Dont say

478 48 16
                                    

Bagaimana Seohyun bisa menjawab dengan tenang jika dipandangi begitu dalam oleh Yonghwa?

"Aduh... perutku sakit. Aku akan memberi jawaban setelah menyelesaikan urusanku di kamar mandi," Seohyun memasang wajah kesakitan yang tentu saja cuman akting belaka. Tapi ekspresi Yonghwa tidak berubah sedikitpun. Tatapannya tetap lurus dan dalam menusuk Seohyun. Mengisyaratkan agar Seohyun berhenti melakukan hal bodoh atau Yonghwa akan segera membuangnya ke laut.

"Yonghwa... kenapa harus setegang ini sih? Bisa tidak kau melepaskan tangan dan pundakku?" pinta Seohyun. Tapi Yonghwa tetap bersikeras dengan posisinya.

"Yonghwa..."

"Yong-yong..."

"Yoonggggggg......"

"Ya!!!" Akhirnya Seohyun kesal sendiri dan mulai memberontak sekuat tenaga, "baiklah! Aku menyukaimu! Kau puas?!"

Meski sudah mendengarnya setiap malam, tetap saja Yonghwa terkejut dan berdebar mendengar pernyataan langsung Seohyun. Perlahan ia melepas cengkaramannya, "sudah kuduga, padahal aku hanya bercanda dan sekedar mengetestmu," kemudian tersenyum licik. Seohyun yang melihat perubahan Yonghwa semakin kesal.

"Kenapa kau tersenyum? Puas? Merasa menang? Pria licik! Aku benar-benar membencimu!" ckckck. Belum sampai satu menit Seohyun menyatakan perasaannya. Dia sudah langsung berubah bak bunglon di atas pohon. Seohyun yang mengira Yonghwa sedang melemah memanfaatkan situasi tersebut untuk kabur secepat mungkin dengan embel-embel membanting kursi dengan kasar.

Yonghwa tak mau kalah lagi, dia mengejar Seohyun yang sedang berlari ke kamar. Dengan cepat Yonghwa menahan pintu sebelum Seohyun menguncinya.

"Apa lagi sekarang? Kau puas mempermainkanku?! Selamat, kau berhasil membuatku terlihat seperti wanita tertolol di muka bumi ini. Sekarang kau mau apa? Tertawa sana sekeras mungkin!"

"Aku tidak mengatakan apapun," protes Yonghwa.

"Diam! Aku benci setiap perkataan yang keluar dari mulutmu. Sekarang menyingkirlah! Aku butuh sendirian!"

"Ya! Kau ini kenapa?"

Seohyun mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong Yonghwa ke tempat tidur kemudian berlari keluar dan mengunci Yonghwa di dalam. Yonghwa menggedor-gedor pintu memaki sikap kekanakan Seohyun.

"Seohyun! Buka! Ya!"

Tapi Seohyun tak peduli lagi. Dia meninggalkan Yonghwa dengan kunci yang masih bertengger di pintu luar. Segera dia berlari ke taman. Ya. Dia sangat membutuhkan asupan oksigen sebanyak mungkin.

Yonghwa masih menggedor-gedor pintu dengan heboh. Para pengawal yang panik langsung berkumpul di depan pintu kamar.

"Pangeran. Anda baik-baik saja? Apa yang terjadi?" teriak Jungshin dari luar. Bukannya Jungshin tidak melihat kunci yang bertengger di luar, dia hanya ingin memastikan dan mendengar perintah Pangerannya dulu sebelum bertindak.

"Jungshin! Bisakah kau membuka pintunya dari luar?"

Segera Jungshin membuka pintu, membebaskan Yonghwa yang terlihat penuh kemarahan.

"Apa Anda terluka?"

"Tidak. Seohyun. Dia mengunciku dari dalam hanya karena aku memaksanya mengakui perasaannya. Sekarang aku akan segera menemuinya dan membuat perhitungan dengannya!"

Beberapa pengawal setengah mati menahan tawa. Betapa kekanakannya Pangeran dan Putri mereka. Tapi disisi lain mereka senang karena semakin hari Pangeran dan Putri mereka semakin terlihat mesra.

Setelah membungkam para pengawal yang cengengesan dengan tatapan paling mematikan, Yonghwa langsung pergi mencari Seohyun. Tak perlu pikir panjang, Seohyun pasti sedang berada di taman.

Fairytale - YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang