama keluar dari penjara. Bagaimana dengan axel dan bertha?

"Nama itu tak asing ditelingaku, tapi bagaimana urusannya?" Ucap john masih merangkul istrinya. "Dia udah dibawa kekantor polisi jadi kakak tenang aja."

John mengangguk beberapa menit sebelum seseorang yang mengenakan jas putih dengan stetoskop yang terkalung dilehernya, keluar dari suatu ruangan yang didalamnya terdapat anak lelakinya itu.

"Gi—"

"Gimana anak saya dok?" Tanya rosa sambil melepaskan pelukannya dari suaminya.

"Dia... ehm  ada sedikit gangguan dikepalanya, mungkin karena kepalanya duluan yang terhempas keaspal. Dan juga ada kemungkinan akan geger otak dibagian kepalanya. Tapi itu hanya kemungkinan, kita dapat melihatnya saat ia sadar dari komanya. Permisi." Rosa menutup mulutnya dengan air matanya yang mengalir deras, ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa putranya akan mengalami hal seburuk itu.

"Ma itu baru kemungkinan, mama tenang dulu." Ucap john menenangkan istrinya. Ia langsung meminta izin masuk kedalam ruangan itu untuk menjenguk anaknya.

John, rosa, dan anapun masuk bersama dan bergantian dengan bara, roby, juga feby dan rafa. Em dan reza yang baru saja datang langsung masuk kedalam ruangan itu.

Semuanya menahan tangis melihat sahabtnya yang selalu ceria dan menghibur ini terkulai lemas diatas brankar dengan kepala yang telilitkan perban.

Feby menyenggol bahu em yang sedang berpura pura menangis. "Sst!!"

"Apa! Sepupuku semoga kau tenang di a—"balas em menatap attha sambil mengusap air matanya yang tidak sama sekali keluar dengan cara dilebay lebaykan. "Hehh!! Dia masih idup tolol!"

"Ehh kata bara dia udah meninggal." Bisik em pada feby sambil mengurungkan tangisnya. "Belom oon."

Em yang merasa salah informasi langsung menegapkan badannya seolah ia tak merasa sedih dan tenang tenang saja. Feby yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Wife in seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang